Chapter 39

618 193 8
                                    

Pusing.


Ty sudah sadar namun ia belum membuka matanya. Pusing adalah hal pertama yang ia sadari.

Setelah ia mengumpulkan tenaganya untuk bangun, Ty mulai membuka matanya perlahan. Awalnya agak blur, setelah ia mengerjap beberapa kali, ia baru sadar kalau ia tidak bangun di atas kasur kamarnya.

Walaupun kamar ini gelap dan miring kamarnya, tapi ia tahu ia tidak seharusnya berada di sini?

"Kau sudah bangun, Lee?"

Ty menoleh dan mendapati Jennie keluar entah dari mana. Ah, dia ingat sekarang. Kemarin, mulai siang hingga malam, dia benar-benar mengucapkan selamat tinggal ke semua narkoba yang Jennie sediakan dan benar-benar tidak bisa mengingat apapun selain itu.

"Jam berapa sekarang?"

"Six."

"Maksudmu enam pagi?"

Jennie yang sedang menggulung rambutnya di depan kaca mengangguk.


"Maksudmu aku menginap di sini?"

"Yeah..."

"Apakah...kita...?"

Jennie tertawa lebar memamerkan gummy imutnya. "Tentu saja tidak. Aku bukan tipe gadis yang tidur dengan pacar orang."

Ty menghela nafas lega. "Syukurlah."

"Kau bisa mandi di sini. Aku punya beberapa baju laki-laki milik mantan pacarku."

"Kau punya mantan pacar?!" Tanya Ty dengan kekagetan luar biasa dan membuat Jennie sedikit bingung.

"Kenapa tidak? Apa maksudmu?"

Ty segera mengendalikan dirinya. Ia hanya kaget. Dulu, ia selalu mengamati Jennie atas segala yang gadis itu lakukan, tapi tidak pernah tahu gadis itu pernah memiliki pacar.

"Kau tahu tempat tatto ONE? Salah satu pegawainya adalah mantan pacarku. Dia tidak sekolah jadi ya, wajar saja kau tidak kaget. Jangan kaget dan membuatku salah paham, Boy."

Ty meringis saat menyadari reaksinya memang berlebihan.

"Anyway, aku langsung pulang saja. Aku akan mandi di rumah pacarku sambil menjemputnya."

"Baiklah."


Ty baru menyadari kalau ponselnya tertinggal di mobil saat ia sudah berada di mobilnya.

70 missed calls and 10 massages.

Ty menepuk jidatnya. Bodoh sekali. Kenapa dia bisa lupa kalau dia harus mengantar Lavender pulang terlebih dahulu?

Akhirnya dia mengecek semua missed calls itu dan menyadari kalau Lavender berhenti menelfon sekitar pukul enam sore. Ia sedikit lega akan hal itu, berarti gadis itu tidak nekat dan menunggunya sampai malam.

Tapi, ada satu nomer tidak dikenal yang menelfonnya satu jam setelah telfon terakhir dari Lavender. Setahu Ty, hanya beberapa orang yang tahu nomornya.


Apakah...ibunya? Tante Andrea?


Atau...?

American Drug Dealer +taeyong leeWhere stories live. Discover now