22

115 68 38
                                    

Perbincangan keduanya terhenti ketika mendengar seruan yang memanggil nama Nata.

"Woy Nat!! udah disini aja lo." tangan itu sudah mampir di bahu Nata.

"Eh, ada cewek cantik nih." lanjutnya, mengerling nakal kearah Ana.

"Ya elah Ger tuh mata ngak bisa liat cewek cantik aja perasaan." Heran Juna.

Keduanya ikut duduk bersama Nata dan Ana. Senyum genit masih di perlihatkan Gery kepada Ana. Wajah itu sepertinya pernah Gery lihat deh.
Tapi dimana ya.

"Lo kayaknya ngak asing deh, kayak pernah liat Di mana gitu?" Kembali mengingat dimanakah ia pernah bertemu dengan gadis di depannya ini.

"Kakak ngak ingat sama aku," senyum menawan yang di perlihatkan Ana membuat Gery terpesona.

"Aku adik kelas yang waktu itu kakak tarik ke UKS." Lanjutnya mengingatkan Gery akan kejadian waktu itu.

Sebenarnya Ana masih sedikit sebal dengan kakak kelasnya yang satu itu. Seanaknya saja menarik-narik dirinya. Emangnya tidak sakit apa tangannya waktu itu. Dasar cowok nyebelin pikirnya.

"Oh..gue ingat sekarang. Jadi lo cewek yang waktu itu asyik ngerumpi di kelas padahal saat itu lo lagi bertugas buat jaga UKS kan." Di ingatkan akan hal itu, Ana jadi malu sendiri mengingat di tempat ini ada Nata sekarang.

"Trus ngapai lo ada disini segala," tatapan curiga telah Gery layangkan kearah Ana.

"Jangan bilang lo lagi deketin si Nata. Ngaku ngak lo!! Gini nih cewek jaman sekarang ngak ada malunya lagi, masak cewek yang deketin cowok duluan." Muka Ana sudah memerah menahan malu.

"Harusnya tuh ya, cowok yang deketin cewek bukan malah sebaliknya." Mulut ceriwis Gery tidak berhenti sampai di situ.

"Lagian lo jadi cewek jangan ke ganjenan deh. Gue tau kok lo suka kan sama Nata." Tuduhnya langsung.

"Ger!!" Peringat Juna, jangan sampai mulut cowok itu mengeluarkan kata-kata yang akan menyakiti hati adik kelasnya itu lagi.

"Apa-an sih Jun, emang gue bener kok. Tuh cewek emang naksir sama Nata." Tunjuknya kejam kearah Ana.

Nata tak tahan lagi mendengar semua omong kosong dari mulut Gery.

"Gery stop!! Gue ngak mau dengar omong kosong itu lagi," melihat kearah Ana sepenuhnya, Nata meminta maaf atas ucapan sahabatnya itu.

Nata tau pasti Ana merasa sakit hati mendengar semua perkataan Gery barusan. Apalagi Gery sampai menuduh gadis itu menyukai dirinya.

"Ana maafin sahabat gue ya, Gery ngomong emang kayak gitu tapi aslinya dia orang baik kok. Jadi gue harap lo mau maafin dia." Sungguh Nata merasa tak enak. Apalagi pas ia lihat wajah gadis itu sudah tertuduk malu.

"I-ya ngak apa-apa kok kak. Aku udah maafin kok." Dalam hati Ana sudah mengupat, yang di tunjukan kepada Gery.

Dasar cowok nyebelin. Bisa-bisanya cowok itu mempermalukan dirinya di depan orang yang ia sukai. Tengsing donk jadinya. Jadi dari pada ia lebih malu lagi lebih baik jika ia pergi dari tempat itu.

"Eh, kayaknya aku harus duluan deh kak. Sampai ketemu lagi." Pamitnya. Buru-buru Ana pergi meninggalkan meja tersebut. Tanpa mendengarkan lagi jawaban dari ketiga cowok itu.

Menyengol lengan Gery yang di atas meja.

"Lo ya Ger! Mulutnya ngak bisa apa di rem dikit," Tegur Juna yang merasa kasihan terhadap adik kelasnya tadi.

"Kasihan kan anak orang jadi malu kayak gitu. Dia pasti sakit hati banget dengar ucapan lo barusan. Makanya tuh Ana pamit buat pulang duluan."

"Lah emang bener kok yang gue omongin barusan. Dia nya aja tuh yang baperan." Tak mau disalahkan.

Secret Love You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang