Penasaran itu wajar. Tapi, hati-hati bila kamu mengenal lebih dalam bisa saja rasa penasaran itu berubah.
Keesokannya, Fika datang lebih pagi kesekolah agar tidak terlambat. Waktu subuh, dia sudah bangun dan melaksanakan salat.
Fika masuk kekelas yang masih dalam keadaan sepi. Baru ada beberapa murid yang datang, itupun hanya murid-murid yang rajin. Berhubung Fika masih berstatus murid baru, ia belum begitu kenal dan ragu untuk menghampiri teman barunya yang sudah datang.
Untuk menghilangkan kesuntukan, Fika pergi ke perpustakaan. Walaupun ia murid baru, ia sudah hafal sebagian besar ruang yang ada. Tak lupa, ia membawa novel kesukaannya. Kebetulan, perpustakaan udah dibuka jadi ia bisa membaca novel dengan tenang.
Ia duduk disalah satu kursi. Ia membuka novel yang dibawanya yang booming dikalangan remaja. Gadis itu larut dalam alur novel itu tanpa menyadari ada seseorang selain dirinya yang berada di tempat itu.
Setelah beberapa lama ia membaca, akhirnya ia menghentikan aktivitasnya dan melirik ke arah jam yang melingkar manis di pergelangan tangannya.
06.55
'Lima menit lagi bel.' Batin Fika. Ia melihat ke arah samping, ia melihat seorang pemuda yang duduk tak jauh darinya. Pemuda itu sepertinya siswa disini juga terlihat dari pakaiannya. Pemuda itu tertidur dengan posisi kedua tangan diatas meja sebagai tumpuan kepalanya.
"Dia siapa ya? Dia ketiduran?" Tanya Fika dengan dirinya sendiri.
"Apa gue bangunin aja kali ya? Kasian kalo nggak dibangunin, nanti telat masuk kelas lagi."
Fika membangunkan cowok itu dengan hati-hati.
"Kak, kak." Fika sambil menyentuh bahu siswa tersebut menggunakan ujung pulpen yang ia bawa.
Cowok itu melenguh dan bangun lalu menatap perempuan yang membangunkannya.
Fika sempat terkejut melihat cowok itu. Fika merasa, dunia ini sempit. Dari banyaknya ruang yang ada disekolah ini kenapa ia harus bertemu lagi dengan cowok itu.
"Kenapa?" Tanya cowok itu datar yang tak lain adalah Davin.
Sebenarnya Davin juga tidak mengerti mengapa ia harus bertemu lagi dengan cewek aneh itu. Orang yang selalu mengganggunya. Davin juga baru melihat cewek itu beberapa hari disekolah ini.
'Mungkin anak baru.'
"Udah mau bel masuk, nggak mau balik ke kelas?"
"Lo sendiri kenapa nggak ke kelas?" Tanya balik Davin.
Fika menarik napas perlahan, mencoba menahan amarah.
"Ya gue tadi mau kekelas tapi gue ngeliat lo yang ketiduran. Yaudah gue bangunin lo. Untung gue baik." Jelas Fika panjang kali lebar.
"Oh." Balas Davin.
Emosi Fika meledak ketika Davin hanya komentar dengan dua kata, tidak ada kata terima kasih sama sekali.
"Lo nggak ada makasih-makasihnya sama gue. Nyebelin banget sih jadi orang." Bentak Fika dan langsung melenggang pergi keluar perpustakaan meninggalkan Davin.
"Dasar cewek aneh." Gumam Davin.
✩✩✩✩✩✩✩✩
"Sya, kak Davin itu nyebelin ya?" Tanya Fika ketika pulang sekolah.
"Nyebelin gimana?" Tasya tanya balik. Penasaran juga dengan apa yang dikatakan Fika.
"Iya, tadi pagi gue ketemu dia diperpustakaan, dia ketiduran kayaknya. Terus gue bangunin dia, tapi nggak ada makasih-makasihnya. Jawabnya singkat banget lagi, bilang makasih kek atau apa gitu." Gerutu Fika membuat Tasya tertawa. Fika menaikkan alisnya, bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
METAMORFOSA [Completed]
Novela JuvenilPerasaan bisa bermetamorfosis juga kan? Dari yang awalnya biasa saja menjadi suatu hal yang sulit untuk diartikan. @teenlitindonesia