Sudah 2 hari Yulita dan Seno tidak dekat lagi, bahkan untuk menyapa pun tidak. Namun memang ada perasaan yang berbeda pada Yulita yang merasa kesepian walau anak RS selalu berkumpul di rumah, tapi Seno sudah 2 hari tidak datang ke rumahnya. Hal itu menjadi pertanyaan dari anak RS, tapi dia tidak menjawab. Namun berbeda dengan Fosil, mereka bukan hanya bertanya tetapi bertindak.
Mereka bertanya pada Seno melalui chat, tetapi tak di respons. Sampai akhirnya mereka datang ke kelasnya untuk melabrak tanpa sepengetahuan Yulita. Menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka, Seno hanya curhat jika dirinya kecewa karena tidak mendapat respons dari Yulita sesuai yang diharapkan walau sudah lama dekat. Dia tidak menceritakan apa yang sebenernya terjadi, dia begitu malas membahas hal itu. Mereka membujuk Seno untuk tetap mendekati Yulita, karena mereka tahu dari cara bicara Seno yang begitu benar tanpa bohong seperti biasanya perihal perasaan yang dia ungkapkan. Dan tujuan mereka sebenernya untuk menyembuhkan hati Yulita dari apa yang terjadi pada masa lalunya, tapi mereka tak menceritakan semua itu, karena mereka tahu Seno emosian. Jawab Seno hanya "Iya gimana nanti." Lalu dia masuk ke dalam kelas.
"Katanya sayang, masa gak mau berjuang!" teriak Fira agak kesal dengan apa yang sudah dia usahakan untuk membujuk Seno.
"Tapi gue yakin mereka pasti balik lagi." Ujar Anggun yakin.
Fosil gagal membujuk Seno, kini mereka membujuk Yulita. Memang mereka tak seperti membujuk Seno, namun jika Yulita bertanya untuk meminta bantuan kepada siapa, orang pertama yang mereka sebut adalah nama Seno. Namun lagi-lagi Yulita sama seperti Seno yang keras kepala. Tapi mereka tidak menyerah untuk mempersatukan mereka berdua.
Dari bujukan Fosil pada Seno pun memang menghasilkan nilai nol. Seno tetap saja menjadi dirinya yang seenaknya. Bertindak seperti mana dia sudah tak mengenal Yulita. Dia memegang tangan dan merayu perempuan lain di depan banyak murid. Namun ada yang aneh dari kebiasaan itu, dia tak berani melakukan itu di depan Yulita dan Fosil.
Hari ini adalah hari ketiga dimana Yulita dan Seno menjadi tanda tanya anak-anak sekolah. Tak sedikit perempuan yang bahagia karena kabar itu, mendengar Seno yang sudah tak ada hubungan lagi dengan Yulita.
Untung saja hari ini Yulita dan Anggun datang sebelum bunyi bel masuk. Mereka berjalan di lobi, namun mata Yulita tak melihat sosok Seno. Jika dari 2 hari lalu dia berulang kali melihat Seno di lobi, tetapi kini dia tidak ada. Entahlah. Tiba-tiba hatinya bertanya-tanya. Gak kayak biasanya. Pertanyaan itu melayang di benaknya sampai dia masuk kelas. Di dalam kelas dia hanya memainkan handphone dan sembunyi dari Fosil untuk melihat story instagram Seno, berharap dia jadi tahu keberadaan Seno, tetapi tidak ada. Hatinya menjadi khawatir. Lalu dia meminta untuk Fira menemani ke toilet sebagai modus, yang sebenernya dia ingin melihat kelas Seno apakah Seno ada di kelas. Tetapi tidak ada. Akhirnya dia mengajak Fira berkeliling sekolah saat jam pelajaran, tapi dia tidak menemukan batang hidung Seno.
"Lo cari Seno, ya?" tanya Fira tiba-tiba saat mereka berjalan menuju kelas.
Yulita hanya melihat Fira dengan sinis.
Saat istirahat Yulita melakukan hal yang sama untuk mencari Seno dengan mengajak Fosil berkeliling sekolah. Namun lagi-lagi niatnya ketahuan.
"Gak usah modus jalan-jalan, pasti buat cari Seno 'kan?" Laras menyenggol bahu kanan Yulita.
"Udah kali. Kalau sayang, ngaku aja." Hana pun menyenggol bahu kiri Yulita. "Entar nyesel lagi."
Yulita menghentikan langkah. Dia melihat wajah Fosil satu persatu dengan wajah polos. "Apaan, sih!" dia berjalan lebih cepat.
Yulita menutup pintu rumah setelah mengantarkan Sabila, Nizma dan Norma keluar untuk pulang. Dia pergi begitu saja, pintu pun tidak dikunci. Dia membantingkan tubuhnya di atas kasur yang terdapat di kamar atas. Tiba-tiba pikirannya melayang pada kalimat yang dikatakan Hana. "Udah kali. Kalau sayang, ngaku aja." Hana pun menyenggol bahu kiri Yulita. "Entar nyesel lagi."
YOU ARE READING
TERIMA KASIH HUJAN
Ficção AdolescenteSeseorang mengganggu hidup Yulita Nurul Azmi. Hanya karena dia menolongnya saat hujan deras. Dia selalu mempermalukan laki-laki bernama Seno itu agar tak menganggunya. Namun Seno membalas tindakannya dengan mengungkapkan perasaan di depan semua oran...