#Wayo's POV
Tapi... Tunggu... Aku tidak ingin memanjakannya.
"Apa yang sedang kau pikirkan? Kenapa kau menjawabku begitu lama?" P'Pha semakin terlihat serius, namun kali ini ekspresinya berbeda dari yang tadi.
Jadi, sekarang P'Pha sudah mulai merasa baikan. Ini pertanda yang bagus.
"Kau membuatku kehilangan kepercayaan diri sayang. Padahal aku adalah boss di gang dokterku" kata P'Pha.
"Hehh~ Apa kau sedang pamer dengan apa yang kau miliki sekarang?" kataku sambil berbicara dengan sinis.
"Kau harus mengetahuinya sendiri" kata P'Pha sambil tersenyum menggodaku.
"Tidak terima kasih" aku menggelengkan kepala tidak tertarik.
"Wayo"
"Hmmm?" aku mengangguk.
"Apa kau tidak mencintaiku lagi?" P'Pha mulai merengek.
Hmm apa kau sedang bermain denganku? Baiklah akan kuladeni!
"Tidak!" jawabku.
Aku harus menang dalam permainan ini.
"Wayooooooo~" P'Pha menyeretku ke tempat tidur dan membuatku berbaring dipangkuannya.
"Rasanya sangat sakit mendengar itu, bahkan lebih sakit dari semprotan merah di mobilku" P'Pha mulai cemberut.
"Hahahaha" aku tertawa.
"Tolong jawab aku sayang" P'Pha mulai memohon.
"Apa kau penasaran dengan jawabannya?" aku mulai menggodanya.
P'Pha langsung menggunakan jarinya dan menutup hidungku.
"Jawab aku atau mati"
"Hei apa kau mau membunuhku P'?" aku berusaha melawan.
P'Pha tertawa saat melepas jarinya. Sungguh kekanak kanakan.
"Jika kau bertanya padaku kapan waktu yang tepat, aku tidak yakin..." saat aku mulai berbicara P'Pha mulai memfokuskan pendengarannya padaku "Itu karena aku sudah membaca cerita tentang Pantip dan sudah menonton The Club Friday Story. Maka dari itu...." ujarku pelan.
"Apa itu?" tanya P'Pha heran.
"Hmm...."
"Apa yang barusan kau katakan. Pantip? Dan apa itu The Club Friday Story?" aku langsung menatapnya tidak percaya.
Apa dia ini benar mahasiswa kedokteran? Kenapa dia tidak tahu semua itu?
"Tunggu sepertinya aku ingat. Apa itu serial drama yang menceritakan seseorang yang menemukan kisah cintanya di telpon?" kata P'Pha.
"Ya, itu dia"
"Kehidupan nyata tidak bisa dibandingkan dengan cerita cerita yang ada di novel" lanjutku.
Jujur saja selama ini aku diam diam menyukainya. Aku harus menonton serial drama BL (Boys Love) sendirian.
"Lalu, apa hubungannya dengan kisah cinta kita?" Tanya P'Pha masih belum mengerti.
"Tentu saja ada" aku mencoba menjelaskannya.
Sepertinya P'Pha sangat tertarik dengan cerita yang kuceritakan padanya "Hubungan cinta kita itu sangatlah tidak menentu. Pria dan Pria. Saling genit genitan. Apa P' tahu maksudnya?" tanyaku padanya.
Dia malah menggelengkan kepala, jadi terpaksa aku mengulanginya lagi.
"Ada banyak pasangan yang aku tahu di luar sana. Dan biasanya mereka punya hubungan yang sangat rapuh. Mereka putus dengan mudahnya dan berkencan dengan lainnya. Zaman sekarang teknologi berkembang dengan pesat, begitupun dengan kita... beberapa pasangan bahkan bisa putus begitu saja sebelum bertemu satu sama lain" jelasku panjang lebar.
"Sepertinya kau sangat serius dengan hal ini" P'Pha mulai menggodaku lagi.
"Aku sangat serius karena ini berhubungan dengan kita, karena aku..." aku mulai kesal dan menarik napas panjang "... Aku khawatir kalau kau akan meninggalkanku begitu kita selesai berhubungan badan"
"Hahahahahahaha.. Apa?" P'Pha tertawa dengan kencang.
"Apa yang kau tertawakan?" sekarang aku mulaimenyesal memberitahunya.
"Ini sangat lucu" kata P'Pha.
"Tidak lucu, aku serius"
"Ini artinya kau sangat serius denganku..." P'Pha menggunakan tangannya dan menyentuh wajahku dengan lembut "Hmm.. jadi kau memikirkan cerita yang rumit ini dan mengaitkannya dengan hubungan kita.. kau bisa jadi penulis novel yang handal" kata P'Pha masih menggodaku.
"P'Pha aku tidak sedang bercanda, apa kau pernah melihat videonya? Saat kedua pasangan memutuskan untuk berpisah sangatlah menyebalkan dan tidak ada lucunya sama sekali" kataku kesal.
"Tenanglah sayang, memangnya siapa yang bilang kalau aku akan mencampakkanmu setelah berhubungan badan denganmu?" jelas P'Pha
Aku senang mendengar perkataannya.
"Bukannya di sini kaulah yang berpikir akan mencampakkanku setelah berhubungan badan?" P'Pha membungkuk dan menggigit hidungku.
"Apa kau sudah gila?"
Bagaimana mungkin dia dengan mudahnya melimpahkan semua ini padaku?
"Harusnya kau bertanya padaku, kenapa aku bisa berpikir seperti itu padamu?" P'Pha menoleh ke arahku. "Hei, aku bukan pria genit yang kerjanya hanya bercinta. Aku takut AIDS dan aku sudah belajar tentang ini. Apa kau tahu?" kata P'Pha.
"Aku ingat kau pernah mengatakan hal itu padaku" kataku berbicara perlahan.
"Bukannya aku sudah bilang sebelumnya aku memang seperti itu, tapi sekarang tidak lagi, aku janji padamu" P'Pha mulai mencari alasan setelah melihatku memberikannya tatapan sinis. "Aku memang selalu bermain main, tapi setelah bertemu denganmu, tidak bisakah kau melihat kalau aku selalu menurutimu dan tergila gila padamu?"
Aku mulai tersipu mendengarnya.
"Kau jangan khawatir sayang" lanjut P'Pha.
"Entahlah" aku masih belum ingin menyerah "Aku bukanlah pria gampangan"
"Hah?"
"Aku tidak ingin P' berpikir kalau aku ini pria gampangan" kataku lagi.
"Oh ayolah...ini sudah cukup membuatku stress" P'Pha menyerah dan mulai memijat pelipisnya.
"Anggap saja P'Pha tahu kapan aku sudah siap" ujarku.
"Kapan?" P'Pha terlihat sangat antusias.
"Itu...."
"Beritahu aku, kapan? Kapan?" P'Pha sudah terlihat seperti serigala yang kehausan.
"Aku akan memintanya duluan" jawabku
TBC Ch 35 Next Part 3
Enjoy reading~ Don't forget to follow me
Mungkin Part 3 nya bakal di pulish sebentar pagi atau siang. Stay tuned aja yah~ Salam pohon toge...
KAMU SEDANG MEMBACA
2 Moons -Indo-
Fiksi Penggemar"Yo secara diam diam telah menyukai seniornya sejak SMA dan mengikutinya hingga ke universitas untuk bertemu dengannya" Sebuah novel tentang 6 mahasiswa pria. 3 dari mereka adalah mahasiswa kedokteran (Pha, Kit, Beam), 2 mahasiswa jurusan te...