22

325 14 0
                                    

Entah mengapa Kia bisa meluapkan semuanya pada Kai tadi, ia sendiri bingun. Mungkin karna memang rasa takutnya? Akh! Kia makin pusing dibuatnya, apa Kai bakal marah sama dirinya? Ah bodoh amat!

Kia yang awalnya ingin ke toko buku mengurungkan niatnya karna moodnya tiba-tiba buruk, ia langsung belok kearah rumahnya.

Sampainya dirumah Kia langsung masuk. Didapatinya Diya dan Dave yang sedang asyik mengobrol entah apa tofiknya sampai mereka tertawa-tawa seperti itu.

"Eh Kia, kok pagi amat pulangnya?" Tanya Diya. "Free class kak," jawab Kia seraya melangkah menuju tangga. "Kak Dio mana?" Kia kembali menoleh. "Kak Dio? Pergi ama Lala mungkin." Jawab Diya.

**

Baru beberapa menit Kia naik di kamarnya ia turun kembali dengan pakaian rumahnya dan ikut bergabung dengan Dave dan Diya. "Aku gabung yah, takut nanti ada setan diantara kalian." Ucapnya seraya duduk disamping Diya yang dipisahkan meja dari tempat duduk Dave.

"Setannya kamu haha," sahut Dave dengan tawanya. "Ihh kak Dav, awas loh yah aku gak restuin," ancam Kia. "Idihh siapa juga yang minta restu kamu?" Tanya Diya. "Ya tentulah kalian butuh restu aku, kan aku sepupu kamu." Kia menaikkan keningnya  kearah Diya.

Tiba-tiba telpon rumah yang terdapat dibelakang Diya berdering. "Biar aku yang angkat." Kia berdiri dan mengangkat telpon rumahnya setelah sebelumnya memencet salah satu tombol. "Halo dari kediaman ib_"

Belum sampai kalimat pembuka Kia seseorang sudah berceloteh disebrang, "ini aku Mila."

Kia mengernyit. "Mila? Kok nelpon disini?"

"Abis hp kamu gak ada yang angkat, dari tadi aku hubungin gak ada yang nyahut. Kirain kamu udah keasyikan sama Kai, eh tapi kamu udah di rumah? Kok angkat telpon rumah?"

Kia memutar bola matanya malas mendengar celotehan Mila. "Emang siapa yang bilang aku ama Kai jalan?" Mendengar nama Kai membuat kedua makhluk yang berada dalam satu ruangan dengan Kia menoleh. "Cie jadi tadi mau jalan ama Kai?" Ledek Diya. Kia tidak menghiraukannya.

"Terus tadi apa?"

"Ihh kamu telpon dinomor aku aja deh." Kia malas membahas Kai disini yang ada Diya dan Dave mengejeknya.

"Aku keatas dulu." Kia langsung berlari ketangga saat ganggan telponnya ia letakkan kembali tanpa  menghiraukan ledekan Diya.

***

"Lo mau cerita apa?" Tanya Tristan seraya melempar tubuhnya dikasur Kai. Tadi Kai menelponnya dan memintanya datang untuk menceritakan sesuatu yang Kai bilang urgen.

"Tentang cewek itu," jawab Kai yang duduk dikursih angin sebrang tempat tidurnya. Tristan bangkit dari tidurnya tadi. "Cewek itu? Kia?" Tebak Tristan. Kai menjawabnya dengan anggukan. "Dia kenapa?" Tanya Tristan.

Kai menceritakan kejadian tadi, Tristan yang mendengarkan hanya mangguk-mangguk menanggapi. "Emang maksud lo deketin cewek itu apa?" Tanya Tristan saat penjelasan Kai selesai.

"Gak tau deh, tiba-tiba aja gue pingin dekat aja sama cewek itu," jawab Kai santai. "Gila lo! Lo mau duain Cecil?" Tuduh Tristan. "Nggak! Gue orangnya setia, tapi_" kalimat Kai menggantung membuat Tristan mengangkat keningnya menunggu lanjutan kalimat Kai.

"Apa cinta itu gak bisa berpaling Tan?" Lanjut Kai tiba-tiba. Tristan tertawa mendengar pertanyaan Kai. "Lo suka ama Kia? Secepat itu? Dan Cecil apa lo emang pernah yakin kalo lo cinta ama dia? Gue gak pernah liat lo uring-uringan kek gini kalo ada masalah ama Cecil, gue liat lo santai aja sama hubungan lo ama Cecil."

Kai menghembuskan napasnya lalu menjawab, "lo tanya gue suka ama Kia? Gak tau, buram. Secepat itu? Cinta bervariasi ada yang butuh proses ada pula yang tidak. Gue pernah yakin cinta ama Cecil? Gak tau, intinya gue gak pernah ngerasain ke Cecil yang gue rasain ke Kia. Dan emang gue gak pernah takut buat kehilangan Cecil, tapi Kia tadi marah ama gue gitu gue kepikiran."

KAI-KIA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang