Sesampainya di Venice Beach, Tyrese Lee tidak langsung keluar mobil. Dia memakai hoodie dan menutup kepalanya dengan topi
Lavender mengernyit samar. "Bukannya pakaian itu akan semakin mencurigakan? Kau benar-benar terlihat seperti orang jahat sekarang."
"Dan juga seperti orang putus cinta? Itu karena kau tahu kalau aku penjual narkoba, Lav. Orang-orang di luar sana justru semakin tidak peduli padaku kalau aku tertutup begini."
"Kenapa bisa begitu? Maksudku penampi—"
"Karena aku tampan," tukas Ty dengan nada serius.
Lavender melongo sesaat, lalu keduanya terbahak berpuluh-puluh detik karenanya.
"Tapi, aku serius, Lav. Para gadis selalu memandangiku kalau aku berjalan. Sudahlah, lebih baik begini."
"Baiklah, terserah kau saja."
(kira-kira seperti ini. Bedanya malam hari dan lebih ramai dari ini)
Malam itu, di Venice Beach, seorang pengedar narkoba sedang menjinjing tas olahraga berisi sabu-sabu. Berjalan di Venice Broadwalk bersama Lavender, gadis cantik berambut ungu, mencari dua pelanggannya.
Ponsel Tyrese berdering.
"..."
"Yeah, I'm here. Walking with a girl."
"..."
"Cool, cool."
"Ty..." gumam Lavender pelan. Ty merasa lengan atasnya diremas oleh tangan mungil Lavender.
"Yeah?" Tyrese menyaku kembali ponselnya.
"Are you sure where are we? Aku tidak pernah ke Venice malam hari dan..." Lavender tidak melanjutkan perkataannya.
Di broadwalk begitu banyak laki-laki. Beberapa bergerombol, beberapa sendiri. Ada juga pasangan, baik yang hetero maupun homo. Mereka semua kalau tidak sedang berteriak ke satu sama lain, berarti sedang merokok atau meminum alkohol.
Oh, ada juga yang sedang bercumbu. Orang mabuk dan gelandangan ada di mana-mana.
Lavender meraih lengan Tyrese dan memeluknya seakan-akan meminta perlindungan saat seorang laki-laki berbadan besar bersiul padanya.
Tyrese tetap tenang walaupun dalam hatinya "oh shit, Lavender. Jantungku jadi begini karenamu."
Lalu, beberapa langkah kemudian, dua orang laki-laki menghampiri mereka berdua.
"No, man. She's with me. I'm looking for Mike."
"Mike? He's right there!"
Lalu Tyrese melihat laki-laki kulit hitam yang mungkin tingginya 190 cm, memakai jaket baseball merah dan tentunya jauh lebih tua dari Ty. Dia sedang tertawa bersama beberapa temannya.
"Mike?"
"Yeah. Ah, Tyrese?"
Tyrese mengangguk dan langsung memberikan semua yang ada di tas olahraga itu. Pelanggan Tyrese yang satunya, yang katanya memakai kaos Oxford, tadi menelponnya dan berkata ia bersama Mike.
Mike memberikan beberapa lembar dollar ke Tyrese.
"Aku adalah penjual di sini. Kai sudah memberi tahumu?"
Perniagaan ini sebenarnya membuat Lavender takut. Orang-orang di sekitarnya bisa saja membahayakan Lavender kapanpun. Entah kenapa Lavender mau saja Ty ajak ke sana sejauh ini.
"And who's that pretty girl hiding behind you?" Tanya laki-laki berkaos Oxford.
"Ah, she's my girlfriend."
Tyrese menggenggam tangan Lavender yang berkeringat karena takut.
Dan nasib jantung Lavender yang memang sudah berdebar dari tadi, mendengar jawaban Tyrese, sekarang jadi tak karuan.
"Dan, tidak, Kai hanya bilang aku harus mengantarkan ini pada kalian," Ty menambahkan jawabannya.
"Semua yang berjualan di sini harus membayar padaku. Hari ini aku kehabisan dan ternyata Kai masih punya stok. Dia adalah anak buahku," jelas Mike sambil mengarahkan pandangannya ke laki-laki berkaos Oxford.
Tyrese hanya mengangguk paham.
Lavender juga bisa mengambil kesimpulan siapa orang-orang ini. Mereka pasti gangster khas LA yang bahkan sudah berteman dengan beberapa polisi, maka dari itu mereka bisa tenang menjualnya kapanpun.
Tyrese memasukkan lembaran uang yang telah ia hitung ke dalam dompet. "Kalau begitu, aku pamit dulu."
"Baiklah, kencanlah sesukamu. Kujamin anak buahku tidak akan menganggu kalian. Kalau suatu saat kau ingin menjual selain sabu-sabu, hubungi aku. I do coke £50 on the gram, or £70 for the import shit, and pills, K, weed, whatever."
"Cool, cool."
Mereka bersalaman sebelum Tyrese kembali menggenggam tangan Lavender lagi seakan memberikan perlindungan penuh pada gadis itu.
Menjauh dari sisi gelap pantai itu, Tyrese membawa Lavender ke tempat yang lebih terang dan anak-anak muda serta beberapa turis ramah yang sedang menikmati samudra malam di Pantai Venice
Dengan cahaya lampu, samar-samar Lavender melihat senyum Tyrese Lee yang memabukkan.
"Lavender, kau dengar sendiri. Sekarang kita aman."
Lavender tersenyum lebar, antara tersipu dan senang. "Yeah, so this is the perk of hanging out in a shitty place with a drug dealer, right?"
"You call it 'hanging out'? Poor me, I thought we are dating, Miss McKenzy."
a/n :
Pendek-pendek yang chapternya?
BTW KAPAN KENCANNYA SIH LAMA AMAT YA? Wkwkwk sorry.
Next chap beneran taesoo kencan di Venice.
By the way, mau mengingatkan, Ty hanya jual sabu-sabu, ya. Tapi dia sendiri memang mengonsumsi kokain. Alasannya? Dia ga mau pake barang jualannya.
TERUS
Sejauh ini kalian baca ADD, hal apa yang belum kalian temuin padahal itu adalah ekspektasi kalian?
YOU ARE READING
American Drug Dealer +taeyong lee
Fanfiction"I've never planned it to fall for you, this deep, but I did." California, 2017.