Seno menghisap rokok. Lalu ekor matanya melihat seseorang yang dia kenal berlari dengan cepat ke trotoar. Dia berlari mengejar orang yang tersebut, yaitu Yulita. Namun kakinya tiba-tiba kaku. Tak ada cara lain, dengan cepat dia menelepon Anggun dan memberitahu untuk mengejar Yulita.
Dia membalikkan tubuhnya. Berjalan ke arah hotel. Namun hatinya tak bisa dibohongi. Dia merasa khwatir. Dia merasa panik. Dia berlari ke hotel. Mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. Dia menelusuri trotoar, matanya dengan teliti melihat setiap orang yang berjalan di atas trotoar yang cukup ramai itu. Hingga ujung trotoar, dia tak menemukan Yulita. Dia semakin merasa khawatir. Dia dengan cepat menghubungi Anggun kembali untuk mempertanyakan keberadaan Yulita. Namun ternyata Fosil pun belum menemukan Yulita. Tanpa memperdulikan Milah yang mungkin menunggunya sekarang untuk pulang. Dia tetap mencari Yulita di tepi jalan.
Hingga waktu menunjukkan pukul 22.45. Dia memutuskan untuk ke rumah Yulita sambil mencarinya ke arah rumah perempuan itu. Sepanjang jalan dia tak menemukan, hingga akhirnya mobil terhenti di depan rumah Yulita. Lagi-lagi rumahnya tak terkunci. Dia masuk begitu saja. Mencari Yulita ke setiap ruangan bawah, lalu dia berjalan ke atas.
Rasanya lega setelah melihat Yulita tertidur begitu lelap. Walau perjuangannya sia-sia untuk mencari Yulita hingga berkeringat. Dia masuk ke dalam kamar Yulita. Dia melihat rangkaian bunga palsu yang dia berikan pada Yulita, saat dirinya menyatakan perasaannya di depan anak RS. Dan di samping bunga itu, ada pigura miliknya yang terdapat lukisan Yulita. Dia tertawa kecil. "Ternyata dia yang ambil."
Dia berdiri di depan meja. Dia melihat buku yang terbuka.
Kamu gak tahu, betapa sakitnya aku saat aku harus simpan ini semua. Menyimpan apa yang sebenarnya membuat aku bahagia, yaitu memilikimu. Aku berhak memilikimu Sen. Karena kita saling mencintai. Kenapa harus pergi lagi?
Dan untuk surat kamu. Ada kalimat yang ingin aku jelaskan. Aku memang masih mencintai Alam, karena dia telah mengubah hidupku walau sementara. Namun kamu harus tahu, bagaimana rasa aku ingin memilikimu. Seberapa besar aku ingin memilikimu. Rasa itu melebih aku yang masih mencintai Alam. Sungguh dan sungguh aku ingin memilikimu lagi Sen. Seperti dulu.
Kembalilah Sen. Sebagaimana kamu harus memiliki kebahagiaan yang sama denganku. Yaitu kita yang saling mencintai.
Sudahilah cerita menyedihkan ini. Sudahilah kebohongan yang menyakitkan ini.
Kembalilah. Ada cerita yang ingin aku rangkai bersamamu.
Seno terdiam. Ada rasa bersalah pada diri sendiri. Seharusnya dia tak gegabah saat itu, yang begitu saja melepaskan Yulita kedua kalinya. Dia keluar dari kamar, lalu menuruni tangga sambil menelepon Anggun untuk menyuruh ke rumah Yulita. Namun tiba-tiba ada suara seseorang masuk. Ternyata Alam.
Tanpa mengucapkan kata apapun. Alam memukul Seno. "Ngapain lo sama cewek gue?!" wajahnya sudah emosi.
Seno membalas dengan pukulan teringat dengan Yulita yang berlari dari hotel. "Lo apain dia sampe dia lari-larian dari hotel?!" dia memukul kembali hingga puas.
Alam tak membalas. Dia terdiam. Baginya sekarang tak ada waktu, yang terpenting saat ini dia menemui Yulita. Dia berlari ke lantai atas kamar Yulita.
Seno keluar dari rumah Yulita. Dia tak benar-benar pergi jika Anggun belum datang. Dia menunggu Anggun di dalam mobil yang dia parkiran 200 meter dari rumah Yulita. Setelah Alam pergi, tak lama Anggun dan Aira datang ke rumah Yulita.
"Tadi ada Alam masuk. Dia gak apa-apa?" tanya Seno dalam sebuah telepon dengan Aira.
"Dia gak apa-apa. Dia masih tidur." Jawab Aira.
"Syukur kalau gitu." Akhirnya Seno merasa tenang. Dia pun menutup telepon.
o
YOU ARE READING
TERIMA KASIH HUJAN
Dla nastolatkówSeseorang mengganggu hidup Yulita Nurul Azmi. Hanya karena dia menolongnya saat hujan deras. Dia selalu mempermalukan laki-laki bernama Seno itu agar tak menganggunya. Namun Seno membalas tindakannya dengan mengungkapkan perasaan di depan semua oran...