46

1.1K 106 6
                                    

"Selamat pagi, paman."

Kijoon tersenyum di sana untuk membalas Chaeyoung. "Selamat pagi juga, putri cantik paman." Lalu kembali mengalihkan pandangannya pada koran yang ia baca.

Sementara pandangan Chaeyoung melirik pada Ibunya yang berada di dapur sana, sudah pasti tengah menyiapkan sarapan saat ini.

Dan suara langkah kaki yang mendekat saat itu membuat pandangan Chaeyoung beralih, menemukan Yoongi yang mendekat dan duduk begitu saja pada kursi meja makan yang berhadapan dengannya.

"Selamat pagi."

"Selamat pagi, tampan." Ucap Kijoon, menjawab sapaan Yoongi.

Pandangan keduanya sempat bertemu saat itu, sebelum Yoongi memutusnya lebih dulu, memberikan senyumnya pada Bongsun saat itu yang meletakkan segelas susu untuknya.

Kring....

Dering telpon rumah saat itu membuat Bongsun bergegas setelah meletakkan gelas susu bagi Chaeyoung. Menuju ruang tengah dan mengangkat telpon itu setelahnya.

"Yeoboseyo?"

"...."

"Ah, ne. Aku mengerti, eomeonim."

Dan panggilan itu berakhir, meninggalkan Bongsun di sana yang menghela napasnya. Masih tak mempercayai apa yang baru saja di dengarnya. Memilih untuk kembali ke meja makan setelahnya.

"Siapa yang menelpon?" Ucap Kijoon, setelah melipat korannya dan memulai sarapannya.

Bongsun menghela napasnya kembali, memilih untuk duduk pada kursinya. "Ibumu menelpon kemari."

"Huh? Eomma? Untuk apa dia menelpon sepagi ini?"

Bongsun masih belum menjawab. Malah kini melirik ke arah Yoongi yang sedang memakan sarapannya. Bahkan ia bersikap seolah tak peduli dan tak mendengarkan percakapan dirinya dan Ayahnya.

"Hey, semuanya baik-baik saja, kan?"

Bongsun mengembalikan pandangannya pada Kijoon, sebelum kembali menghela napasnya. Dan pandangannya kembali menatap pada Yoongi.

"Yoongi, nenekmu menelpon tadi."

"Hmm. Aku mendengarnya." Ucap Yoongi, masih belum menatap pada Bongsun. Chaeyoung yang sedari tadi hanya diam, memilih untuk mendengarkan saja. Sesekali akan melirik ke arah Yoongi pula.

"Dia bilang, kalau keluarga Son ingin membatalkan perjodohan antara kau dan Seungwan."

Tentu saja, semuanya terkejut setelah mendengar ucapan Bongsun. Bahkan menghentikan sarapan mereka begitu saja setelah mendengar berita itu.

"Huh? Bagaimana bisa? Apa mereka mengatakan alasannya?"

Bongsun hanya menggeleng menjawab Kijoon. "Entahlah. Ibumu tak memberitahunya tadi."

Kijoon ikut melirik ke arah Yoongi yang masih terdiam di sana. "Aku kira, kalian sudah sangat dekat bahkan saat itu kalian berdua pergi ke Busan bersama."

"Mereka berdua masih sangat muda. Jadi wajar jika hati mereka akan berubah dengan cepat dan kita juga tidak akan bisa melakukan apa-apa." Ucap Bongsun, ikut pula menatap pada Yoongi.

Dan Kijoon di sana yang memegang bahu Yoongi, seolah berusaha menyemangatinya yang bahkan belum mengeluarkan reaksi apapun.

"Yoongi, kau tidak usah sedih. Semua ini memang di luar rencana. Tapi kita bisa apa? Aku juga tak akan membiarkanmu berada dalam sebuah hubungan tanpa adanya cinta."

Yoongi mendengus, beralih menatap pada Ayahnya setelahnya. "Apa kau bisa melihat dari mataku jika aku sedang sedih sekarang?"

"Yoongi, jangan berusaha untuk terlihat tegar dan kuat saat ini. Jika kau ingin menangis, datanglah padaku dan menangislah."

devil beside you ❌ yoonroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang