21

114 63 19
                                    

Jika Nara membenci hari senin karna harus mengikuti upacara bendera pagi, maka lain hal nya lagi dengan Nata. Cowok itu sangat membenci hari minggu dan hari-hari libur sekolah lainnya.

Menurut Nata hari minggu atau hari libur lainnya adalah hal yang paling menyebalkan, pasalnya ia tak akan bisa menjahili Nara.
Satu hari tanpa mengusik hari Nara, rasanya dunia Nata terasa hampa

Seperti beberapa hari ini. Dunia Nata terasa hampa karna tak bisa menjahili gadis itu. Beberapa hari ini ia mencoba untuk menghindari Nara. Nata tak mau membuat Nara merasa sedih lagi. Karna bagi seorang Nata.

Nara adalah sebuah cahaya terang bagi dunia Nata yang gelap. Saat ia sedih akan hidupnya yang gelap, entah kenapa saat ia melihat tingkah laku Nara yang suka marah marah akan sikapnya, membuat Nata bisa melupakan sejenak permasalahan yang ada di hidupnya.

Gadis itu seolah bisa saja membuat ia tersenyum tanpa ia sadari. Pesona Nara seakan tak pernah bisa Nata tolak. Dan Nata sudah selama tiga tahun ini memendam perasaannya terhadap Nara.

Dulu Nata tak pernah merasa takut akan kehilangan Nara tapi semenjak kehadiran Bara dalam hidup gadis itu, entah kenapa membuat Nata menjadi ketakutan sendiri. Ia tak mau jika Nara di miliki oleh orang lain. Karna bagi Nata, Nara adalah hidupnya.

Semenjak kehadiran Bara, ia seakan tak lagi menggenal sosok Nara yang dulu. Sikap gadis itu perlahan lahan mulai berubah terhadap dirinya.

Dulu setiap kali ia membuat masalah, pastilah Nara akan datang kepadanya dan mulai mengomel ngomel tidak jelas yang bisa membuatnya tersenyum sendiri. Melihat ekspresi gadis itu.

Tapi kini Nara seolah berubah, gadis itu tak pernah lagi mau ambil pusing dengan semua tingkahnya, membuat Nata merasa kehilangan atas sosok Nara yang dulu.

Seperti minggu pagi ini Nata dilanda rasa bosan. Cowok itu tidak tau harus melalukan apa, mengingat jika ia berada di sekolah pastilah ia bisa menjahili Nara. Tapi berhubung ini hari minggu maka ia tak akan bisa menjahili gadis itu.

Mengambil ponsel yang ada disaku celana jeans nya, Nata mulai mengirimi pesan kepada dua sahabatnya supaya mereka bisa berkumpul di tempat biasa mereka datangi.

Setelah selesai mengirim pesan. Dengan cepat Nata menuju tempat yang telah ia tentukan tadi.

Mobil sport merah itu sudah melaju kencang di jalanan ibu kota yang terlihat padat. Sang pengemudi seakan tak takut akan terjadi kecelakan akibat aksi kebut-kebutannya tersebut.

Setelah sampai di cafe langanan mereka, Nata memilih untuk memesan segelas cappucino sembari ia menunggu kedua sahabatnya datang.

"Hai kak Nata!!" Nata yang tadinya lagi memainkan poselnya sedikit terkejut saat ada gadis yang menyapa dirinya.

Nata sedikit binggung apa ia mengenal sosok gadis itu atau tidak. Tapi setelah sekian detik berpikir, Nata baru ingat jika gadis itu adalah adik kelasnya yang pernah mengobati dirinya waktu di UKS dulu. Saat hidungnya berdarah oleh tonjokan Nara.

"Oh hay!" mencoba ramah, Nata mempersilahkan adik kelasnya itu untuk bergabung di mejanya.

"Kak Nata sendirian aja di sini?" Ana mencoba untuk lebih akrab lagi dengan orang yang disukainya.

Sejak Ana masuk SMA Pelita, ia sudah jatuh cinta kepada kakak kelasnya itu. Bisa di bilang ia jatuh cinta pada pandangan pertama.

Entah kakak kelasnya itu ingat atau tidak. Dulu Nata pernah menolong dirinya saat ia diganggu oleh segerombolan preman.

Malam itu ia baru pulang dari mini market, jalanan yang cukup sepi membuat Ana sedikit ketakutan. Pasalnya ia merasa ada beberapa orang sedang mengikutinya dari belakang.

Secret Love You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang