55

1.3K 103 5
                                    

"Kami pulang."

Sapaan itu membuat Kijoon dan Bongsun beranjak dari duduk mereka, mendekat pada Yoongi dan Chaeyoung di sana.

"Yoongi, bagaimana pertemuannya?" Tanya Kijoon.

"Kami hanya makan malam. Memangnya apa lagi?"

Dan setelahnya, Yoongi berlalu begitu saja. Membuat semua tatapan kini menatap padanya saat itu yang sudah menghilang di balik pintu kamarnya.

Kijoon mengalihkan pandangannya pada Chaeyoung setelahnya. Dimana gadis itu hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawabannya. Membuat Kijoon hanya bisa menghela napasnya, kembali menatap pada kamar Yoongi di atas sana.

.

.

"Selamat pagi, bibi."

"Selamat pagi, Yoongi."

Yoongi memilih untuk duduk pada kursinya. Dan mengerutkan keningnya karena menyadari sesuatu. Beruntung karena Bongsun saat itu tepat datang ke arah meja makan dan meletakkan piring lain di atas meja makan.

"Bibi, dimana Chaeyoung?"

"Dia sudah pergi pagi-pagi sekali tadi. Oh ya, dia juga menitipkan hadiahmu di atas meja."

Dan pandangan Yoongi beralih, menemukan sebuah kotak yang diletakkan memang tak jauh darinya. Memilih untuk mengambil kotak itu setelahnya.

Pria itu terdiam, ketika menemukan sebuah gelang di dalam kotak itu. Lalu memilih untuk mengambil gelang itu setelahnya.

Hingga Yoongi mulai mengingat sesuatu, tentang ucapan Taehyung saat itu akan hadiah yang sudah Chaeyoung siapkan untuknya. Dan memang setelahnya, ia melihat sebuah kertas kecil di dalam kotak itu pula. Mengambilnya dan membuka kertas kecil itu setelahnya.

"Selamat ulang tahun, Oppa. Aku tahu, ini sudah terlambat. Dan juga, Taehyung saat itu sudah membocorkan kejutanku untukmu. Tapi tak apa. Aku harap, Oppa menyukainya."

Pria itu hanya menarik ujung bibirnya, menatap kembali pada gelang itu sebelum akhirnya mengenakannya setelahnya.

.

.

Helaan napas itu kembali Taehyung keluarkan. Menatap pada kamar Ibunya yang begitu berantakan. Sedangkan sang Ibu di sana masih berbarinh di atas tempat tidurnya, menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

Taehyung memilih untuk mendekat, menemykan Ibunya masih memeluk sebuah figura di sana. Kedua matanya bahkan sudah membengkak, sudah dipastikan jika ia menangis lagi semalam.

"Eomma, setidaknya bereskan dulu semua pakaian yang sudah kau kenakan. Kamarmu saat ini benar-benar sangat berantakan."

Tidak ada jawaban atau sahutan dari Minjeong. Membuat Taehyung kembali menghela napasnya.

"Mau sampai berapa lama lagi eomma akan seperti ini?"

"Apa Yoongi sudah menelpon kemari?"

"Belum."

"Kalau begitu telpon dia lagi. Setidaknya, dia akan mendengarkanmu daripada eomma."

Minjeong beranjak dari berbaringnya, sedikit meninggikan suaranya sebelumnya. Menatap pada Taehyung dan membiarkan sebulir airmata kembali membasahi wajahnya.

"Eomma, kumohon menyerahlah. Ini tidak akan mungkin. Tanggal keberangkatan kita bahkan sudah ditentukan. Dan semua kepentinganmu di Seoul sudah selesai."

devil beside you ❌ yoonroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang