Beberapa hari yang lalu mereka sudah selesai melaksanakan ujian kelulusan. Dan hari ini, seperti janji mereka sebelumnya. Mereka akan pergi liburan ke pantai.
Sesampainya di pantai, mereka mulai mendirikan dua tenda. Satu untuk para cewek dan satunya lagi untuk para cowok. Mereka berencana untuk melihat sunset hari ini.
Sambil menunggu sunset. Mereka memilih bermain kejar-kejaran di bibir pantai. Semuanya tampak menikmati waktu bermain di pantai.
"Ya ampun gue capek banget!" keluh Melody. Gadis itu memilih kembali ke tenda. Sedangkan yang lainnya masih asyik main kejar-kejaran.
"Woy Mel!! Ayo main lagi." teriak Naya kearah Melody yang sedang minum di depan tenda.
"Ngak ah, Nay. Capek gue. Lo sama yang lain aja yang main." Gadis itu juga ikut berteriak.
"Ngak seru lo Mel." protes Astrid. "Masak gitu aja udah capek sih."
"Iya kak Mel. Kok udah berhenti sih! Liat tuh, kak Gery aja masih lari-larian sama kak Juna. Masak kak Melody mau kalah sama kak Gery." Ana memang sengaja menyebut nama Gery, agar gadis itu mau kembali bermain bersama mereka.
Melody sama Gery kan bermusuhan. Jadi pastilah Melody tak akan mau kalah dari Gery. Dan pancingan Ana pun berhasil. Karna kini gadis itu sudah meninggalkan tenda dan berlari menuju mereka.
"Ngak usah sebut nama Gery di depan gue!" protes Melody saat sudah di dekat ketiganya.
"Emang kenapa kak Mel. Jangan bilang kalau kak Melody suka ya sama Kak Gery? Tanya Ana penuh selidik.
Belum lah sempat Melody protes. Cowok yang jadi pembicaraan mereka saat ini, sudah lebih dulu menghampiri mereka. Membuat Melody mengeram kesal lantaran harus berdekatan dengan Gery.
"Ada apaan nih. Kok tadi gue sempat denger ada yang nyebut-nyebut nama gue segala!" Gery secara bergantian melirik ke empat cewek itu.
Tadi saat ia bermain kejar-kejaran bersama Juna. Ia sempat mendengar jika namanya sedang disebut-sebut oleh ke empat cewek itu. Jadilah Gery dan Juna mulai mendekati ke empatnya. Gery penasaran apa yang sedang mereka bicarakan sehingga namanya harus di sebut-sebut segala oleh mereka.
"GR banget lo jadi cowok! Siapa juga yang mau nyebut nama lo. Berasa kayak artis aja." sewot Melody.
"Lo tuh kenapa dah Mel, kok sama gue kayaknya sensi banget. Emang gue ada salah apa sih sama lo?" tanya Gery heran. Perasaan ia tak memiliki salah terhadap cewek itu. Tapi kenapa, cewek itu selalu saja mengibarkan bendera perang kepada dirinya. Hal itulah yang sampai saat ini membuat Gery heran.
"Ngak ada sih." jawab Melody cuek.
"Aneh lo jadi orang. Masak gue ngak ada salah, tapi selalu lo ketusin." ujar Gery tak terima.
Keduanya kembali terlibat adu mulut. Sedangkan yang lainnya hanya bisa geleng kepala melihat keduanya. Seperti kelakuan Nara dan Nata waktu dulu. Yang selalu terlibat adu mulut. Bisa-bisa keduanya juga berakhir seperti Nara dan Nata. Saling jatuh cinta.
"Udah Ger! Lo tuh cowok. Masak lo mau ribut sama cewek, sih." Juna segera menarik Gery menjauh dari sana. Ia tak ingin melihat keduanya semakin terlibat adu mulut. Yang membuat keduanya semakin tidak akur.
Sedangkan Nara dan Nata. Mereka masih saling kejar-kejaran. Keduanya tak mengetahui jika para sahabat mereka sedang terlibat adu mulut. Lebih tepatnya hanya Melody dan Gery. Karna yang lainnya hanya menonton saja. Jarak mereka sedikit jauh dari para sahabat mereka. Hingga keduanya tak mengetahui hal itu.
"Ayo Nat, kejar aku!" teriak Nara sambil berlari menghindari dari kejaran Nata. "Hahaha, Nata mah payah. Masak gitu aja ngak bisa nangkep aku." gadis itu terus mengejek kearah Nata. Sedangkan Nata hanya tersenyum saja. Cowok itu merasa senang bisa melihat Nara tertawa lepas seperti ini.
