#Pha's POV
Setelah kami membawa Pring ke kamarnya, kami bertigapun berpisah. Saat aku tiba di kamar Yo, aku sadar kalau pintu Yo tidak terkunci. Aku membuka pintu dan masuk dengan perlahan menuju kasur. Aku mencium bibirnya dan berkata, "Sayang, aku sudah kembali. Maafkan aku na khub." dia tidak menjawabku. Yo pasti sangat kelelahan bahkan dengan ciumanku dia juga tidak terbangun. Aku tertawa pada diriku sendiri dan mengambil buku catatanku dan kembali membaca. Setelah melewati beberapa halaman, entah mengapa aku merasa khawatir. Aku menghela napas untuk menenangkan diriku. Aku ingat baru beberapa saat melihat bajingan itu di parkiran dan kamar Yo tidak terkunci. Aku ingat dengan jelas kalau aku menutup pintu baik baik sebelum aku pergi. Tanpa rasa ragu, aku melihat dengan hati hati badan Yo dari atas sampai bawah dan mengecek jika saja ada hal yang tidak normal, karena aku pasti akan menemukan sesuatu dengan mudah karena badannya sangatlah putih.
Aku hanya menemukan sebuah bekas merah di lehernya. Aku pikir itu adalah bekas cupangan waktu kami sedang bercumbu tadi. Aku tidak akan memaafkan diriku jika sesuatu yang buruk atau sesuatu yang serius menimpa Wayo ku. Aku kembali membaca sedangkan Yo masih tertidur seperti bayi manis.
Keesokan Harinya
Pagi ini aku harus menyelesaikan 2 lembar ujian. Sebelum ujian, aku harus menghadiri kelas perkuliahan. Entah mengapa aku selalu merasa gelisah dan tidak bisa diam mendengarkan pelajaran. Aku tidak bisa konsentrasi memperhatikan pelajaran dan terus saja memandang jam tanganku. Alasan kenapa aku sangat khawatir karena Yo tidak membalas satupun pesanku. Aku mengirimkannya beberapa pesan tapi tak satupun pesanku dibalas. Aku mencoba menelponnya tapi tidak bisa sambungannya tidak terjangkau. Ada sesuatu yang tidak beres. Aku sangat tegang dan khawatir bahkan temanku juga memperhatikan itu. Tidak lama setelah kelas berakhir, aku bergegas menuju Fakultas Sains untuk bertemu dengan Wayo.
Jantungku berdetak kencang ketika dosenku mengumumkan jam makan siang. Jadi aku dengan cepat keluar dari kelas dan berlari menuju Fakultas Sains secepat yang aku bisa. Bahkan Kit dan Beam tidak bisa mengejar kecepatanku. Saat aku berlari, aku tidak bisa merasakan diriku. Pikiranku sudah penuh dengan Wayo dengan kata kata seperti bagaimana jika atau apa yang terjadi terus menjadi pertanyaan di dalamnya. Ini aneh, aku bukannya merasa khawatir tapi lebih merasa takut. Jantungku berdetak kencang seperti mengatakan kalau ada sesuatu yang buruk telah terjadi.
Fakultas Sains jaraknya cukup jauh dari Fakultas Kedokteran. Ketika aku sampai di fakultas itu, aku langsung menuju kafetaria karena sekarang sudah jam makan siang. Aku berhenti sejenak dan menunggu Beam dan Kit menghampiriku. Ketika kami sudah sampai di kafetaria, di sana terlihat banyak kertas yang berserakan di lantai dan ada juga beberapa kertas di atas meja.
"Damn it. PHA!!!"
Kit berteriak memanggil namaku seperti memberitahuku kalau ada sesuatu yang sangat buruk telah terjadi. Mataku mencari cari keberadaan atau tanda tanda dari Wayo ataupun Fairy Gang nya sementara Kit dan Beam mengambil kertas yang berserakan itu.
"Pha! Kau harus tenang!"
Mereka berkata hal itu sambil saling menatap satu sama lain. Sepertinya mimpi terburukku telah mulai dan aku bahkan tidak siap menghadapinya. Jantungku sudah memompa lebih cepat dan kepalaku sudah sangat pusing. Aku menghela napas berat dan bertanya, "Ada apa?" Sebelum mereka menjawab, aku mengambil satu kertas yang ada di tangannya.
Malamku yang indah berubah menjadi mimpi buruk keesokan harinya. Di kertas itu ada foto Wayo tidak memakai busana bersama dengan seorang pria. Matanya tertutup seperti dia telah dibius atau sedang mabuk. Bisa terlihat jelas kalau gambar ini seperti screenshoot dari sebuah video. Aku ingin berteriak sampai jantungku keluar tapi entah mengapa, aku tidak bisa mengeluarkan suaraku dikeadaan seperti ini. Aku seketika lumpuh dan putus asa. Aku merasa seperti ditusuk pisau berkali kali di dadaku. Aku bisa melihat rasa kasihan yang dipancarkan dari kedua mata teman temanku dan juga kebingungan mereka. Melihat kenyataan yang ada di depan mataku ini, aku yakin Wayo juga tidak bisa melakukan apa apa. Dia sangat polos dan suci, aku tidak bisa mencoba mencari pelakunya karena aku tidak pernah merekam momen intim kami.
Foto foto itu tersebar di seluruh pelataran Fakultas Sains. Dan aku sangat takut kalau saja foto itu tersebar di seluruh kampus. Tanganku gemetar dan juga tubuhku. Aku meremas dengan keras kertas itu dan melemparnya langsung ke tempat sampah. Dengan kemarahan dan rasa putus asa, aku langsung berteriak ke teman temanku, "Cari dan bakar semua kertas ini!!!". Kemudian Kit bertanya, "Apa kau tahu siapa pelakunya?" Aku mengeraskan kepalan tanganku dan langsung berlari mencari Montri. Satu satunya yang tahu di mana Wayo dan sedang apa dia, hanya dia. Aku terus memerintahkan diriku untuk berpikir logis. Keselamatan Yo adalah prioritas utamaku. Dan menemukan bajingan itu adalah tugas keduaku.
Sesaat setelah aku menemukan Montri aku langsung bertanya, "Apa kau melihat Wayo?", lalu dia menjawab, "Maafkan aku, aku tidak tahu." kemudian dia melanjutkan, "Tapi setelah Yo melihat kertas kertas itu pagi ini, dia langsung berlari entah ke mana. Kami semua khawatir dan mencoba mencarinya tapi kami belum juga menemukannya." Ini sungguh tidak berguna dan bahkan membuatku lebih menggila. "Tolong hubungi aku saat kau menemukan Wayo." Aku berkata dengan nada dingin sebelum aku kembali berjalan menjauh. "Ke mana kau pergi Pha?" Tanya Kit. "Aku akan menemukan bajingan ini." kataku dengan penuh amarah.
Di perjalanan saat aku masuk ke gedung utama aku menghampiri seorang mahasiswa perempuan dan bertanya padanya arah menuju Jurusan Fisika.
TBC Ch 45
Sorry pendek yah, berhubung englishnya belum keluar2 jadi ini dia persembahan author yang pendek~ maaf yah sekali lagi.
Kalau english sudah keluar aku langsung up kok jadi mohon bersabar yah. Thank you~
Soooooooooo thank you for reading, leave a comment below, and don't forget to vote love you na~
KAMU SEDANG MEMBACA
2 Moons -Indo-
Fanfic"Yo secara diam diam telah menyukai seniornya sejak SMA dan mengikutinya hingga ke universitas untuk bertemu dengannya" Sebuah novel tentang 6 mahasiswa pria. 3 dari mereka adalah mahasiswa kedokteran (Pha, Kit, Beam), 2 mahasiswa jurusan te...