Yulita melihat jam dinding. Dilihatnya sudah pukul 21.45. Dia menutup buku yang baru saja dia pelajari sejak 2 jam yang lalu. Dia merebahkan kedua tangannya karena merasa pegal. Tiba-tiba dia mendengar bel rumah berbunyi. Segera dia keluar dari kamar dan berlari menuruni anak tangga. Karena dipikirannya itu adalah Seno yang baru pulang.
Yulita membuka pintu. "Alam?" dia terkejut. Dia terdiam beberapa detik. "Ayo masuk," ajaknya.
Mereka duduk di ruang tamu. Yulita lebih dulu menyuguhkan kopi hangat. Mereka hanya terdiam. Namun akhirnya Alam membuka mulut untuk menyampaikan tujuannya. "Gimana kabar kamu?"
Yulita mengangguk. "Baik." Diakhiri dengan senyum.
"Aku ke sini cuman mau bilang. Kalau saat itu aku gak ada hubungan apa-apa sama Sella. Aku cuman dijebak."
Yulita terdiam. Perlahan matanya menatap Alam untuk memastikan pernyataan itu bohong atau benar. Namun tak ada tanda-tanda jika Alam berbohong. Hendak dia akan mengatakan sesuatu, tetapi Alam memotongnya.
"Gue juga gak bisa maskain lo gitu aja dengan hati lo yang cuman buat Seno. Gue yakin. Sekarang lo bener-bener udah bisa sayang sama dia." Alam tersenyum. "Gue cuman mau ngomong itu." Dia berdiri.
"Yulita!" seru seseorang dari pintu rumah. Ternyata Seno yang sedang melotot dengan wajah garang melihat mereka berdua. Dia berjalan cepat dengan mengepalkan tangannya.
Yulita yang akan tahu dengan tindakan Seno, langsung mengahalangi. Dia memberanikan diri berdiri di depan Seno dan memegang kedua tangannya. "Aku mohon kamu jangan pernah ada masalah lagi sama dia!"
"Tapi dia yang cari masalah!" Seno tetap kesal.
Yulita menghadap Alam. "Aku mohon kamu pulang." Suruhnya. Tangannya memegang erat kedua tangan Seno agar dia tak melakukan hal apapun pada Alam. Hendak Seno akan memukul Alam, Yulita menahannya.
Akhirnya Alam keluar dari rumah Yulita tanpa terjadi apapun. Namun kini hanya tinggal ada Yulita dan Seno. Seno melihat Yulita tajam. Jantung Yulita berdebar. Dia merasa bingung dengan apa yang seharusnya dia lakukan.
"Ada hubungan apalagi kamu sama dia?!" kesal Seno tidak hilang.
Yulita terdiam beberapa detik. Menghela napas lebih tenang. "Dia cuman bilang saat itu dia gak tidur sama Sella." Jawabnya gugup. Gugup dengan sentakan Seno.
"Terus kalau dia gak tidur sama Sella. Lo bakal sama dia lagi?!" tanya Seno sambil melotot.
Tiba-tiba amarah Yulita menaik dengan kelakuan Seno. "Dia cuman mau jelasin yang sebenernya. Apa itu salah?! Lagian cuman ngomong itu." Dia menelan ludah. "Dia tidur sama Sella atau gak pun aku bakal pilih kamu, Sen!" tegasnya untuk meyakinkan Seno.
Seno terdiam. Melihat Yulita dengan tatapan tajam. Perasaan Yulita sudah tak karuan. Seno pergi begitu saja. Yulita mengejar dan menarik tangan kiri Seno. "Sen, aku mohon kamu jangan bikin masalah lagi!"
Seno berusaha melepaskan tangan Yulita dengan kasar. Sampai dia berhasil pergi dari rumah Yulita. Yulita dengan cepat menghubungi RS agar tidak terjadi perkelahian antara Seno dan Alam. Tapi ternyata Seno pergi ke kafe, bergabung bersama RS dan tidak ada Alam.
YOU ARE READING
TERIMA KASIH HUJAN
Teen FictionSeseorang mengganggu hidup Yulita Nurul Azmi. Hanya karena dia menolongnya saat hujan deras. Dia selalu mempermalukan laki-laki bernama Seno itu agar tak menganggunya. Namun Seno membalas tindakannya dengan mengungkapkan perasaan di depan semua oran...