Chapter 7

1.5K 370 45
                                    

Aroma rokok dan alkohol langsung menyerbak setelah Lavender memasuki ruangan yang bergemerlap itu.

Tadi saja saat turun dari mobil Yuta, dentuman musik EDM sudah menggebu. Sekarang Lavender seperti dalam kubangan, sesak dan ia tak bisa mendengar apapun selain musiknya.

"This is why I hate parties," katanya pada diri sendiri.

Drakula, princess Disney, red riding hood, vampire, dan karakter-karakter lain khas Halloween bertebaran di ruangan itu. Sedang meneguk vodka dari gelas merah, menikmati musik, bercumbu, atau sekedar berdiam diri di sofa.

"Hey, Nona...Penyihir?"

Kalau Lavender bisa mendengar suara itu berarti pemiliknya begitu dekat. Benar saja, telinga Lavender agak geli karena napasnya.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tyrese!" Lavender tersenyum lebar saat mendapati lelaki berambut putih tersenyum di sampingnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tyrese!" Lavender tersenyum lebar saat mendapati lelaki berambut putih tersenyum di sampingnya. "Jack Frosttt???"

"Yes. So, are we gonna party tonight?"

"Umm..."

Belum sempat Lavender menjawab, si Jack Frost itu sudah menarik pergelangan tangan Lavender dan membawanya di tengah-tengah kerumunan.

"WHOOHOOOO!!!" Teriak Ty sambil bergoyang mengikuti irama.

Lavender mau tak mau ikut mengimbanginya. "WHOOHOOO!!"

"Hey, Tyrese," seorang perempuan seksi berdandan seperti tikus menggeser posisi Lavender di depan Ty. "Want some drink?"

Tapi, Lavender juga bukan orang lemah dan terima begitu saja, "Sorry, he is dancing with me!"

Perempuan itu pergi sambil melengos ke arah Lavender, sedangkan Tyrese tersenyum kagum.

"Whohoooo..!" Mereka kembali berdansa lagi.

"Tyrese!"

Untungnya sekarang suara laki-laki. Lavender kenal hampir semua orang, termasuk orang ini.

Jackson Smith.

"You bring it, right?" Tanya Jackson.

Ty pun mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Lavender yang pura-pura asik, melirik sedikit dan yah, mereka sedang bertukar barang. Uang dan plastik kecil berisi serbuk putih.

"Lavender, nikmatilah pestanya. Ada yang harus kulakukan."

"WHERE ARE YOU GOING?" Lavender setengah berteriak karena Ty sudah agak jauh darinya.

"UPSTAIRS."

"I GO WITH YOU!"

Tyrese tidak menjawab tapi membiarkan Lavender memegang bajunya dan mengikuti Tyrese.

Semakin jauh dari kerumunan, semakin banyak teman-teman mereka yang sedang bercumbu,

Lavender hanya bergidik ngeri dan dibalas senyuman miring oleh Tyrese.

Sesampainya di lantai dua, suara musik agak samar dan lampu menyala terang, bukan lampu warna-warni yang remang seperti tadi.

Dan mereka sekarang berada di depan...kamar mandi?

Tok..tok...tokk

Ty mengetuk pintu itu, lalu seseorang segera membukanya dari dalam.

"Untung kau membawanya tepat waktu, kalau tidak, dia bisa..."

Lavender sedikit berjingkat untuk melihat siapa yang sedang meringkuk di bath up -- seorang laki-laki dengan wajahnya pucat dan badannya tampak menggigil.

"Ini barangnya," kata Ty sambil menyerahkan sabu-sabu. "Sudah berapa lama dia sakau seperti itu?"

Lelaki yang membuka pintu memberikan sejumlah uang ke Tyrese, "Setengah jam yang lalu."

"Baiklah. Aku pergi dulu."

"Aku seperti mengenalnya," kataku segera setelah kami meninggalkan kamar mandi.

"Park Jimin, dia orang Korea."

"Ah, benar! Yang pendek itu, ya? Omong-omong, sekarang apa kau tidak ingin menggunakannya? Maksudku, kau tidak mungkin menjualnya tan—"

Tyrese meletakkan telunjuknya di bibir mungil Lavender.

"Tadi saja diam terus, giliran sekarang tidak bisa berhenti," Ty berhenti di balkon. "Pertama, iya dia pendek. Kedua, mungkin saja aku menjual tanpa memakai. Ketiga, aku tidak melakukannya di tempat ramai. Bayangkan saja jika itu terjadi, mereka pasti akan mengambil daganganku saat aku sedang high."

"-_- Sekali penjual tetap penjual, ya? Kalau begitu, di mana kau akan menggunakannya?"

"Kau yakin ingin tahu?"

Lavender terdiam sebentar. Sebenarnya ia tidak sedang berpikir, maksudnya mana bisa ia berpikir dalam kondisi penasaran seperti itu.

Akhirnya, Lavender pun mengangguk dan Tyrese Lee menarik tangan gadis itu menuju suatu tempat.


WHERE ARE THEY GOING? VOTE!

American Drug Dealer +taeyong leeWhere stories live. Discover now