23

122 70 55
                                    

Hari senin. Hari yang paling di hindari oleh para murid sekolah. Pasalnya mereka harus mengikuti upacara senin pagi. Malasnya lagi mereka harus mendengarkan ceramah guru di saat matahari yang mulai menyengat kulit.

Nara sebenarnya malas kalau harus ikut upacara senin pagi seperti ini. Apalagi fisiknya yang cukup lemah, membuat Nara semakin tidak menyukai upacara senin pagi. Namun karna itu di wajibkan mau tak mau Nara harus mengikutinya.

Semua murid mulai mengatur barisan masing-masing. Termasuk juga dengan kelas XII Ipa4 yang telah rapi membentuk barisan. Namun ada satu murid yang belum tampak hadir di barisan kelas XII Ipa4. Siapa lagi kalau bukan Nata. Cowok yang selalu membuat keributan.

Pasti lah cowok itu telat lagi. Sehari saja tak membuat masalah bukan Nata namanya.
Nara jadi heran sendiri tak bisa kah Nata berubah, demi masa depan Nata sendiri.

Upacara senin pagi yang telah berlansung beberapa menit yang lalu tak membuat Nata takut untuk masuk ke dalam barisan kelasnya. Dengan santainya ia berjalan dan memilih untuk berdiri di samping Nara.

Mata tajam para guru yang mengawasi semua tingkahnya barusan, tak mampu membuat Nata takut. Hanya senyum miring yang terlihat di wajah Nata.

Bagi Nata tatapan tajam para guru hanya dianggapnya angin lalu saja. Entah kenapa Nata tak pernah takut akan di cap murid kurang ajar oleh para gurunya.

"Nata!! Lagi-lagi kamu telat masuk sekolah." Bentak pak Broto yang kali ini menjadi pembina upacara.

"Saya tidak bisa habis pikir! Kenapa kamu selalu saja membuat masalah." Seluruh mata para murid kini tertuju kearah Nata. Tak terkecuali juga dengan Nara.

Seakan tak takut akan bentakan pak Broto, Nata malah dengan santainya berdiri di tempatnya. Satu tangannya sudah ia masukan kedalam saku celana abu-abunya.

"Kamu itu udah kelas dua belas Nata! Dan sebentar lagi akan lulus. Sebaiknya kamu ubah sikap kamu yang seperti ini, yang sukanya hanya buat onar saja."

Bisik-bisik mulai terdengar. Banyak para murid membicarakan Nata. Hanya saja yang kebanyakan membicarakannya adalah murid laki-laki yang tak terlalu suka terhadapat Nata. Bisa di bilang mereka iri terhadap Nata.

Lain halnya dengan para murid perempuan yang tak berani, soalnya kan bagi mereka Nata itu sosok cowok idaman mereka. Udah tampan, memiliki tubuh yang atletis dan kaya lagi. Jadi mana bisa mereka menyingkirkan pesona seorang Nata.

Jadi apapun kelakuan yang di lakukan oleh Nata, tak membuat para murid perempuan membeci lelaki itu.
Malahan mereka berharap jika salah satu diantara mereka bisa menjadi pacar seorang Natalio Sasta Winata.

"Ya elah pak ngak usah ngegas kenapa! Ntar cepat tua loh." Dengan beraninya Nata membantah pak Broto.

"Kamu!!" tunjuk pak Broto langsung kearah Nata."Sudah berani ya kamu melawan saya. Sini kamu Nata maju ke depan!!" Muka merah padam pak Broto membuat para murid ketakutan.

Entah hukuman apa yang akan menanti Nata di depan sana.
Yang jelas mereka berdoa semoga cowok itu tak mendapat hukuman berat dari pak Broto.

Dari tempatnya berdiri, Nara hanya bisa geleng-geleng kepala melihat Nata yang sudah berjalan kearah pak Broto.

Sikap santai Nata masih saja terlihat. Tidak ada rasa takut kah dalam diri cowok itu terhadap pak Broto. Nara saja yang melihat wajah merah padam pak Broto jadi takut. Dasar biang onar.

"Berdiri kamu di situ sampai dua jam ke depan." Titah pak Broto yang tak ingin di bantah lagi.

Tak mau membesarkan masalah, Nata lebih memilih untuk menuruti saja perkataan pak Broto. Ia dengan santainya berdiri di tengah lapangan upacara bendera.

Secret Love You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang