"Eeghhh..." gadis itu mulai melenguh. Kepalanya juga masih sedikit pusing. Mungkin itu karna pengaruh obat bius tadi.
Sedikit demi sedikit Nara mencoba untuk membuka kedua matanya. Setelah berhasil, matanya kini mulai menjelajah ke seluruh ruangan ini. Pencahayaan yang sedikit redup tak mampu membuat Nara melihat dengan jelas ruangan tersebut.
Nara ingin pulang. Ia tak ingin berada di tempat ini. Lagi pula, pastilah kedua orang tuanya sedang merasa cemas saat ini. Lantaran ia masih belum pulang juga. Padahal ia hanya izin sampe sore saja. Dan sekarang Nara yakin jika saat ini hari sudah malam.
Nara ingin kabur dari sini. Tapi gadis itu baru menyadari jika tangan dan kakinya sudah terikat di kursi. Kalau begini caranya, bagaimana bisa Nara kabur dari tempat ini. Ingin berteriak meminta tolong pun juga percuma. Sendari tadi ia sudah berteriak meminta tolong. Tapi tak ada satu pun orang yang mau menolong dirinya.
Belum ingin menyerah. Nara kembali mencoba membuka ikatan yang ada di tangannya. Walau tangan Nara terasa sakit. Tapi gadis itu masih terus mencoba membuka ikatan di tangannya. Hingga Nara mulai merasa lelah.
Nara takut jika ia tidak akan pernah bisa keluar dari tempat ini. Terlebih lagi, jika ia akan di bunuh oleh para penculik itu. Memikirkannya saja membuat Nara bergidik ngeri.
Sendari tadi Nara belum melihat lagi para penculik itu. Kemana perginya mereka, Nara juga tak tau. Lagian apa yang sebenarnya para penculik itu inginkan dari dirinya. Jangan bilang kalau mereka mau meminta tebusan uang kepada kedua orang tuanya. Atau yang lebih parahnya lagi, mereka akan membunuh dirinya lantaran ingin menjual organ tubuhnya.
Nara menangis, meratapi nasibnya yang mungkin tidak akan selamat dari para penculik itu. Ia hanya bisa berdoa supaya ia masih bisa keluar dengan selamat dari sini.
Sekarang Nara hanya bisa pasrah. Ia tak tau harus melakukan apa lagi. Toh intinya ia tak akan pernah bisa keluar dari sini. Kecuali ada seseorang yang menolong dirinya. Moga saja para sahabat dan kedua orang tuanya sedang mencoba mencari dirinya. Hanya mereka harapan Nara saat ini.
"Hikss.. hikss.. Bunda, ayah. Nara takut sendirian disini. Tolongin Nara."
Lelah menangis. Tanpa sengaja Nara jadi tertidur. Ia berharap jika ini hanya lah mimpi buruk saja. Dan setelah ia membuka mata. Ia masih berada di dalam kamarnya dan bukan berada disini.
*****
Setelah mendapat kabar dari Astrid jika Nara di culik. Pikiran Nata jadi kacau. Ia tak tau harus mencari Nara kemana. Sedangkan ia sendiri saja tidak tau para penculik itu membawa Nara kemana. Tapi walau begitu, Nata akan tetap berusaha untuk menemukan Nara.
Memikirkan jika saat ini Nara pastilah sedang merasa ketakutan. Membuat Nata marah pada dirinya sendiri. Kenapa ia tak bisa menjaga gadis itu. Nata tak bisa membayakangkan jika sampai terjadi sesuatu dengan Nara. Maka ia tak akan pernah bisa memaafkan dirinya sendiri.
Menambah kecepatan motornya, Nata mulai membelah jalanan ibu kota. Cowok itu masih mencoba mencari keberadaan Nara. Disaat ia kalut mencari keberadaan Nara. Tiba-tiba handphone disaku celananya bergetar, menandakan jika ada pesan masuk.
Nata memberhentikan motornya di pingir jalan. Ia ingin mengecek pesan tersebut. Mata Nata memerah menahan emosi saat melihat notif pesan dari nomor tak dikenal.
Ada terdapat dua pesan dari nomor asing itu. Pesan yang pertama mengirimkan sebuah foto Nara yang sedang disekap saat ini. Dan pesan yang kedua berisi ancaman serta lokasi keberadaan Nara saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Love You (END)
Teen FictionIni kisah Natalio Sasta Winata. Cowok paling populer di SMA PELITA. Yang diam-diam mencintai seorang Anara Amesti. Berbagai cara Nata lakukan demi bisa menarik perhatian gadis itu. Dimulai dari menjahili, hingga membuat Nara kesal. Semua itu Nata la...