"Aku sangat kecewa dengan sikap Yoongi hari ini."
Kijoon hanya bisa menghela napasnya, membukakan pintu mobil bagi sang Ibu dan Nenek Min yang masuk setelahnya dengan dibantu oleh sang putra.
"Eomma, kau terlalu keras pada Yoongi tadi. Dia masih kecil dan masih mudah sensitif. Dan sekarang, masa depannya pun kau juga yang putuskan. Baginya, ini pasti sangat berat."
"Sudah seharusnya aku bersikap keras padanya. Karena dia memiliki ayah yang sepertimu, maka dari itu dia bisa bersikap seperti tadi dan menjadi sangat tidak sopan pada seseorang yang lebih tua."
Kijoon ingin sekali membalas kembali Ibunya. Namun ia memilih untuk menahannya, memikirkan pula kesehatan sang Ibu jika saja perdebatan ini terus berlanjut.
"Perhatikan lagi putramu itu. Ajari dengan baik dan katakan padanya jika dia sudah mulai harus bisa untuk belajar tentang perusahaan."
Dan jendela mobil itu pun tertutup, bersamaan dengan mobil yang membawa Nenek Min mulai melaju dan hanya membuat Kijoon menghela napasnya menatap pada mobil itu.
Pandangan pria itu beralih pada Bongsun yang kini sudah berdiri disampingnya, memasang senyumnya sebelum merangkul wanita itu setelahnya.
"Maaf untuk kejadian tadi. Kau dan Chaeyoung pasti sangat terkejut."
Bongsun ikut tersenyum sembari menggeleng disana. "Aku baik-baik saja. Dan seperti ucapan Yoongi tadi, mungkin aku harus terbiasa dengan apa yang aku lihat tadi."
Kijoon menghela napasnya, pun disana Bongsun memilih untuk membalas pelukan Kijoon padanya.
"Sudahlah, Oppa. Tak usah lagi dipikirkan. Aku benar-benar tak apa."
"Terima kasih karena sudah mengerti."
Bongsun hanya mengangguk disana, dengan masih mempertahankan senyumnya.
"Kuantar kau pulang."
"Baiklah."
.
.
"Malam ini, aku ingin kau temani aku."
"Menemanimu?"
Yoongi menghiraukan kebingungan Chaeyoung, masih menarik gadis itu bersamanya. Chaeyoung menarik tangan Yoongi dan membuat dirinya dan Yoongi menghentikan jalan mereka.
"A-Aku rasa ini tidak benar, Oppa."
Tidak. Ini semua memang tidak benar bagi Chaeyoung. Menemani pria itu? Tidak, Chaeyoung tidak bisa. Atau mungkin, lebih tepatnya jika ia belum siap sama sekali.
"Apa peduliku? Kau sendiri yang bilang jika kau menyukaiku."
Chaeyoung terkesiap disana, ketika Yoongi menarik tubuhnya agar mendekat pada pria itu. Dan selanjutnya, ia bisa merasakan bagaimana satu tangan milik Yoongi kini memeluk tubuhnya dengan begitu sangat posesif.
"Jika kau menyukaiku, bukankah kau harus membuktikannya dengan tindakan?"
"K-Kau benar. T-Tapi maksudku--"
Chaeyoung terdiam disana, ketika ucapannya terpotong begitu saja karena Yoongi yang membungkam gadis itu dengan bibirnya. Sebelum akhirnya Yoongi menjauhkan dirinya, menatap pada Chaeyoung yang bahkan masih terdiam.
Dan keterdiaman itu diambil oleh Yoongi, kembali menarik Chaeyoung bersamanya. Berbeda dengan Chaeyoung disana yang masih mencoba untuk mencerna apa yang Yoongi lakukan sebelumnya. Namun tak bisa menyembunyikan pula rona merah di wajahnya saat ini.
Keterbingungan itu kini menyelimuti Chaeyoung, menatap pada sebuah tempat yang tak asing baginya yang berada dihadapannya saat ini.
"O-Oppa, kenapa kita kemari?"
KAMU SEDANG MEMBACA
devil beside you ❌ yoonrose
Fanfiction[18+] ✔ Park Chaeyoung berniat menyatakan cintanya pada laki-laki yang ia sudah sukai dari awal, Jeon Jungkook. Namun siapa sangka ia salah memberikan surat cintanya dan jatuh ke tangan si pembuat onar di sekolah mereka, Min Yoongi. Tentu saja Min Y...