14

195 134 46
                                    

Nara rasanya pengen tersenyum lebar saat ia kembali mengingat kejadian kemarin sore. Bagaimana tidak, sore kemarin Bara tidak langsung mengantarnya pulang melainkan cowok itu malah mengajaknya makan terlebih dahulu.

Ya walaupun mereka kemarin hanya makan bakso yang ada di pingir jalan. Tapi Nara sudah merasa senang karna dengan begitu ia bisa berlama-lama dengan Bara.

Kalau begini ceritanya ia bisa mengambil kesempatan untuk lebih dekat lagi dengan Bara pikir Nara. Siapa tau saja ia bisa menjadi pacar cowok itu. Bisa jadi kan.

Lagi pula kapan lagi coba ia bisa diajak makan bareng sama calon gebetannya. Maka dari itu Nara akan memanfaatkan waktunya sebisa mungkin supaya bisa lebih dekat lagi dengan Bara.

Senyum Nara semakin mengembang saat mengingat kejadian dimana Bara yang mengelap bekas saos yang ada di bibirnya kemarin.

Sungguh waktu itu rasanya jantung Nara seakan berhenti untuk beberapa saat. Mata coklat nan teduh itu seakan mengunci tatapannya sehingga Nara sendiri tidak dapat mengalihkan tatapannya dari mata itu, seolah ia terhanyut dalam lautan tersebut.

Gadis itu masih saja tersenyum-senyum sendiri dimeja kantin. Yang membuat Astrid, Melody dan Naya menatap heran kearah Nara.

Sejak tadi Melody, Astrid maupun Naya sudah memakan makanan mereka tapi tidak dengan Nara. Makanan gadis itu masih terlihat utuh, alias Nara sama sekali belum menyentuh makanannya sejak tadi.

Tingkah Nara yang seperti itu membuat ketiganya merasa cukup penasaran. Sebenarnya apa yang tengah Nara pikirkan saat ini sehingga bisa membuat Nara tersenyum-senyum sendiri seperti itu.

Menyengol lengan Astrid dan Melody sebentar, gadis itu mulai menyuarakan isi pikirannya.

"Eh Mel, Trid. Tuh si Nara kenapa coba!! Kok dari tadi senyum-senyum sendiri kayak gitu?" ucap Naya penasaran.

"Jangan bilang kalau si Nara lagi kesurupan lagi!!" gidiknya takut saat melihat kearah Nara yang masih saja tersenyum.

Suaranya juga sudah ia pelankan agar orang yang sedang menjadi pembicaraan mereka saat ini tak mendengarnya.

Melody menoyor pelan kepala Naya yang membuat gadis itu langsung memberengut tidak suka kearah Melody.

"Emang bego banget ya temen gue yang satu ini." kekehnya geli.

Melody tidak mengira jika Naya akan sebego ini. Ia pikir Naya akan tau apa penyebab Nara tersenyum-senyum sendiri seperti itu, tapi ternyata tidak.

Melody masih terkekeh geli sedangkan Naya yang tidak terima dikatain bego malah mengadu kepada Astrid, siapa tau temannya satu itu mau membela dirinya.

"Trid masak si Melody ngatain gue bego sih!!" kesalnya.

"Belain gue kenapa?" ucapnya kayak anak kecil.

Bukanya belain Naya, Astrid malah ikut tertawa bersama Melody yang membuat Naya semakin senewen terhadap keduanya.

"Nar belain gue donk!" pinta Naya memelas kearah Nara.

Nara yang baru sadar dari lamunannya hanya bisa memandang Naya dengan tatapan bingungnya.

"Belain apaan?" Tanya Nara masih bingung karna ia sama sekali tidak tau apa-apa.

"Tau ah sebel gue sama kalian bertiga." ucap Naya merajuk.

"Lah si Naya kenapa coba?" tanyanya kearah Astrid dan Melody yang masih tertawa. Keduanya hanya mengedikan bahunya acuh.

Masih dengan sisa tawanya Melody mulai bertanya.
"Ayo elo tadi lagi mikirin apa?" tanyanya penuh selidik.

"Mikirin apa." elaknya.

Secret Love You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang