Semakin kesini Nara semakin bimbang. Ia masih belum tau siapa yang ia cintai. Behari-hari juga Nara galau karna hal itu.
Dulu Nara berharap jika ia ingin memiliki kisah cinta yang manis di akhir masa putih abu-abunya. Tapi setelah ia bisa merasakannya. Nara jadi kelimpungan sendiri karna tak bisa menentukan pilihan.
Kenapa juga ia harus memiliki rasa terhadap kedua cowok itu. Membuat Nara galau saja jadinya. Mana keduanya makin kesini makin membuat Nara baper lagi.
Tapi kalau dipikir-pikir ya mana mungkin juga kedua cowok itu punya perasaan kepada dirinya. Wong dia hanya cewek biasa dan ngak terlalu cantik banget menurut Nara. Jadi mana mungkin Bara atau Nata menyukai dirinya.
Aahhhhh... pusing jadinya.
Lagi pula kenapa Nara harus bingung segala sih. Toh dulu ia tak menyukai Nata dan malah membenci lelaki itu. Jadi untuk apa lagi ia di pusingkan dengan hal semacam ini.
Hanya karna perubahan dan perhatiaan dari Nata beberapa hari ini yang membuat Nara jadi bingung dengan perasaannya. Makanya Nara jadi menyimpulkan jika ia menyukai cowok itu. Mungkin bisa di bilang Nara hanya baper saja dengan perlakuan Nata.
Iya Nara harus yakin jika itu hanya perasaan sesaat saja. Ngak mungkin jika ia jatuh cinta terhadap cowok itu kan.
Masak ia jatuh cinta terhadap cowok yang selalu membuat dirinya naik darah setiap saat. Yang ada nanti mereka kebanyakan berantem lagi dari pada akurnya. Secara Nata suka sekali memancing emosi orang lain.
Lagi pula bukankah sekarang ia lagi masa pendekatan dengan Bara. Cowok yang selama ini ia sukai. Bara adalah sosok yang tepat untuk dirinya. Entah kenapa Nara sangat suka akan sikap perhatian Bara terhadap dirinya.
Seperti saat ini, Bara sudah membawakan semangkok bakso dan segelas es teh untuk dirinya. Bahkan cowok itu rela antri demi membelikan dirinya makanan. Sungguh Bara adalah sosok yang sempurna di mata Nara. Udah ganteng baik lagi.
"Hey, dimakan ntar keburu dingin lagi baksonya." Tegur Bara saat melihat Nara hanya melamun saja dari tadi, tanpa menyentuh makanan yang telah ia bawakan. Entah kenapa nafsu makan Nara beberapa hari ini berkurang drastis. Apa mungkin karna faktor galau ya?
"Eh iya, Maaf... maaf. Gue tadi ngak sadar kalau lo udah ada di depan gue." Nara merasa tak enak terhadap Bara. Ia sampai melupakan cowok itu.
"Lo lagi ada masalah ya Nar?" Nara semakin tak enak melihat wajah Bara yang khawatir terhadap dirinya.
"Ngak ada kok." Nara harus terpaksa tersenyum supaya Bara tidak curiga dengan apa yang ada di pikirannya saat ini.
"Lo yakin lagi ngak ada masalah." Bara menyentuh pelan tangan Nara. Cowok itu hanya ingin Nara membagi apa yang ada dipikiran cewek itu saat ini.
"Kok gue ngerasa lo lagi menyembunyikan sesuatu dari gue deh." Bara yakin jika Nara lagi memiliki masalah, melihat raut wajah Nara tadi yang memaksakan untuk tersenyum di hadapannya.
"Iya Bar. Gue ngak ada masalah kok, tenang aja. Ya udah yuk makan lagi ntar keburu bel masuk lagi." Nara menarik pelan tangan yang sempat disentuh Bara tadi.
Cewek itu merasa sedikit aneh dengan dirinya. Nara pikir saat tangan Bara menyentuh tangannya barusan ia akan merasakan perasaan bahagia. Tapi kok perasaannya jadi sedikit hambar ya terhadap cowok itu.
Kemana rasa bahagia saat bersama cowok itu. Ini lah yang membuat Nara jadi bimbang dengan perasaannya. Nara memang suka dengan perhatian Bara tapi entah kenapa ia merasa tidak bahagia seperti waktu pertama kali bertemu cowok itu.
Walau Bara baru mengenal Nara beberapa bulan ini. Tapi cowok itu sudah cukup tau dengan sifat Nara. Maka dari itu Bara tau jika saat ini Nara sedang berbohong. Buktinya wajah Nara masih terlihat gelisah, seperti ada sesuatu yang menggangu pikiran cewek itu.
Tak mau suasana menjadi cangung. Keduanya kembali melanjutkan acara makan yang sempat terhenti tadi.
Di kantin ketiga sahabat Nara tak ikut bergabung bersamanya. Ketiganya lebih memilih duduk dimeja lain. Tak jauh dari meja Nara dan Bara tempati.
