Mobil Ty berhenti di depan sebuah gedung apartemen. Ty melepas seatbelt-nya dan beralih ke Lavender.
"Tunggu di sini. Jangan sampai seseorang menyadari keberadaanmu."
"Aku ingin ikuttt," rengek Lavender, membuat Ty jadi urung membuka pintu mobilnya dan kembali menghadap gadis berambut ungu ini.
"Aku akan melakukan transaksi penting. Sudah kubilang jangan berbuat sesukamu," ujar Ty dingin. Dingin dan menusuk. Agak nyeri dirasa oleh Lavender.
"Baiklah..."
"Good girl."
KEN U NOT TYRESE LEE!!!!!1!!11!1!
Sekitar lima belas menit Lavender menunggu Tyrese di dalam mobil. Memainkan kukunya, mengelabang rambut, atau apapun yang bisa ia lakukan untuk mengusir kebosannya.
Lavender kemudian berpikir untuk mendengarkan lagu dan mencari kaset di kotak dasbor. Koleksi milik Ty didominasi oleh lagu-lagu hip-hop dan EDM khas pemuda West Coast. Namun, Lavender menemukan sebuah kaset polos bertuliskan "J".
Sebuah playlist?
Lagu pertama yang terdengar setelah Lavender menekan tombol play adalah as song as you love me - Justin Bieber.
Bersamaan dengan itu, tampak Ty sedang mendekat ke mobil sambil membawa sebuah tas hitam yang tidak pernah dilihat Lavender. Kau tahu apa isinya.
as long as you love
we could be starving
we could be homeless
we could be bro.
Tyrese dengan kasar menekan tombol off.
"KENAPA KAU MENYENTUH PRIVASIKU, LAVENDR MCKENZY?!"
Lavender kaget. Jantungnya sesaat berhenti.
Tyrese baru saja membentaknya.
"I...i...am sorry, Ty."
Ty hanya diam sambil memakai seatbelt-nya sebelum menyetir dengan kecepatan di atas rata-rata.
Lavender sebenarnya takut, tapi dia diam saja.
"Ke mana aku harus mengantarmu?"
"Terserah kau saja."
"APANYA YANG TERSERAH AKU? KAU MAU KUTURUNKAN DI SINI?"
"BISAKAH KAU TIDAK BERTERIAK TYRESE LEE? AKU HANYA BOSAN DAN ITU HANYA SEBUAH PLAYLIST!"
ciiietttt
Tyrese mendadak mengerem saat mobilnya sedang melaju kencang.
"Katakan sekali lagi, hanya playlist?"
Bagus sekali, Lavender. Sekarang suasana di dalam mobil semakin mencekam.
Tidak ada yang berbicara selama semenit sampai akhirnya suara senggukan Lavender memecah keheningan.
"Holy crap. I'm sorry, Lavender. Don't cry. It's fine, I'm sorry. Okay?" Terdengar nada khawatir di setiap kata yang Ty ucapkan.
Ia mencoba untuk meraih wajah Lavender namun gadis itu selalu menghindarinya.
Lalu Ty melihat ke luar dan menangkap sebuah korner es krim di pinggir jalan.
"Ice cream?"
"Hiks...hiks...tidak perlu..." itulah yang diucapkan Lavender, tapi kepalanya malah mengangguk menandakan ia mau.
Tyrese tersenyum gemas karena tingkah Lavender. Setelah memindahkan tas hitam yang sedari tadi di pangkunya, Tyrese keluar dari mobil dan meninggal Lavender yang sebenarnya mulai tenang.
Lavender tidak begitu memerhatikan Tyrese karena dari posisi duduknya, korner es krim itu tertutup pohon besar.
"Terlalu lama, ya?" Tanya Ty saat ia kembali.
Lavender hanya mengendikkan ke dua bahunya dan melebarkan telap tangannya seakan siap menerima es krim.
Tapi, tangan itu kosong selama beberapa detik sampai membuat pemiliknya merebut es krim terdekat yang bisa diraihnya.
Ketika lidah Lavender hanya berjarak beberapa mili, Ty merebut kembali es krim itu dan menggantinya dengan es krim yang sebelumnya dipegang Ty.
Lavender tidak terlalu memikirkan hal itu dan menikmatinya selama perjalanan pulang.
Rumah Lavender ternyata tak jauh dari daerah itu dan hanya berjarak lima rumah dari milik Yuta.
"Nanti kau datang atau tidak?" Tanya Tyrese.
Lavender mengerutkan keningnya, "ke mana?"
"Pesta Halloween di rumah Rose. Kau tidak tahu?"
"Apakah aku harus tahu?"
"Kau bilang aku harus peka terhadap sekelilingku, tapi kau sendiri tidak memerdulikannya."
Lavender terdiam. Ia hanya menunduk.
"Wait, jangan bilang kau tak pernah pergi ke pesta?"
Lavender tidak menjawab.
"Kau tahu rumahnya, bukan? Apakah aku harus menjemputmu?"
"Tidak perlu. Yuta akan datang, kan? Aku akan berangkat dengannya."
"Baiklah....ummm...kalau begitu...sampai jumpa."
"Sampai jumpa."
YOU ARE READING
American Drug Dealer +taeyong lee
Fanfiction"I've never planned it to fall for you, this deep, but I did." California, 2017.