"Awas kamu ya, kalau ketangkep. Ngak bakalan aku lepasin lagi." Balas Nata berteriak.
Happ. Tubuh gadis itu sudah Nata peluk dari belakang. Nata semakin mengeratkan pelukannya di tubuh Nara. Saat merasakan tubuh yang sedang dipeluknya saat ini sedikit memberontak, seperti ingin dilepaskan.
"Nata lepas ih! Malu tau. Ntar di ledikin sama yang lain." Nara mencoba melepaskan pelukan Nata dari tubuhnya.
Bukannya melepaskan seperti yang di suruh Nara. Nata malah semakin mengeratkan pelukannya di tubuh Nara. "Ngapain juga harus malu. Orang kita cuma pelukan aja kok. Jadi biarin aja kalau mereka liatin kita."
"Terserah kamu aja deh Nat. Males juga kalau aku harus debat sama kamu." Nara tak memprotes lagi saat Nata semakin mengeratkan pelukannya. Kini tangan Nara juga sudah menumpuk di atas tangan Nata yang sedang memeluk pingangnya.
"Nah gitu donk dari tadi. Kan kamu makin cantik jadinya." goda Nata. Kepalanya juga sudah Nata sandarkan ke bahu Nara. Sedikit membaui harum tubuh Nara.
"Udah pintar gombal ya, kamu." Nara mencubit pelan tangan Nata yang ada di perutnya. "Nat, coba liat kesana." tunjuknya kearah Matahari yang mulai terbenam.
"Bagus ya." ujar Nata.
"Banget Nat. Aku senang deh, bisa liat sunset bareng kamu kayak gini." gadis itu melirik kearah Nata. Cowok itu nampak tersenyum manis. Keduanya masih saja berpelukan.
"Aku juga senang bisa liat sunset bareng kamu Nar," cowok itu juga melirik kearah Nara. Kini tatapan keduanya saling mengunci satu sama lain. "Janji ya sama aku, kalau kamu ngak bakalan ninggalin aku. Soalnya aku udah cinta banget sama kamu." pinta Nata sunguh-sunguh."Aku ngak bisa janji Nat. Karna aku ngak tau takdir kita kedepannya kayak gimana. Apa kita masih bisa sama-sama apa engak? Tapi yang pasti, aku bakal berusaha buat ngak ninggalin kamu. Karna apa? karna aku juga cinta sama kamu." mencoba meyakinkan Nata jika ia juga mencintai cowok itu. Dan ia juga tak ingin berpisah dari Nata.
Nara tak menyangka, jika pada akhir masa putih abu-abunya bisa merasakan cinta. Dan itu ia dapatkan dari seorang Nata, cowok yang dulu selalu mengusili dirinya.
Entah kenapa Nara merasa sangat beruntung karna dicintai oleh seorang Nata. Walau cowok itu sedikit menyebalkan tapi cowok itu juga memiliki sisi romantis. Yang selalu bisa membuat Nara bahagia. Dan Nara sangat suka dengan sikap romantisnya itu.
Bisikan lembut di telinga Nara mampu membuat jantung cewek itu berdetak sangat cepat.
"I love you, Nar. Semoga kita bakal terus kayak gini selamanya."
"I love you too, Nat. Aku juga berharap kita bisa bersama selamanya." balas Nara.
Walau Nara tidak bisa membaca takdirnya dengan Nata untuk kedepannya. Tapi Nara berharap jika ia bisa selalu bersama dengan cowok itu. Karna sekarang Nara sangat mencintai Nata. Ya. Yang Nara inginkan ia bisa bahagia bersama dengan Nata. Selamanya.
End
Huaaa akhirnya cerita ini bisa kelar juga. Terima kasih buat yang selalu dukung aku selama ini. Dan terima kasih juga yang sudah mau membaca cerita ini dari awal sampai akhir. Karna pada dasarnya aku ngak bakal sampai pada tahap ini kalau bukan karna kalian semua.
Love you all😚😚
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Love You (END)
Teen FictionIni kisah Natalio Sasta Winata. Cowok paling populer di SMA PELITA. Yang diam-diam mencintai seorang Anara Amesti. Berbagai cara Nata lakukan demi bisa menarik perhatian gadis itu. Dimulai dari menjahili, hingga membuat Nara kesal. Semua itu Nata la...