Seorang gadis tergesa-gesa melewati koridor sekolah SMA Pelita Jaya, sekolah barunya. Gadis itu bernama Fika Asteria. Ia merupakan siswi baru di sekolah ini. SMA Pelita Jaya merupakan salah satu sekolah unggulan di Jakarta. Sekolah ini banyak meraih penghargaan atas prestasi murid-muridnya. Maka dari itu, orang tuanya mendaftarkan dirinya disekolah ini.
BRUK!
"Aduh!!" Ringis Fika. Ia jatuh terduduk dikoridor sekolah dengan tangannya sebagai tumpuan. Fika bangkit dan menghadap kearah cowok yang menabraknya masih diam berdiri didepannya, tidak membantunya sedikit pun.
"Kalo jalan pake mata dong! nggak liat ada orang apa?!? Masih mending gue nggak kenapa-napa. Kalo gue kenapa-napa gimana?!" Omel Fika panjang lebar. Cowok itu hanya memandangnya datar, tanpa ekspresi lalu melenggang pergi.
Fika melongo. Cowok itu tidak meresponnya. Bahkan, tidak ada ekspresi sama sekali, datar.
Bodo amatlah!
✩✩✩✩✩✩✩
Fika mengikuti Bu Rika, wali kelasnya menuju ke kelasnya yaitu kelas X-1. Kelas itu terletak dilantai 2 dekat toilet perempuan. Sambil berjalan menuju kelasnya, ia melihat-lihat penjuru sekolah. Menurutnya, sekolah ini cukup luas dengan di lengkapi fasilitas yang cukup memadai.
Begitu sampai didepan kelas X-1, suasana kelas cukup berisik.
"Ayo Fika masuk." Ajak Bu Rika.
"Iya bu." Jawab Fika dengan sopan sedikit menundukkan kepalanya.
Begitu Bu Rika masuk kedalam kelas, suasana kelas berubah menjadi hening. Tatapan para murid dikelas itu beralih kepada Fika yang membuat Fika menjadi sedikit risih sekaligus gugup. Namun, ia mencoba untuk tersenyum ramah.
"Assalamualaikum, anak-anak."
"Walaikumsalam bu." Jawab para murid serempak.
"Anak-anak, kelas kita ini akan ada kedatangan siswi baru." Kata bu Rika menatap keseluruh muridnya. Murid-murid langsung saling berbisik satu sama lain ketika melihat Fika.
"Ayo, perkenalkan diri kamu." Ucap bu Rika menatap ke arah Fika. Fika mengangguk. Ia menarik napas dan mengeluarkannya perlahan untuk mengurangi kegugupannya.
"Hai semuanya, perkenalkan nama saya Fika Asteria. Kalian bisa panggil saya Fika." Kata Fika sambil tersenyum.
"Ada yang mau bertanya kepada Fika?" Tanya bu Rika.
"Udah punya pacar belom?" Celetuk Rian yang langsung di hadiahi sorakan teman-temannya.
"Huuuuuuu...." sorak seluruh murid.
"Nanya yang berfaedah dikit apa." Seru Tasya. Ketua kelas X-1 yang terkenal dengan galaknya dan gaya tomboy nya.
"Sirik aja lo, nenek sihir." Balas Rian dengan sengit.
"Udah nggak usah berantem, diam! Fika, kamu bisa duduk disamping Tasya." Suruh Bu Rika sambil menunjuk kearah meja Tasya.
"Iya bu, makasih bu." Fika langsung menuju ke meja Tasya.
"Yaudah, ibu tinggal dulu sebentar masih ada urusan. Kalian kerjakan buku paket yang halaman 50-52." Pesan bu Rika.
"Iya buu..."
Suasana kelas mulai berisik kembali sepeninggal bu Rika.
"Oh iya kita belum kenalan ya. Gue Tasya, ketua kelas di kelas ini. Lo kalo ada perlu apa-apa bilang aja sama gue. Kita sekarang kan teman." Kata Tasya dengan ramah.
"Gue Fika, makasih Tasya." Ucap Fika dengan senyumnya yang memperlihatkan lesung pipinya. Fika berpikir jika teman semejanya mudah sekali untuk berinteraksi dengan orang lain. Dari gaya bicaranya saja sudah terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
METAMORFOSA [Completed]
Dla nastolatkówPerasaan bisa bermetamorfosis juga kan? Dari yang awalnya biasa saja menjadi suatu hal yang sulit untuk diartikan. @teenlitindonesia