32

48 14 1
                                    

Hari minggu seperti ini biasanya Nara dan para sahabatnya akan berkumpul bersama. Entah itu di rumah salah satu dari mereka atau hanya sekedar jalan-jalan keluar saja.

Mereka sepakat jika hari minggu dan hari libur lainnya. Mereka akan berkumpul bersama. Seperti minggu siang ini, mereka janjian untuk pergi ke mall.

Sendari tadi Nara sudah siap untuk pergi ke mall. Hanya tinggal menunggu jemputan dari Melody, Astrid dan juga Naya. Biasanya mereka akan berangkat bersama.

Tapi hingga pukul dua siang, ketiganya masih belum juga datang menjemput dirinya. Padahal mereka janjian untuk pergi ke mall jam satu siang. Yang artinya sudah satu jam mereka telat menjemput dirinya.

Nara menjadi cemas. Tidak biasanya mereka telat seperti ini. Apalagi ketiganya tak menghubungi dirinya.  Gadis itu takut jika ketiganya terjadi sesuatu di jalan.

Tak mau merasa semakin cemas. Nara mencoba kembali menghubungi satu persatu dari ketiganya. Namun sialnya nomor ketiganya malah tidak dapat dihubungi.

"Kok perasaan gue jadi ngak enak kayak gini sih. Ini lagi, kenapa juga ketiga bocah ini ngak bisa dihubungi. Bikin gue semakin cemas aja, tau."

Gadis itu sudah terlihat mundar mandir di ruang tamu rumahnya. Nara merasa perasaanya semakin tidak enak saja. Perasaannya mengatakan jika akan terjadi sesuatu. Tapi entah apa itu, Nara juga tak tau.

"Kamu kenapa Nar,"
Tia mendekati putrinya. Sendari tadi ia melihat jika Nara hanya mundar mandir tidak jelas di ruang tamu. Tia jadi penasaran apa yang sedang dipikirkan oleh putrinya itu. Makanya ia langsung mendekati Nara. "Dari tadi bunda perhatiin kamu kayak merasa cemas gitu. Ada masalah?"

"Ini bun. Astrid, Naya sama Melody belum juga datang buat jemput Nara. Padahal kita janjian buat pergi ke mall jam satu siang. Tapi ini udah jam dua siang, bun. Ngak biasanya mereka telat kayak gini. Aku takut kalau terjadi sesuatu sama mereka." Jelas Nara.

Mengusap pelan rambut Nara. Tia mencoba menenangkan kecemasan putrinya. "Ngak usah mikir yang macam-macam, ya. Siapa tau aja mereka lagi kejebak macet."

"Tapi bun! Perasaan Nara kok ngak enak kayak gini ya."

"Dari pada kamu makin mikir yang macem-macem. Lebih baik kamu coba hubungi lagi mereka. Siapa tau aja kali ini mereka angkat." Tia masih mengelus pelan rambut putrinya.

"Bunda benar. Dari pada aku mikir macem-macem lebih baik aku coba hubungi lagi mereka."

Sedikit menjauh dari bundanya, Nara mulai menelpon Astrid. Siapa tau saja gadis itu sudah bisa di hubungi. Dan syukurlah, kali ini gadis itu mengangkat telpon dari dirinya.

"Hallo Trid. Kalian bertiga dari mana aja sih!! Kok dari tadi ngak jemput-jemput gue. Mana nomor kalian tadi ngak bisa dihubungi lagi." Nara masih merasa sedikit cemas dan juga kesal secara bersamaan.

"Maaf ya Nar. Gue sama yang lainnya udah pada di mall nih. Kita ngak bisa jemput lo. Soalnya kita semua pada naik taksi buat ke mall." Sahut Astrid tak enak.

"Loh, emang mobil Melody kemana? Ngak bisanya pada naik taksi."

"Itu mobil Melody lagi di bengkel, Nar. Jadi lo kesini naik taksi aja ya. Maaf juga tadi ngak sempet buat ngabarin lo dulu."

Di seberang sana Nara bisa merasakan jika Astrid sedang merasa tidak enak kepada dirinya. Lantaran lupa mengabari dirinya jika mereka tidak bisa menjemput dirinya.

"Iya ngak apa-apa. Bentar lagi gue kesana kok. Ya udah, gue tutup dulu telponnya."

Setelah mendengar jawaban dari Astrid. Nara segera mematikan telpon mereka. Gadis itu mulai mendekati kembali bundanya.

"Gimana? sahabat kamu udah pada bisa di hubungi belum."

"Udah kok bun. Mereka semua udah pada di mall. Ya udah. Nara pamit pergi dulu ya, bun. Assalamualaikum." Nara mencium tangan Tia.

"Iya. Waalaikumsalam."

Setelah keluar dari rumah. Nara mulai memesan taksi online. Tak butuh waktu lama taksi online yang ia pesan datang. Membawa dirinya menuju mall yang sudah jadi tempat janjian mereka.

Saat sampai di mall. Nara bisa melihat jika ketiga sahabatnya sudah menunggu dirinya di salah satu tempat makan yang ada di mall tersebut.

"Jahat deh lo bertiga!! Masak gue ngak dikabarin sih. Gue tadi khawatir sama lo bertiga, tau! Takut lo bertiga terjadi sesuatu di jalan." Sembur Nara kearah ketiganya.

"Kan di telpon tadi kita udah minta maaf Nar." Sahut Astrid.

"Tau ah. Kesel gue sama lo bertiga." Nara sudah membuang muka dari ketiganya.

"Dari pada lo kesel. Lebih baik jika kita pesan makanan aja, Nar. Gue udah lapar nih." Sahut Melody. Gadis itu sudah terlihat sangat lapar.

"Ya udah. Yuk kita pesan." Ajak Naya.

Nara luluh. Gadis itu juga merasa lapar. Dari tadi ia belum makan siang gara-gara mencemaskan ketiga sahabatnya. Eh, ngak taunya mereka malah udah pada di mall aja. Tanpa menghubungi dirinya lagi.

Setelah makan dan berkeliling-keliling sebentar di Mall. Ke empatnya memutuskan untuk pulang kerumah. Toh hari sudah mulai sore.

Ke empatnya mulai berjalan menuju jalan raya. Mereka ingin mencari taksi untuk pulang. Saat mereka masih menunggu taksi. Tiba-tiba sebuah mobil hitam berhenti tepat di depan mereka.

Ke empatnya mulai merasa was-was. Apalagi saat melihat ada tiga orang yang turun dari mobil hitam tersebut. Sedangkan yang satunya hanya duduk diam di balik kemudinya. Mana mereka semua memakai topeng lagi. Membuat ke empatnya semakin ketakutan.

Salah satu dari mereka mulai mendekati Nara dan segera menarik gadis itu menuju mobil tesebut. Nara mencoba memberontak. Ia tak ingin memasuki mobil hitam itu. Ia takut. Jika ia akan menjadi korban penculikan.

Nara menangis meminta bantuan dari ketiga sahabatnya. Tapi sepertinya, ketiga sahabatnya tak bisa melawan para penculik itu.

Kini Nara sudah dimasukan ke dalam mobil hitam tersebut. Nara masih saja menangis. Tak tau bagaimana nasibnya nanti. Apakah ia masih hidup atau tidak.

Sebelum mobil hitam itu berjalan. Sebuah sapu tangan kini membekap mulutnya. Nara mencoba untuk memberontak. Tapi sepertinya kesadarannya mulai menghilang. Kini Nara sudah tak sadarkan diri.


Nah lo, Nara nya diculik sama orang tuh. Menurut kalian siapa yang bakal menyelamatkan Nara dari para penculik.

Bara

Atau

Nata

Jangan lupa
Vote dan komen









Secret Love You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang