36

543 54 0
                                    

"Aku sudah akan sampai, Tua Bangka. Apa lagi sekarang rencanamu?"

Omelan itu sekali lagi Yoongi berikan pada ayahnya yang berada di sebrang telpon sana. Bersamaan dengan langkahnya yang pula bertambah secara cepat setiap detiknya.

"Ck, aku yakin kau akan menyukainya, Yoongi. Jadi cepat kemari dan jangan sampai lama, tampan."

Yoongi hanya memutar bola matanya malas. Dan pandangannya terhenti ketika menatap pada seorang gadis yang terjatuh ketika mencoba untuk menyebrang jalan.

Pandangannya kembali terarah pada lampu lalu lintas dimana waktu bagi pejalan kaki hampir habis. Melirik kembali pada gadis itu yang seolah mencari sesuatu, namun tak menemukannya.

"Aku tutup dulu." Ucapnya sembari mematikan panggilan sepihak pada Ayahnya. Memilih untuk berjalan mendekat pada sang gadis yang terkesiap ketika seseorang berusaha membantunya untuk berdiri.

Sang gadis tak menolak, melirik ke arah seseorang yang menolongnya walaupun harus tersamarkan akibat dirinya yang tak mengenakan kacamatanya saat ini. Menggenggam dengan erat lengan pria itu yang masih menuntunnya untuk sampai di pinggir jalanan.

"Kacatamu rusak. Berhatilah-hatilah." Ucap Yoongi, sembari memberikan kacamata yang sebelumnya ia ambil pada gadis itu.

Gadis itu nampak terlihat sedih, bisa Yoongi lihat ketika raut wajah sang gadis berubah setelah ia mengatakan jika kacamata milik gadis itu telah rusak pada lensanya.

"Sepertinya, kau tidak bisa melihat dengan jelas untuk saat ini. Biar kuantar kau ke rumah sakit untuk mendapatkan kacamata baru."

"Huh? T-Tidak perlu. Aku bisa sendiri."

"Kau yakin?"

Gadis itu hanya mengangguk dengan cepat, memasang senyumnya pula sebagai tambahannya. Tapi Yoongi sama sekali tak bisa percaya begitu saja. Menunjuk ke arah sebuah tulisan pada sebuah kaca di samping keduanya saat ini.

"Kau bisa baca tulisan itu?"

Gadis itu mengikuti arah yang ditunjuk oleh Yoongi. Menyipitkan matanya hanya untuk bisa membaca tulisan itu. Tapi ia menyerah, menghela napasnya sebelum kembali menatap pada pria di hadapannya.

"Jadi?"

"Aku tidak bisa membacanya tanpa kacamataku."

Yoongi ikut menghela napasnya, memilih untuk menarik gadis itu bersamanya. Dimana gadis itu pula kali ini tak menolaknya, merasa begitu berterima kasih atas semua yang pria itu lakukan padanya saat ini.

.

.

Langkah kaki yang mendekat padanya saat itu membuat Yoongi mendongak, menatap pada gadis yang ditolongnya saat itu yang kini telah berjalan mendekat padanya.

"Bagaimana?"

Gadis itu tersenyum. "Semuanya baik-baik saja. Terima kasih karena sudah membantuku tadi."

"Baguslah kalau begitu. Tapi kau baik-baik saja kan sekarang?"

"Hmm. Ini semua berkat kau. Jika kau tak menolongku, aku tak tahu nanti apa yang harus ku lakukan."

"Tidak perlu sungkan. Aku hanya menolong. Jadi, bagaimana dengan kacamata barumu?"

"Hanya tinggal menunggu saja beberapa menit lagi. Dan pastinya lebih baik dari sebelumnya. Sebenarnya, kacamata lamaku memang sudah harus diganti. Tapi aku saja yang bersikeras tak ingin menggantinya. Lagi-lagi, aku harus berterima kasih padamu."

Drrt...Drrt...

Dering ponsel Yoongi saat itu membuat pria itu mengambil ponselnya. Menghela napasnya ketika panggilan itu berasal dari Ayahnya.

devil beside you ❌ yoonroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang