21

356 18 0
                                    

"Cihaa Kia ama Kai barengan aja."

"Kia Kai cocok."

"Seumur-umur gue baru liat Kia bareng cowok yang namanya Kai hahahaha."

"Iyyalah orang Kai murid baru."

Berbagai sahutan terdengar diruang kelas saat Kai dan Kia memasuki kelas, Kai melihat Kia tidak menyahut ia pun juga memilih tidak menyahut.

"Cieee dari mana?" Goda Mila pada Kia yang langsung duduk diseblahnya, "dari rooftop" jawab Kia seadanya. "Kok ada Kai?" Mila masih saja memancing, "abis dia langsung muncul di atap," Kia kembali menjawab dengan sewajarnya.

**

"Hello baby, gimana sekolahnya?" Tanya Diya saat Kia mengambil air minum di dapur dan Diya disana sedang berkutik dengan kompor. Untuk beberapa bulan kedepan Diya numpang di rumah Kia, karna Kia sendiri yang minta. Mungkin ia sudah capek untuk hidup sendiri dan Diya setuju-setuju aja apalagi sepulang dari Filipina Dio juga akan ikut tinggal di rumah Kia untuk sementara waktu kedepannya.

"Fine-fine aja," jawab Kia meminum perlahan air putihnya, "Kainya gimana?" Tanya Diya lagi sambil mematikan kompornya lalu berjalan dan ikut duduk disamping Kia.

"Kai? Kok tanya aku sih?"

"Elah kamu kan satu kelas ama dia."

"Mana aku peduli ama dia," ucap Kia cuek, "kok ngindar gitu keknya kalo lagi bahas Kai?" Diya sedikit memancing. "Ihh apaan sih?" Elak Kia. "Hayoo jealous kan?" Diya semakin senang menggoda sepupunya saat muka sepupunya itu blussing, "kak Diya makin ngaco sumpah." Kia beranjak dari duduknya sambil membawa gelasnya yang berisi air putih serta tak lupa novelnya ditangan kirinya.

"Btw nanti aku mau jalan ama Kai, gak niat temenin? Ini masih projek love story," teriak Diya yang tidak digubris lagi oleh Kia.

***

"Lama amat!" Dengus Kai yang sudah duduk dijok belakang mobil dengan ponselnya. "ya elah gue tadi masak dulu di rumah," sahut Diya memasang sabuk pengamannya disamping Kai.

"Hahaha emak-emak lo pake masak segala! Eh lo udah pindah ke Rumah? Bukannya lo di Apartemen?"

"Gue masakin sepupu gue yang baru pulang sekolah dan itu rumah dia," ujar Diya. "Sepupu? Sepupu lo cantik kagak?" Kai menaikkan keningnya menggoda.

"Jalan mbak mas?" Pak sopir mengintrupsi percakapan mereka. "Eh iyya pak," jawab Diya cepat. Pak supir lalu menjalankan mobilnya meninggalkan area tempat mereka janjian tadi.

"Kirain udah jalan dari tadi," kekeh Kai lalu teringat akan tofiknya tadi. "btw sepupu lo cantik?"

Diya meliriknya malas-malasan. "Itsss kalo ya mau apa?" Tanya Diya judes. "Ya elah tanya doang kok Di, jealous yah? Hayoo! Ngaku hayo!" Kai menunjuk-nunjuk Diya dengan gayanya. "Hahaha jealous? Bodoh! Gue gak doyang berondong! Yang ada Cecil tuh jealous denger kabar lo jalan ama gue," balas Diya dengan tawa yang tak bisa ditahannya.

"Elah Dave pasti juga cemburu tadi." Kejar Kai tak mau kalah. "Eh? Kok bawa-bawa Dav? Orang tadi dia yang nganter gue, mana bisa dia cemburu? Gue kan udah dikenal setia," tuturnya.

"Eh wait! Lo sekolah yah? Bukannya home schooling?" Tanya Diya yang mengingat apa yang ingin ditanyakannya saat pertama ketemu Kai. "Oh itu, karna ada beberapa faktor yang private buat lo," jawab Kai sok misterius.

"Gaya lo," cibir Diya.

***

Kia membuka kaca matanya dan menaruh novelnya saat seseorang memencet bel tak henti-hentinya. "Siapa sih?" Gerutunya berjalan ditangga. "Ganggu aja," lirihnya seraya membuka pintu utama, namun senyumnya langsung merekah saat melihat seseorang yang berdiri diambang pintu.

KAI-KIA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang