36.

2 1 0
                                    

Hal yang dilakukan Yulita dan Seno sama saat hujan deras turun ke bumi, mengelilingi kota, berjalan di trotoar ataupun ruko dengan payung dan ditemani cucu mereka. Jika musim hujan, hampir setiap hari Yulita dan Seno bertemu di tengah kota. Mereka hanya terdiam saat tak sengaja meneduh bersama. Mereka hanya berjalan dengan tatapan kosong saat berjalan berlawanan arah. Tak pernah satu kalimat mereka keluarkan untuk sekedar basa basi, menanyakan kabar, bahkan menanyakan perihal perasaan.

Hingga tubuh mereka membungkuk, mereka tetap menelusuri kota dengan kaki mereka yang mulai rapuh. Hingga cucu-cucu mereka sudah semakin tumbuh, mereka melakukan hal itu. Hingga ingatan Seno mulai pudar dan benar-benar tak mengenal Yulita siapa. Ingatan Yulita masih kuat, hanya matanya saja yang semakin rabun jauh, hingga perlahan dia tak bisa melihat sosok Seno dari jarak 7 meter.

Walaupun Seno lupa dengan ingatannya, tapi kakinya tak lupa untuk berjalan di luar saat hujan. Terkadang nama Yulita terlintas di pikirannya dan kembali teringat masa mudanya, namun tak lama dia lupa lagi. Walau mata Yulita mulai sulit melihat, namun suasana hujan masih bisa dia rasakan.

Hujanlah yang selalu setia menemani cinta mereka yang tak pernah menyatu menjadi kebahagiaan. Hujanlah yang membuat mereka merasa memiliki. Hujanlah yang selalu membuat hidup mereka terasa bersama. 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 11, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

TERIMA KASIH HUJANWhere stories live. Discover now