15

172 131 34
                                    

Setelah bel pulang berbunyi Nara langsung melirik kearah bangku Nata.
Lelaki itu sudah mengendong tasnya dan mulai berjalan kearah pintu kelas.

Melihat itu Nara dengan buru-buru memasukan semua buku-bukunya yang ada di meja kedalam tasnya.
Setelah selesai Nara langsung berpamitan kepada ketiga temannya yang hanya di iya kan saja oleh ketiganya.

"Gue duluan ya semuanya." dadah Nara kepada ketiganya.

"Eh, mau kemana Nar?" Melihat Nara yang terburu-buru menuju keluar kelas.

"Mau ngejar Nata dulu Mel. Bye semuanya." Nara sudah berlari keluar kelas. Meninggalkan ketiga sahabatnya yang terlihat bingung dengan kelakuan Nara.

Nara mulai mengejar Nata yang kini sudah berjalan kearah parkiran motor. Dengan sedikit berlari Nara akhirnya bisa mengejar langkah Nata. Kedua tangannya sudah ia rentangkan untuk menghentikan langkah Nata.

"Etss.. Lo pikir lo mau kemana!!" tanya Nara galak.

Melihat Nara yang masih merentangkan kedua tangannya membuat Nata menatap bingung kearah gadis itu. Niatnya yang mau pulang harus terhenti karna ulah Nara tersebut.

"Ya menurut lo aja gue mau kemana." tanya cowok itu balik.

Mendengar pertanyaan balik Nata barusan membuat Nara mengaruk belakang kepalanya yang tak gatal.

"Pulang mungkin?" jawabnya polos.

Jawaban polos Nara barusan sukses membuat Nata semakin gemas dengan gadis yang ada di hadapannya saat ini.

Mengacak-acak rambut Nara gemas yang membuat rambut panjang gadis itu sedikit berantakan.

"Itu lo tau." kekehnya.

"Isss.. apaan sih lo mahluk astral. Pakek berantakin rambut gue lagi segala!!" geram Nara sambil mencoba menyingkirkan tangan Nata dari atas kepalanya.

"Abisnya lo kok polos banget sih jadi orang." ucap Nata gemas. Nara sendiri sudah menatap sinis kearah cowok itu.

Kali ini bukan hanya rambut Nara saja yang menjadi sasaran Nata tetapi pipi gadis itu juga menjadi sasaran empuk Nata.
Cowok itu kini sudah mencubit kedua pipi Nara yang membuat pipi gadis itu melebar.

"Le..pa..sin." ucap Nara susah payah karna pipinya yang masih di cubit Nata.

Tangan Nara juga sudah memukul-mukul keras tangan Nata supaya cowok itu melepaskan tangannya dari pipinya. Sedangkan Nata bukannya malah melepaskan cubitannya tetapi cowok itu malah terkekeh geli melihat wajah Nara.

"Le..pas..ngak!!" ujar Nara tajam. Matanya juga sudah melotot kearah Nata seakan siap menerkam cowok itu hidup-hidup.

"Iya, iya gue lepasin nih." cowok itu masih saja terkekeh geli, tangannya juga sudah tidak lagi mencubit pipi Nara.

Nara sendiri mengosok-ngosok pelan pipinya yang terasa sakit akibat cubitan Nata barusan. Nara juga yakin jika pipinya saat ini pasti sudah memerah.

"Emang dasar nyebelin!!" ucap Nara kesal.

Setelahnya gadis itu malah menarik tas Nata dengan kasar sehingga mau tidak mau Nata harus mengikuti langkah Nara, yang entah akan membawa dirinya kemana.

"Woi ngak usah pakek tarik-tarik tas gue segala bisa kan! Malu woi diliatin anak-anak!!" ujar Nata malu karna ditarik tarik seperti itu oleh Nara.

Apa gadis itu tidak bisa lembut sedikit apa dengan dirinya. Lagi pula cewek kok galak amet pikir Nata.

Apalagi para siswa lain yang belum pulang bisa melihat aksi nekat Nara barusan yang menarik-narik tas Nata. Padahal kalau siswa lain mana ada yang seberani itu terhadap Nata ya terkecuali Nara barusan.

Secret Love You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang