SEBELAS

154 16 1
                                    

"Kak, lo lagi suka sama seseorang nggak?" Tanya Tasya kepada cowok yang ada di sampingnya. Cowok bertubuh atletis itu menengok ke Tasya. Cowok itu Davin. Mereka sedang berada di rumah Tasya. Orang tua Tasya sedang keluar, jadi ia di temani Davin--sepupunya. Tapi mereka tidak akan berdua, nanti ada Fika yang sedang menuju ke rumah Tasya tanpa Davin ketahui.

"Nggak." Jawab Davin singkat, padat dan jelas. Tasya mencebikkan bibirnya, "ish, yang bener." Tuntut Tasya dengan greget.

"Beneran." Balas Davin dengan satu kata lagi membuat Tasya menjadi kesal sendiri lalu ia memakan cemilan yang ada ditangannya dengan gerakan cepat, seperti orang yang kelaparan. Tasya tidak menyangka mempunyai sepupu yang sifatnya begitu.

Tasya melirik Davin yang sibuk dengan ponselnya.

Ting nong!

Bel rumah Tasya berbunyi dan Tasya langsung beranjak dari duduknya.

Tasya membuka pintu dan mempersilahkan sahabat barunya untuk masuk. Awalnya Fika tersenyum, namun senyum itu lenyap ketika ia melihat kakak kelasnya itu. Sepertinya Davin juga sedikit terkejut melihat kemunculan Fika. Kedua pasang mata itu saling menatap, seperti ada magnet yang berlainan dan saling tarik menarik.

Jantung Fika berdetak tidak karuan saat mata itu menatapnya. Begitu pun sebaliknya, Davin juga merasakan hal yang sama.

"Ekhem." Tasya berdehem membuat kedua pasang mata mengalihkan pandangannya masing-masing. Keduanya tampak salah tingkah, membuat Tasya harus tahan menahan tawa melihat tingkah mereka berdua.

"Karena udah ada temen lo, gue pulang." Kata Davin lalu mengambil kunci motornya yang tergeletak di meja.

"Kak Davin." Panggil Fika spontan. Fika tidak tau kenapa, tiba-tiba bibirnya memanggil kakak kelasnya itu. Davin berhenti melangkah dan berbalik menatap Fika dengan mengangkat sebelah alisnya.

Fika tampak gugup dan salah tingkah. Rasanya ia ingin me-lakban mulutmya sendiri.

"Makasih yang kemarin, kak." Ucap Fika sambil menggigit bibir bawahnya menetralisir rasa nervous yang ada. Dan jantungnya masih berdetak kencang.

Davin hanya mengangguk dalam menanggapinya.

Setelah Davin keluar, mereka berdua langsung menuju kamar Tasya.

"Lo sebenernya ada rasa nggak sama kak Davin?" Tanya Tasya.

"Kenapa?"

"Ya nggak. Lo keliatan gugup tadi," kata Tasya di akhiri dengan tertawa kecil.

"Udahlah, mending kita nonton drama korea yang terbaru. Katanya sih bikin baper banget, makanya gue penasaran." Fika mengalihkan pembicaraan.

"Yah, ngalihin pembicaraan." Gumam Tasya, tapi tak urung ia mengeluarkan laptop-nya dan mulai men-download drama korea yang di maksud. Tiba-tiba saja lampu yang terang di atas kepalanya. Ia mendapat ide.

✩✩✩✩✩✩✩

Tasya diam-diam mengambil ponsel milik Fika yang tergeletak di atas meja. Fika udah tidur duluan. Tasya mengambil ponselnya juga dan membuka contact di ponselnya. Lalu, ia memasukkan salah satu nomor ke ponsel Fika.

Tasya mengirimi pesan kepada nomor yang di tujunya.

To : Davin

Hai, kak Davin. Good night ya.

Fika.

Tasya menekan tombol sent pada layar ponselnya. Tasya terkikik sendiri melihat pesan itu. Sekali-kali, ia jail pada sahabatnya. Lalu, Tasya kembali meletakkan ponselnya dan ponsel Fika di atas meja.

✩✩✩✩✩✩✩

Di lain tempat, Davin yang sedang berbaring meraih ponselnya yang berdering menandakan ada pesan masuk. Dahi Davin berkerut.

From : 081212xxxxxx

Hai, kak Davin. Good night ya.

Fika.

'Ini beneran Fika?' Pikir Davin.

"Gue ngaco ya? Kebanyakan mikirin tuh cewek kali ya." Davin berkata pada dirinya sendiri. Tapi tak bisa dipungkiri, seharian ini pikirannya penuh dengan gadis itu. Gadis yang sudah memberikan kesan berbeda kepada dirinya. Kenapa jantungnya berdetak tidak seperti biasanya ketika berdekatan dengan gadis itu. Kesan yang sudah lama tidak timbul sejak beberapa tahun lamanya.

"GUE KENAPA SIH?" Davin kesal sendiri sambil mengusap rambutnya berkali-kali secara kasar.

"Gue Kebanyakan makan mecin kayanya."









★★★★★★

Pendek ya? Haha, lagi nggak ada ide soalnya.

Tinggalkan jejak yaa. Hehe

METAMORFOSA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang