4.

3 1 0
                                    

"Lo gak gila 'kan?" tanya Ica tiba-tiba pada Yulita yang baru saja masuk kelas dengan santai. "Motor lo juga dipake sama dia segala. Emang dia siapa lo?"

Yulita menanggapinya dengan santai. "Itu cuman mainan dia."

"Terus kenapa lo terima?"

"Gak mungkin dong gue nolak dia di depan umum. Bukan dia aja kalau gitu yang malu, tapi gue juga." Jawab Yulita. "Dia cuman bales dendam, karena kejadian kemarin."

"Kita cuman mau ngingetin, dia bekas musuh kita!" tegas Laras. "Apa kata musuh kalau ngambil bekasnya?" Fosil melihat pada Milah secara bersamaan.

"Ini masalah harga diri kita!" tegas Anggun.

Yulita tak merespons sama sekali.

*Istirahat

Satu sekolah tiba-tiba ramai. Mereka berlarian ke lapang olahraga untuk melihat sesuatu yang terjadi. Namun tidak bagi Fosil, mereka tetap santai duduk di kursi kantin sambil menikmati mie ayam bersama.

"Tanyain dong, ada apaan?" suruh Ica pada Hana.

Hana pun menanyakan pada murid yang sedang berlarian ke lapang olahraga.

"Seno berantem sama Pak Sutisna." Jawabnya tergesa-gesa.

Fosil terkejut. Begitupun Yulita. Dia berekspresi biasa saja namun ada pertanyaan yang melayang dalam pikirannya. Dia bikin masalah apa lagi? Dia kembali memakan mie ayam, namun pertanyaan itu masih melayang dalam benaknya. "Bukannya Naumi anak Pak Sutisna?" tiba-tiba dia mempertanyakan hal itu.

Serempak Fosil mengangguk dan mereka langsung diam.

"Jangan, jangan,"

"Jangan, jangan karena dia sama lo makanya bokapnya marah karena anaknya ngadu?!" tebak Anggun.

"Tolongin dia mendingan." Usul Laras. Serempak Fosil melihat Yulita.

"Apaan sih lo?!" Yulita mengerutkan kening dan mengangkat kedua halisnya. "Itu sih salah dia, kenapa maunya ke sana ke sini." Dia lanjut memakan mie ayam. Namun Fosil masih tetap melihatnya serius. Dia kesal melihat hal itu. "Lagian kalian kenapa sih?! Bukannya kalian ngelarang gue deket sama dia?"

"Secara gak langsung 'kan lo tetep pacarnya dia. Lagian lo juga ikut 'kan sama masalahnya." Ujar Aira.

"Udah ah. Gue males." Yulita lanjut memakan mie.

Yulita pun tak menghampiri Seno sama sekali. Dia tak memperdulikan keadaan laki-laki itu. Namun berbeda dengan perasaannya esok hari. Tiba-tiba muncul rasa khawatir saat dia tak melihat Seno sama sekali di sekolah. Atau dia dikeluarin dari sekolah?

"Seno di skor selama 3 hari." Ujar Ica tiba-tiba. Seakan-akan dia tahu pikiran Yulita.

Yulita terkejut namun dia memasang wajah biasa saja, seakan-akan tak peduli. Fosil yang sedang kumpul di belakang kelas, mendapat panggilan dari seseorang yang berada di koridor kelas. Ternyata ada Naumi dan gengnya.

"Gak jauh dari ngelabrak. Mentang-mentang bokapnya guru galak di sini!" kesal Laras. Dia berjalan lebih dulu.

"Apa maksud lo jadian sama Seno? Bukannya lo tahu Seno pacar gue. Sekolah juga tahu gue pacar dia, lo 'kan ada di kantin waktu pengumuman itu!" wajah Naumi sudah menyolot.

Fosil tertawa kecut.

Naumi mengangkat tangan kanan untuk menampar Yulita. Namun tangannya ditahan oleh Hana. Yulita mendekat pada Naumi. "Naumi sayang, lo harus tahu ya, murid baru. Jangan percaya sama gombalan Mr Seno yang asal nemu cewek sembarang." Ketusnya.

Naumi memberontak ingin menampar Yulita. "Terus lo kenapa terima dia?!"

Yulita terdiam beberapa detik. "Karena dia sayang beneran sama gue." Tepat kalimat itu di depan wajah Naumi. "Dia nembak lo gak langsung 'kan? Gak di depan temen-temennya 'kan? Itu karena dia cuman main-main sama lo, makannya dia sembunyi. Tapi, dia sayang sama gue beneram, jadi dia ngelakuin itu semua." Kalimat itu begitu lantang dari mulut Yulita.

Fosil terdiam. Mereka menatap Yulita serius. Yulita merasa takut, dia merasa salah bicara. Dia pun ikut terdiam. Namun tiba-tiba Fosil tertawa keras, begitupun Yulita ikut tertawa. Fosil mengejek Naumi habis-habisan di depan banyak orang. Setelah merasa puas, mereka pun masuk ke dalam kelas.

Fosil terdiam. Mereka begitu hening setelah kejadian itu.

"Lo bener!" Laras duduk di atas meja milik Yulita. "Dia sayang beneran sama lo."

Yulita melihat Laras dengan mata sinis.

"Sekali pun Milah orang yang Seno pertahanin, nembaknya gak seindah kemaren." Ujar Aira. "Dan ini bisa bales dendam sama Milah. Ya, semua orang juga tahu dia masih suka sama Seno."

"Bales dendam karena dia udah ngambil Rafi dari gue. Sekarang dia harus ngerasain orang yang dia sayang diambil sama orang lain. Setelah itu gue ngerasa puas!" pikir Anggun sambil membayangkan semua itu terjadi.

"Gue setuju lo sama dia!" pekik Ica tiba-tiba.

"Gue juga setuju!" Serempak Laras, Anggun, Air, Fira dan Hana.

Yulita berdiri dengan perasaan agak kesal. "Lo pada kenapa sih?!" kesalnya sudah tak tertahan. "Kemarin kalian sejalan sama gue buat mainin dia, tapi sekarang cuman karena omong kosong gue nyelametin kita, kalian malah percaya gitu aja." Dia duduk kembali untuk menenangkan diri.

"Itu bukan omong kosong, tapi sebenernya fakta dari pemikiran lo." Ujar Laras dengan enteng. 

TERIMA KASIH HUJANWhere stories live. Discover now