Setelah ia sadar, Nara hanya bisa memengang kepalanya yang masih terasa pusing. Padangannya pun belum terlihat jelas.
Mencoba untuk duduk, Nara kembali meringis saat ia merasakan kepalanya yang masih terasa pusing.
"Awww." ringis Nara.
"Ngak usah duduk dulu. Gue tau kepala lo pasti masih pusing!" Perintah Nata yang kembali membaringkan tubuh Nara.
Awalnya Nara tak menyangkan jika ada orang lain disini selain dirinya. Apalagi ini seorang Nata. Nara pikir saat ia sadar, ia akan melihat ketiga sahabatnya tapi ini malah Nata yang ada disini.
Ngapain tuh cowok nyebelin ada disini sih batin Nara kesal.
Walau kepala Nara masih terasa pusing namun Nara tak ingin menuruti perintah Nata barusan. Bisa besar kepala Nata kalau ia menuruti perintah Nata.
Dengan susah payah Nara mencoba untuk kembali duduk."Lo kok ada disini si Nat? Bukannya lo lagi di hukum ya sama pak Broto." Suara Nara sedikit serat dan tengorokannya pun terasa sakit. Sepertinya ia butuh minum untuk melegakan tengorokannya.
"Emang kenapa kalau gue disini!!" Ini nih yang Nara tak suka dari seorang Nata. Cowok itu entah kenapa sifatnya bisa berubah ubah setiap detiknya, seperti bunglon saja.
Sifatnya itu loh yang kadang buat Nara sebel sama Nata. Dari Nata yang suka menganggu, menjahili bahkan kadang juga bisa perhatian banget sama dia.
Contohnya saja seperti kemaren malem dengan sweet nya Nata malah memberikan jaket cowok itu untuk ia pakai.
Padahal Nara tau pasti Nata juga merasa kedinginan karna udara kemarin malam memang terasa dingin.
Ya walaupun dengan kata-katanya yang sedikit ngegas namun Nara tau kalau Nata sebenarnya berniat baik kepadanya.
"Terserah lo deh Nat mau ngapain. Kepala gue makin pusing liat muka lo. Mending lo ke kelas deh!" Keluhnya lagi.
"Nih minum dulu. Pasti lo haus kan?" Tanpa ada rasa tersingung dengan ucapan Nara, Nata malah dengan perhatiannya membantu Nara untuk minum. Mau tak mau Nara menerima bantuan dari Nata. Lagian ia juga merasa sedikit haus.
"Makasih."
"Iya sama-sama."
Wajah yang masih terlihat pucat itu perlahan Nata elus pelan. Rasa sayang yang kian besar terhadap Nara mampu membuat seorang Nata bertekuk lutut.
Saat melihat Nara sakit seperti ini entah kenapa mampu membuat Nata merasakan sakitnya juga.
Masih dengan mengelus pelan pipi Nara, Nata kembali berujar pelan yang mampu membuat Nara merasa gugup seketika."Jangan sakit lagi ya? Kan udah pernah gue bilang jangan pernah buat gue khawatir lagi."
Nara rasa ia masih belum sepenuhnya sadar deh, masak seorang Nata berkata lembut seperti ini. Setau Nara selama ini Nata itu hanya bisa membuat dirinya merasa kesal dengan tingkahnya. Tapi kok beberapa hari ini sikap Nata jadi kayak lembut gitu ya ke dia.
"Lo lagi kesambet ya Nat? Kok beberapa hari ini lo jadi aneh ya. Gue jadi merinding sendiri liat perubahan lo yang kayak begini." Nara mencoba untuk mengalihkan pandangannya. Ia tak mau sampai baper sama Nata. Bisa berabe yang ada.
Tapi entah kenapa mata hitam nan pekat itu mampu membuat Nara tak bisa mengalihkan padangannya. Mata yang biasanya menatap orang dengan tajam tapi sekarang malah terlihat lembut saat menatapnya. Nara seakan terpesona sendiri melihat perubahan Nata yang seperti ini.
"Gue ngak aneh kok. Tapi gue hanya pengin damai aja sama lo sekarang. Lo mau kan baikan sama gue?" Tatapan lembut itu membuat Nara merasa jika Nata memang bersungguh-sungguh untuk berbaikan dengan dirinya.
"Lo mau kan Nar baikan sama gue?" Sekali lagi Nata bertanya.
Nata merasa harap-harap cemas sendiri, bagaimana kalau Nara tak mau berbaikan dengan dirinya? Dan malah semakin menjauh dari dirinya. Nata tak akan pernah rela akan hal itu.
Maka dari itu Nata sudah beberapa hari ini berpikir untuk mencari cara lain agar ia semakin dekat dengan Nara. Mungkin dengan berbaikan ia lebih bisa leluasa lagi untuk masuk kedalam kehidupan Nara.
Dan setelah ia bisa masuk kedalam kehidupan Nara, Nata akan mencari cara lagi supaya ia bisa membuat Nara perlahan-lahan jatuh cinta kepadanya.
"Lo beneran nih mau baikan sama gue?" Merasa tak yakin saja dengan perubahan Nata yang secepat ini.
"Iya beneran Nar. Gue mau kita itu baikan. Mau ya, mau ya.." Mata Nata sudah berkedip-kedip seperti anak kecil, membuat Nara gemas sendiri melihatnya.
"Ya udah kalau gitu gue mau baikan sama lo," Nata sudah kesenangan sendiri di tempatnya.
"Tapi dengan satu syarat." Lanjut Nara yang membuat Nata merasa cemas jika syarat yang akan di ajukan Nara tak bisa ia penuhi.
"Apa syaratnya?"
"Lo ngak boleh lagi buat ulah di sekolah."
Syarat yang cukup berat sebenarnya bagi Nata. Mengingat jika ia sering kali membuat masalah di sekolah. Tapi demi bisa lebih dekat lagi dengan Nara, Nata akan mencoba untuk tak membuat masalah lagi di sekolah.
"Gimana, lo mau menerima persyaratan dari gue barusan."
"Iya gue terima. Gue bakal coba untuk ngak buat masalah lagi di sekolah. Jadi kita udah baikan nih." Yang hanya di anggukin kepala oleh Nara. Seketika senyum Nata mengembang.
Nata merasa senang saja akhirnya ia bisa lebih dekat dengan orang yang dicintainya. Untuk meluapkan rasa bahagia itu dengan tanpa sengaja Nata malah memeluk tubuh Nara.
Nara sendiri hanya bisa menengang di tempatnya saat merasakan pelukan erat dari Nata. Jantungnya juga sudah berdetak sangat cepat.
Ada apa ini? bukankah ia menyukai Bara, tapi kenapa saat Nata memeluknya seperti ini mampu membuat jantung Nara berdetak dengan cepat.
Nara rasa ia sudah mulai gila deh. Mana mungkin ia jatuh cinta sama dua orang sekaligus.
Maaf ya baru bisa update hari ini dan maaf juga kalau masih banyak typo yang bertebaran.
Moga kalian makin suka sama ceritanya...
Salam sayang dari Nata dan Nara.
See you next part.Jangan lupa juga buat
Vote & coment
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Love You (END)
Teen FictionIni kisah Natalio Sasta Winata. Cowok paling populer di SMA PELITA. Yang diam-diam mencintai seorang Anara Amesti. Berbagai cara Nata lakukan demi bisa menarik perhatian gadis itu. Dimulai dari menjahili, hingga membuat Nara kesal. Semua itu Nata la...