Mereka paham jika saat ini keduanya lagi masa pendekatan dan ketiganya tak mau menganggu itu.Di meja itu tak hanya dihuni oleh ketiga sahabat Nara tetapi juga ada Nata dan kedua sahabat cowok itu. Di tempat duduknya Nata mengeram marah. Cowok itu sedang menahan mati-matian rasa cemburunya melihat kedekatan Nara dan Bara.
Apalagi ketika Bara dengan seenaknya menyentuh tangan Nara. Rasanya Nata ingin sekali mematahkan tangan cowok itu agar tak menyentuh lagi Nara. Orang yang dicintainya.
Sebenarnya bisa saja Nata saat ini menghampiri meja keduanya dan menghajar langsung cowok itu. Tapi Nata harus tahan. Ia tak mau sampai Nara kembali lagi membenci dirinya. Bisa-bisa cewek itu benar-benar menjauh dari dirinya. Dan Nata tak pernah mau itu terjadi.
"Lo kenapa dah Nat?" Gery heran saja saat melihat wajah Nata yang terlihat merah. Seolah cowok itu sedang menahan amarah.
"Apa!" Jawab Nata galak. Ia sedang emosi saat ini. Jadi bawaannya pengen marah-marah aja.
"Lah ini anak malah ngegas dia. Lo kenapa sih. Ada masalah?" Tanya Gery sekali lagi.
"Ngak ada." Tatapan tajam itu masih terarah kearah meja yang ditempati Nara dan Bara. Tatapannya saat ini seakan bisa menembus langsung tubuh Bara.
Gery yang melihat tatapan Nata itu hanya tersenyum sekilas. Ia paham sekarang. Nata sedang merasa cemburu toh melihat kedekatan Nara dan Bara.
"Trid menurut lo Nara sama Bara cocok ngak sih?" Sepertinya Gery memang sengaja memancing emosi Nata.
Gery ingin tau sampai mana Nata bisa menahan emosinya. Terbukti tatapan tajam Nata kini terarah kearah dirinya. Seketika Gery terkekeh kecil.
"Ya menurut gue sih. Nara sama Bara cocok-cocok aja tuh. Apalagi Bara orangnya baik. Jadi bisalah buat jaga Nara." Perkataan Astrid mampu membuat Nata mengupat dalam hati.
Emang Astrid pikir cuma Bara saja yang bisa menjaga Nara. Ia juga bisa kali.Seakan belum puas membuat Nata emosi. Gery kembali bertanya yang sukses membuat Nata ingin sekali menonjok Gery. Sedangkan Melody, Naya dan juga Juna hanya menyimak saja.
"Trus nih ya. Menurut lo Nara suka ngak sih sama Bara." Pancing Gery ingin tau.
"Secara kan ya, lo semua nih." Tunjuknya kearah Astrid, Naya dan Melody secara bergantian. "Pasti tau donk Nara suka apa engak sama Bara."
"Setau gue nih ya Ger. Nara emang lagi suka sama seseorang. Tapi ngak tau sih sukanya sama Bara atau cowok lain." Sendari tadi Astrid tau bahwa Gery hanya ingin membuat Nata cemburu. Maka dari itu Astrid juga ingin melihat reaksi Nata seperti apa. Agar ia tau jika Nata tuh sebenarnya suka ngak sih sama Nara.
"Gitu ya. Tapi menurut penglihatan gue. Nara kayaknya emang suka deh sama Bara." Cowok itu sudah terkekeh kecil melihat wajah Nata yang semakin memerah menahan emosi.
"Iya sih. Gue juga setuju aja kalau sampai Nara sama Bara jadian."
Brakk..
Nata tak tahan lagi. Cowok itu dengan kuat mengebrak meja kantin. Emosinya saat ini sedang tidak stabil. Dari pada ia kelepasan dan malah menonjok sahabatnya sendiri. Lebih baik Nata meninggalkan kantin.
Dengan emosi yang masih ada di dalam tubuhnya. Cowok itu sudah melengang pergi dari area kantin dengan diiringi tatapan aneh dari orang-orang yang ada dikantin. Termasuk juga Nara yang sempat terkejut saat mendengar suara gebrakan tadi. Nara tak menyangka jika pelaku dari keributan tersebut adalah Nata. Ada apa dengan cowok itu pikirnya.
Sedangkan Astrid dan Gery sudah tersenyum geli melihat reaksi Nata barusan. Mereka berdua jadi semakin yakin jika Nata sebenarnya memiliki rasa terhadap Nara.
Jangan lupa buat
Vote dan komen ya
Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Love You (END)
Teen FictionIni kisah Natalio Sasta Winata. Cowok paling populer di SMA PELITA. Yang diam-diam mencintai seorang Anara Amesti. Berbagai cara Nata lakukan demi bisa menarik perhatian gadis itu. Dimulai dari menjahili, hingga membuat Nara kesal. Semua itu Nata la...