WARNING!!! Panjang
Lavender McKenzy memang salah satu gadis tercantik di sekolahnya, tapi dia aneh. Dia selalu tampak bahagia — well, sebenarnya itu adalah kenyataan.
Tapi, yang jadi masalah adalah ia tidak punya teman. Lebih tepatnya, Lavender selalu menjaga jarak dengan orang-orang yang kemungkinan akan menjadi temannya.
Waktu SMP, Lavender memunyai teman bernama Emma dan Megan, tapi mereka berdua membencinya karena kecantikan Lavender dianggap terlalu menarik perhatian.
Emma dan Megan membenci Lavender dengan menjauhinya, lalu menyebarkan rumor-rumor aneh tentang Lavender sampai orang-orang mulai menjauhinya.
Sekali dua kali kedua gadis itu akan mengganggu Lavender; membentaknya di depan hadapan orang banyak atau mengerjai gadis itu.
Lavender jadi terbiasa sendiri, dan dia senang-senang saja.
Sampai Lavender membantu Tyrese hari itu.
Lavender memang menyukai Tyrese dari awal, tapi dia tidak pernah berharap hubungannya dengan Ty akan sejauh ini. Lavender awalnya hanya merasa kalau mungkin, Tyrese akan menjadi teman yang menyenangkan.
Tyrese tidak mungkin iri terhadap kecantikan Lavender, lebih lagi Lavender tahu rahasia Tyrese. Jadi, itu sebenarnya akan menjadi pertemanan yang pas.
Bukan kisah cinta seperti ini.
***
"Thanks, Jen," kata Lavender saat Jennie membawanya ke kamar mandi.
"Kau harus berani melawan, Lav. Mereka benar-benar mengganggu."
Lavender menghela napas. "Kurasa tidak penting meladeni orang-orang seperti mereka."
Jennie dan Lavender bukan teman, keduanya sama-sama selalu menjaga jarak dari sekitar mereka.
"Yah, setidaknya lakukan itu untukku agar aku tidak terganggu."
Lavender hampir saja tertawa mendengar perkataan jujur Jennie O'Brien.
"Omong-omong, tadi aku melihat pacarmu di kerumunan. Yah, wajar saja, sih, dia tidak bisa membelamu."
Kedua alis Lavender bertemu. "Pacarku?"
"Yeah, that drug dealer guy. Dia tidak boleh terlalu mencolok."
Mata Lavender terbelalak lebar dan seluruh indranya segera mencari tahu keberadaan orang lain di ruangan itu selain mereka.
"Bagaimana kau bisa tahu?" Tanya Lavender sepelan mungkin.
Jennie malah terkekeh. "Chill, girl. Nobody's here. Dan, yah, tentu saja aku tahu. Dia adalah sainganku."
"What?"
Tawa Jennie semakin lebar. "Pantas saja dia menyukaimu. Kau benar-benar lucu. Reaksimu itu hahahaha."
"Jangan becanda, Jen. Kau juga seorang ...?"
Jennie mengangguk.
"Tapi...kenapa kau memberitahuku? Kau tidak takut?"
"Pertama, pacarmu juga sepertiku. Kalau kau melaporkanku, kau akan kehilangan pacarmu juga. Kedua, ayahku adalah seorang polisi. Demi tuhan untuk apa aku takut padamu?"
Mulut mungil Lavender masih menganga membentuk huruf O. Wanita di depannya benar-benar gila.
"Ah, dia belum jadi, maksudku dia bukan pacarku. Lalu, apakah Ty tahu?"
"Belum. Ya sudah ngobrolnya. Aku akan benar-benar terlambat masuk kelas. Sampai jumpa~~~"
"Sampai jumpa..."
Jennie meninggalkan Lavender yang masih mematung di kamar mandi.
Ia menatap pantulannya di kaca.
Rambutnya sudah tidak ungu lagi, berkat Ty yang membuatnya tidak bisa tidur.
Dirinya tampak kecil berada dalam dunia yang luas ini.
Tiba-tiba, sebersit keraguan terlintas di hati Lavender. Tentang semua yang terjadi selama beberapa hari terakhir.
Tentang Yuta, Tyrese, dirinya sendiri.
Lavender sekarang adalah teman seorang pengedar narkoba. Lebih dari teman tepatnya. Ya tuhan mereka bahkan berciuman.
Tyrese bisa menyakiti Lavender kapan saja, tapi bahkan gadis ini tidak melaporkan apapun ke polisi.
"Ya tuhan, apakah pilihanku ini...benar?"
YOU ARE READING
American Drug Dealer +taeyong lee
Fanfiction"I've never planned it to fall for you, this deep, but I did." California, 2017.