24

1.8K 167 7
                                    

"Oho, selamat pagi Pangeran Yoongi yang tampan."

Sapaan itu tak mendapatkan balasan apapun dari Yoongi, kembali fokus dengan sarapannya dan Kijoon disana yang kini telah duduk di kursinya.

"Ah ya, nenekmu baru saja datang pagi ini ke Seoul. Jadi appa akan menjemputnya nanti di bandara. Lalu nanti malam, kita semua--"

"Aku tidak ada waktu."

Kijoon menghela napasnya ketika Yoongi dengan cepat memotong ucapannya.

"Yoongi, ibuku adalah nenekmu. Saat kecil, dia juga merawatmu sampai kau tumbuh besar sekarang. Ayolah, kau ikut makam malam untuk hari ini."

"Tentu saja aku akan makan malam dengan makananku sendiri. Dan kalian berdua bisa makan malam untuk kalian juga."

"Makan malam ini begitu sangat penting. Aku juga akan mengenalkan Bongsun dan Chaeyoung pada nenekmu."

Kunyahan Yoongi terhenti saat itu, melirik ke arah Ayahnya sejenak. Sebelum memilih untuk kembali mengalihkan pandangannya dari Ayahnya.

"Yoongi--"

"Aku ikut."

Ucapan itu tentunya membuat Kijoon sedikit terkejut. "Kau ikut?"

"Hmm. Setelah dipikir-pikir, aku tidak ingin melihat wajah cemberut nenek tua itu jika aku tidak datang."

"Baiklah, kalau begitu. Ayo, makan yang banyak."

"Aku sudah selesai."

"Heh? Cepat sekali. Kau bahkan hanya memakan setengah dari rotimu."

"Aku sudah terlambat sekarang."

Kijoon tak bisa lagi menjawabnya, hanya menatap pada Yoongi disana yang sudah berlalu pergi begitu saja.

Yoongi mengeluarkan dengan cepat ponselnya ketika dirinya sudah masuk ke dalam mobil yang akan mengantarnya. Mulai menelpon seseorang setelahnya.

"Oh, Yoongi. Ada apa?"

"Nenekku sudah pulang ke Seoul hari ini. Dan nanti malam, dia ingin aku ikut makan malam untuk membahas pernikahan ayahku."

Jimin menghentikan dirinya yang sedang menyisir rambutnya saat itu. Bersamaan dengan kerutan tampak di keningnya.

"Lalu? Apa hubungannya denganku?"

Yoongi tampak menghela napasnya disana. "Ck, kenapa pikiranmu sangat lambat sekali, huh?"

Jimin ikut mendecak disana. "Jangan salahkan diriku. Kau yang mengatakan maksudmu dengan tidak jelas."

"Pukul delapan malam, kau telpon aku, mengerti?"

Dan Yoongi mengakhiri panggilannya begitu saja, membuat Jimin mendecak sembari menatap pada ponselnya yang menunjukkan jika panggilannya dengan Yoongi berakhir.

"Ck, untung saja dia teman."

.

.

"Chaeyoung, bagaimana jika eomma salah bicara? Hah, eomma benar-benar tegang sekali."

Chaeyoung hanya tersenyum disana, merangkul Ibunya sembari mengelus lengannya untuk setidaknya menenangkannya.

"Eomma tidak usah khawatir. Semuanya pasti akan baik-baik saja."

Hingga taksi yang membawa keduanya kini telah sampai di sebuah restoran tujuan mereka. Dengan perasaan debar yang sama, keduanya kini berjalan memasuki restoran itu. Dan senyuman itu Bongsun berikan ketika pandangannya bertemu dengan Kijoon.

devil beside you ❌ yoonroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang