Chapter 45

755 180 17
                                    

DUAR

.

.

.

.


Semuanya terjadi dengan sangat cepat. Tepat setelah Ty berkata demikian, tangan Ty membalik kursi Lavender sehingga tubuhnya akan terlindungi oleh kursi itu. Dan saat itu juga, Kai dan Ty sama-sama menarik pelatuk pistol mereka.

Kai tidak mengenai apapun, tapi Ty berhasil menembak lengan atas Kai.

Karena tahu Kai sedikit lengah, Ty pun berlari menghampir Kai dan mengambil pistol Kai sebelum melemparnya ke sembarang arah.

Tapi ternyata Kai masih sangat bertenaga. Ia menonjok tepat di kepala Ty sampai darah segar langsung mengucur deras seperti hujan di bulan Juni. /g

Selanjutnya, Ty menonjok hidung Kai. Pistol yang Ty pegang akhirnya terlepas juga. Mereka saling memukul satu sama lain. Perut, mata, kepala, hidung, bibir, pipi.

Sementara Ty dan Kai sibuk adu jotos, Lavender berusaha keras membuka ikatannya karena sekarang sudah tidak ada orang yang mengawasinya.


Kembali ke Ty dan Kai, sekarang Ty sedang berada di bawah Kai yang memberikannya pukulkan di pelipis bertubi-tubi. Jangan lupa kalau Kai adalah mafia sungguhan yang biasa melakukan hal seperti ini.


"Kau pikir, bugh, kau bisa, bugh, mengalahkanku, huh?!"


Ty diam karena ia sedang mengumpulkan tenaga. Saat ia sudah merasa cukup kuat, tangannya menonjok hidung Kai hingga Ty bisa memutar keadaan. Sekarang Kai yang Ty pukuli di segala sudut wajahnya.

Bertepatan dengan itu, ikatan Lavender akhirnya lepas juga dan ia segera berdiri.

"Ty, aku akan menelfon polisi!"

"Tidak usah, segeralah kabur, Lav! Cepat!"

"Tidak, Ty. Aku harus melakukan ini!"

Karena fokus Ty sedikit hilang, Kai dengan mudahnya kembali membuat Ty tersungkur dengan satu jotosan. Lavender masih sibuk dengan ponselnya, namun dalam sedetik ponselnya mati sehingga ia mau tidak mau mengambil pistol Kai yang Ty lempar tadi.

Lavender mendekat ke belakang Kai yang sedang menghajar habis Ty yang jauh lebih kurus darinya.

"Lepaskan Ty atau aku angkat menembakmu, Kai," lirih Lavender dengan suara yang jelas menunjukkan kalau ia ketakutan. Tangannya yang ringkih memegang pistol dengan gemetaran. Ya Tuhan, ia bahkan tidak tahu cara menggunakan senjata api itu.

Sepertinya Kai mengetahui hal itu. Untuk sesaat, Kai mengacuhkan Lavender dan sekarang ia malah menyekik Ty sampai lelaki itu kesusahan bernapas.


"Kai...berhenti..."


Tepat ketika Ty hampir saja melihat cahaya putih, suara derap langkah beberapa orang diikuti gebrakan pintu pun terdengar. 


"ANGKAT TANGANMU!"

Tiba-tiba segerombol polisi sudah berada di depan pintu dan menodongkan pistol ke arah Kai.

Kai mengikuti perintah polisi. Ia tersenyum miring sementara Ty tidak bisa langsung bebas karena sedang terbatuk-batuk.

"Kau membuat ini semakin mudah, Lavender."

Lavender masih di belakang Kai, dan dengan cepat Kai meraih tangan Lavender, manarik badannya, mengambil alih pistol hingga sekarang Kai berdiri di belakang Lavender dengan pistol yang tepat berada di samping kepalanya.








"Should we die together, Sweetheart?"

American Drug Dealer +taeyong leeWhere stories live. Discover now