#Beam's POV
"Saat itu aku tidak bisa memikirkan apapun. Hanya harga diri dan istriku yang datang entah dari mana" jawab Forth.
"Apa yang barusan kau katakan?" tanyaku.
"Tidak, aku tidak mengatakan apapun" Forth berdalih sebelum berteriak keras karena sekarang aku meletakkan kasa yang kuberi Tictone iodine pada lukanya.
"AAGGGHHHHHHHH!!!"
Forth memiliki wajah yang tampan dan maskulin, tapi ketika dia menjerit seperti ini dia terlihat seperti bayi.
Jujur saja bagiku Forth masih saja terlihat sangat tampan meskipun sekarang wajahnya sudah terbalut kain kasa. Dia seorang berandal, berbulu, bertindik di telinganya, dan tato di tubuhnya yang pernah aku lihat.
Sialan!
Walaupun Forth memiliki warna kulit yang lembut dan gigi putih yang berjajar rapih dan memiliki bibir yang sempurna. Dia sangat pantas untuk menjadi runner up pertama 'Bulan Kampus'.
"Kenapa kau menatapku?" Forth melihat mataku.
Dengan cepat aku langsung memalingkan wajahku ke arah lain.
"Bukannya tadi kau bilang kau lapar? Makanlah denganku" kata Forth.
"Tidak, aku akan pergi ke suatu tempat" jawabku.
"Dengan siapa? Apa Kit atau Phana?" taya Forth.
Pertanyaannya membuatku menatap wajahnya.
"Baiklah, aku minta maaf seharusnya aku tidak bertanya seperti itu" Forth terlihat sedikit kesal.
Sepertinya Forth ingin memberi ruang untukku dan teman temanku. Sama halnya ketika dia akan berkencan dan memenangkan hatiku. Dia juga membiarkanku menjadi diriku sendiri. Dan itulah apa yang dia lakukan sekarang.
"Bagaimana keadaanmu sekarang? Apa sudah sembuh?" tanya Forth.
"Apa maksudmu? Itu sudah sembuh beberapa hari yang lalu" jawabku.
"Entahlah" Forth menjawab sambil menunduk kesal "Aku melakukannya begitu saja. Tidak pakai pelumas, tidak pakai kondom... pasti kau merasa kesakitan karena aku melihat darah"
Sialan! Bajingan ini kenapa dia harus membahas hal itu?
"Apapun itu aku baik baik saja sekarang" aku berusaha mengubah topik pembicaraan "Apa sudah selesai? Aku akan mengantarmu pulang"
"Kau bisa pergi kalau sedang buru buru, aku bisa menlpon temanku untuk menjemput" kata Forth yang mengira kalau aku sedang buru buru.
Wajah Forth tidaklah terlihat serius, tapi kenapa aku sangat kesal? Aku tidak ingin dicap sebagai seorang pembohong. Entah mengapa aku jadi orang yang serba salah dan dia bertingkah polos dan sederhana.
"Aku akan mengantarku" kataku lagi.
"Tapi aku harus kembali ke kampus, motorku ada di sana" kata Forth.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 Moons -Indo-
Fiksi Penggemar"Yo secara diam diam telah menyukai seniornya sejak SMA dan mengikutinya hingga ke universitas untuk bertemu dengannya" Sebuah novel tentang 6 mahasiswa pria. 3 dari mereka adalah mahasiswa kedokteran (Pha, Kit, Beam), 2 mahasiswa jurusan te...