26

52 28 9
                                    

Hai... hai... hai...
Gue balik lagi nih. Ada yang kangen author ngak?😆

Masih adakah yang menunggu kelanjutan dari kisah Nata dan Nara?

Maaf ya baru bisa update lagi, jangan lupa buat pantengin terus ceritanya.
Sebelum baca sempatin dulu buat kasih 🌟 ya.

Nara merasa senang. Nata, cowok itu benar-benar menepati janjinya. Sudah satu minggu lebih Nata tidak membuat ulah disekolah. Cowok itu berubah kembali menjadi Nata yang dulu Nara kenal. Baik dan ramah.

Seragam sekolah yang Nata pakai juga sudah berubah. Tak ada lagi baju seragam keluar dan celana abu-abu robek dipakai lelaki itu. Yang ada hanya seragam yang terlihat baru dan rapih.

Nara masih tidak menyangka saja jika Nata akan menuruti persyaratan yang diajukan dirinya seminggu yang lalu. Padahal dia bukan lah siapa-siapa cowok itu. Tapi mengapa Nata seakan dengan mudahnya menerima persyaratan tersebut.

Ya walaupun sekarang mereka sudah baikan dan menjadi teman. Tapi tak lantas membuat Nata berubah secepat itu, hanya karna permintaannya di UKS waktu itu.

Seperti saat ini Nata dan kedua sahabat cowok itu sudah ikut bergabung dimeja kantin bersama Nara dan ketiga sahabat gadis itu.

Sikap songgong dan tatapan tajam yang sering diperlihatkan cowok itu pun sudah menghilang dari Nata. Digantikan dengan senyum manis yang semingguan ini terlihat diwajah cowok itu.

Sejak sikap Nata berubah. Astrid, Melody dan Naya sering kali meledek Nara dan Nata. Begitu pula dengan Juna dan Gery, kedua cowok itu juga tak mau ketinggalan untuk meledek Nata.

"Hmm.. kayaknya ada yang liatin lo mulu deh Nar dari tadi." Cengir Naya. Gadis itu sengaja meledek Nata yang tertangkap basah sedang memperhatikan Nara yang hanya mengaduk-aduk baksonya.

Sendari tadi Nara tidak memakan baksonya. Gadis itu terlihat sedang melamukan sesuatu. Sampai perkataan Naya barusan mampu membuat Nara tersadar dari lamunannya.

Nata yang tertangkap basah oleh Naya hanya bisa menahan malu di tempat duduknya. Apalagi saat ini tatapan Nara tertuju kearah dirinya. Semakin membuat Nata gugup.

Padahal Nara hanya melihat kearah dirinya tanpa melakukan apapun tapi mengapa ia jadi segugup ini. Begitu besarkah pengaruh gadis itu terhadap dirinya.

Mencoba menutupi kegugupannya di depan para sahabat, Nata kembali berucap ngegas kepada Naya.

"Dasar sok tau lo cewek mungil! Siapa juga yang liatin Nara. Ngak ada ya." Serunya.

"Alah ngaku aja kali Nat ngak usah bohong kali. Orang jelas-jelas tadi gue liat lo lagi liatin Nara mulu kok." Bukannya takut, Naya malah semakin gencar untuk menggoda Nata.

Cewek mungil itu seakan merasa senang sendiri ketika melihat Nata salah tingkah seperti saat ini. Padahal jelas sekali tadi jika Nata memang sedang memperhatikan Nara tapi dasarnya saja cowok itu tak mau mengkauinya. Nata mah malu-malu kucing.

Saat yang lainnya ikut meledek Nata. Nara, cewek itu hanya tersenyum tipis saat melihat wajah Nata sudah terlihat masam karna terus dilediki oleh ketiga sahabatnya dan kedua sahabat cowok itu.

"Nata mah mana mau ngaku kali Nay. Orang dia kan gengsinya setinggi langit. Iya ngak jun?" Gery meminta dukungan dari Juna.

Juna yang biasanya terlihat kalem dan sering kali diam saat di ajak bicara. Kini cowok itu ikutan meledek Nata. Kedua cowok itu seakan bersekongkol untuk membuat Nata malu.

"Benar banget. Ntar kalau doi udah di ambil orang baru nyesel deh." Mengerling kearah Nara.

"Kalau itu sampe kejadian mah gue sama Gery yang bakalan dulu ketawain lo Nat."

Secret Love You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang