#Pha's POV
Ketika kami sudah setengah jalan, Wayo tiba tiba berlari kembali padaku dan dengan lembut berbisik, "Berapa banyak kondom yang harus aku beli?"
Aku tersenyum dan menyeringai padanya. "Aku tidak tahu apa aku hanya butuh satu saja atau lebih?" Wajah Yo langsung berubah sangat merah lagi saat dia mendengar apa yang baru saja aku bisikkan dengan lembut padanya. Lalu dengan cepat dia berjalan menjauah menyembunyikan wajah merahnya yang manis dari tatapan sensual magnetik yang kuberikan. Setiap inci dariku, setiap ujung gelap dari diriku sudah menjadi santapannya. Dia membuatku lupa siapa diriku dan apa yang sudah aku lakukan. Dengan Wayo, rasanya setiap mimpi menjadi kenyataan yang bahkan bisa kugapai dan kusentuh. Ketika dai menghilang dengan wajah manisnya itu aku langsung ingat kalau aku meninggalkan kelas tanpa sepengetahuan Beam dan Kit. Untungnya Ming mengantar Kit pulang ke asrama sementara Forth mengajak Beam untuk makan malam.
-Ujian akhir tiba-
Inilah masa ketika para mahasiswa akan terus membungkuk, mereka akan mengunci diri mereka pada macam macam buku cetak sambil membawa minuman Starbucks mereka dan siap untuk menghadapi ujian pertama mereka di semester ini. Aku dan teman temanku sudah berada di ambang kematian. Sebelum masuk ke universitas ini, aku membaca di wesitenya kalau universitas ini sangat sulit dan sangat sulit mengatur waktu. Kadang semuanya bukanlah mengenai hal terbaik yang dilakukan saat mengetahui hal yang mungkin terjadi. Aku akui kalau aku bukanlah mahasiswa terpandai di kelas, dan akan mengambil langkah untuk memperbaikinya. Tidak ada seorangpun yang akan mengambil langkah bodoh untuk memperbaiki kesalahan mereka lagi. Satu kesalahan bukan berarti kegagalan seumur hidup.
Kami membaca buku dan banyak blog, bahkan kami harus membakar semua minyak di otak kami setiap malam selama 7 hari berikutnya. Kadang, kami sangat sibuk membaca hingga kami lupa waktu makan. Hal baiknya adalah Yo selalu membawakanku sesuatu untuk di makan meskipun dia juga punya banyak hal untuk di baca. Apa aku sudak memiliki pacar yang paling manis atau bagaimana? Yo tahu kalau mahasiswa kedokteran sangat sulit jika dibandingkan dengan jurusan lain. Setiap mahasiswa yang mengambil jurusan kedokteran harus memahami setiap paragraf dari setiap halaman yang ada di buku agar bisa lulus dalam ujian. Bagiku, ujian ini sungguh mematikan tapi aku harus belajar lebih untuk membantu teman temanku menghadapi kesulitan mereka. Dan aku mendapat dilema lainnya. Di sisi lain, ada masih banyak tumpukan kecil buku dan catatan di mejaku yang menungu untuk di baca dan dipahami. Dan di sisi lain, Wayo sedang berputar di atas tempat tidurku tanpa henti. Dia terlihat sedikit lelah, jadi aku membiarkannya istirahat sebentar.
Tapi tiba tiba, Wayo bangun dan mengambil dan menjauhkan catatan dan bukuku dari atas meja. "P'Pha, bolehkah kau berhenti membaca sebentar saja khub?" Dia bertanya dengan lembut lalu menyuruhku memandangnya. Aku akhirnya berpaling sejenak lalu bertanya, "Sayang, apa kau baik baik saja?" Wayo tidak membiarkanku menyelesaikan kalimatku lalu berkata, "Tidak, aku tidak baik baik saja. Ini terlalu sulit untukmu. Menurutku kau harus istirahat sejenak." Aku berhenti sejenak lalu berkata, "Aku belum selesai membaca." Ia lalu beteriak dengan marah, "Aku tidak ingin membaca apapun lagi. Ini terlalu sulit. Aku tidak mengerti sama sekali dan aku ingin menyerah." Aku heran ada apa dengannya. Dia selalu merencanakan waktunya untuk belajar setiap waktu. Semua orang memang diambang kehancuran karena ujian ini. Mungkin itulah alasan yang membuatnya sedikit ketakutan. Atau mungkin dia sedang tidak ingin saja membaca. Pasti ada suatu hal yang mengganggu pikirannya.
Apa dia sedang menggigil? Apa dia sedang ketakutan? Sepertinya tidak begitu. Dia punya sebuah rencana. Dia terlihat serius dan fokus. Yo tidak seperti memikirkan sebuah masalah yang telah terjadi padanya. Aku meluruskan pundakku. Aku harus serius dan fokus menghadapi masalah di depanku ini, yaitu fokus pada catatanku dan berjalan menuju kasur di mana sayangku duduk dan menatapku seperti seekor anak anjing yang hilang. Aku memberikannya tatapan menggoda, aku memeluknya erat dan dengan lembut mencubit kedua pipinya.
Sekarang aku sedang berbaring di kasur sementara Yo mengistirahatkan kepalanya di pundakku. Aku merasa sedikit kelelahan, tapi sepertinya Yo lebih kelelahan dariku. Dia lalu mengangkat kepalanya, memecah kesunyian lalu berkata, "P'Pha." Lalu aku menjawab, "Hmm?" Aku merasakan ada sesuatu di dalam kepalanya yang membuatnya sedikit terganggu.
"Sepertinya hari ini P'Pha sedang tidak cocok denganku.
Sepertinya dugaanku benar. Yang mengganggunya bukanlah karena belajar namun aku sangat terkejut mendengar itu. Saat ini rasanya seperti ada es yang akan mengalir di setiap kata yang akan kulontarkan padanya. Lalu dia lanjut berkata, "Hm, sepertinya tidak hanya hari ini. Aku sudah memikirkannya beberapa hari yang lalu, aku akhirnya menemukan beberapa ide." Aku mendengarkan perkataannya dengan seksama. "Apa yang kau bicarakan sayang? Apa yang kau pikirkan?" Aku berbisik dengan tenang tapi aku bisamerasakan kesedihan dari suaranya setelah mengatakan itu. Aku tidak tahu pasti apa maksud dari perkataannya barusan.
Sangat banyak orang yang melihatku berjalan dengan Yo setiap hari. Aku juga bisanya berbicara pada beberapa di antara mereka, dan aku yakin mereka tahu kalau aku sedang berkencan dengan Bulan fakultas sains. Aku sudah tidak ingin menyembunyikan apapun sekarang. Alasan kenapa aku jarang berkencan karena aku selalu seperti ini setiap waktu. Aku tahu ada beberapa orang yang bergosip tentang kami tapi aku sudah tidak terlalu peduli karena itulah kebenarannya. Aku tidaklah peduli dengan apapun yang orang pikirkan tentang kami atau sesuatu tentang perasaan kami. Jika mereka ingin melihat kami sebagai orang yang baik, maka mereka akan melihat kami sebagai orang yang baik. Jika tidak, maka tidak aku tidak bisa melakukan apapun untuk menghentikan mereka. Ironisnya, setiap kali aku ingin memperlihatkan mereka niat baikku, maka semakin banyak hal yang membuat mereka salah paham tentangku. Maka dari itu aku selalu menegakkan kepalaku dan percaya diri dengan apa yang kulakukan. Itu lebih baik dari pada menghabiskan waktuku untuk mereka yang ingin melihatku terjatuh. Aku yakin kalau aku tidak bisa mengubah pandangan orang. Namun ada satu hal yang penting bagiku. Dan hal penting itu adalah Wayo.
Tbc Ch 47
Sorry pendek aku di kejar deadline tugas... tugas aku numpuk banget sumpah gk bohong aku mah....
So enjoy reading guys, comment, and vote (if you like)
Eh btw MAMA snake banget yah ~ (kuingin mengumpat) huftttt......
Gak ada gambar juga aku lagi capek, nnti aku kasih gambar deh thnk you~
KAMU SEDANG MEMBACA
2 Moons -Indo-
Fanfic"Yo secara diam diam telah menyukai seniornya sejak SMA dan mengikutinya hingga ke universitas untuk bertemu dengannya" Sebuah novel tentang 6 mahasiswa pria. 3 dari mereka adalah mahasiswa kedokteran (Pha, Kit, Beam), 2 mahasiswa jurusan te...