15

356 20 0
                                    

Holla aku baru muncul😀 gak ada paketan😢 ini juga cuman numpang hostpot di perpustakaan daerah 😂 jadi beberapa hari kedepan aku jarang up yah... insha Allah kembali aktif awal-awal tahun... oke berhubung aku ada wifi gratis, jadi aku up banyak-banyak yah? Hehe... happy reading😊😙

__________

Saat keluar dari aula, Kia langsung berlari menuju toilet. Saat sampai didepan cermin Toilet, ia langsung mendial nomor Dio dan menyambungkannya. Kia tidak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya, ia mondar-mandir didepan cermin.

Saat sambungannya terhubung dan suara Dio disebran terdengar serak, Kia langsung memberondong-nya dengan pertanyaan, "kak Dio kenapa? Kak semuanya baik-baik aja kan? Kok kak Diya suruh kita pulang? Kok papi ama mami aku telpon?"

Terdengar helaan napas berat disana, "Kia, kamu_ teman kamu ada yang bisa gantiin kamu kan?"

Kia mengerut, pikirannya semakin tidak karuan, "kak kenapa sih!?" Desisnya. "Kak Dio jelasin pliss, jangan buat Kia khawatir gini dong." Kini mata Kia mulai berkaca-kaca.

"Kak," desisnya saat Dio tak kunjung menjawab.

"Sekarang kamu pamit sama teman-teman kamu, nanti_" tutt.

"Akhhh!" Kia mengerang saat ponselnya langsung low, tadi malam ia lupa menchargernya. Kia membekap mulutnya, tangisnya tak bisa ia tahan. Ia langsung keluar dari toilet, tak sengaja ia melihat dua orang didepannya sedang berpelukan membuat langkahnya berhenti sesaat lalu ia kembali berlari melewati dua orang itu.

Mendengar langkah kaki, membuat keduanya menoleh, salah satu diantaranya mengernyit melihatnya dan salah satunya lagi langsung disambar rasa yang tak karuan, entah rasa apa itu. Kia?

***

Cecil menghela napas lalu menunduk membiarkan air matanya jatuh perlahan, jujur ia masih sayang dengan Kai, ia masih cinta. Cecil membekap mulutnya dengan tangan kirinya yang masih bebas lalu beralih menatap Kai, tatapan mereka bertemu, Cecil melihat Kai yang menampilkan ekspresi memohonnya, ia rindu dengan sosok didepannya. Cecil langsung menubrukkan badannya ketubuh Kai membuat Kai sedikit goyang, lalu Kai dengan canggun membalas pelukan Cecil yang erat. Cecil menangis dipelukan Kai, "Kai gue juga minta maaf, harusnya gue ngerti sama lo. Harusnya gue gak langsung marah-marah sama lo, harusnya_"

"Ssstttt." Kai langsung memotong ucapan Cecil, "terlalu banyak harusnya," ucapnya membuat Cecil terkekeh pelan, sedikit membuat hatinya legah.

Mereka masih setia dalam posisinya, menyalurkan perasaan masing-masing. Yang satu pengobat yang satunya dan yang berperang sebagai obat entah perasaannya harus bahagia atau bagaimana?

Suara kaki berlari membuat mereka menoleh dan melepas pelukannya, cecil mengernyit melihat orang yang berlari itu sepertinya sedang menangis sedang Kai nganga melihat gadis itu  kia? Ia nganga karna ia mengenal gadis itu, rasa khawatir mulai muncul dihatinya, Kia nangis?ada apa? Kai menggigit bibir bawahnya, ia dilema mana mungkin ia mengejar Kia sedangkan baru saja ia baikan dengan Cecil.

"Udah lah, gak usan mikirin dia. Gak tau juga siapa. kita kembali ke aula yuk." Cecil merangkul lengan Kai, lo gak tau tapi gue? Kata Kai dalam hati. "Bukannya tadi lo mau ke Wc?"tanyanya.

"Udah gak jadi," nyengir Cecil.

***

"Han."

Farhan dan Shinta bersamaan menoleh saat mendengar suara serak seseorang disampingnya, "Kia?" Kata Shinta saat melihat Kia yang mukanya memerah pucat. "Lo abis nangis?" Farhan mengernyit.

"Aku_ ada yang bisa gantiin aku?" Tanyanya, "emang ada apa sih?" Tanya Shinta yang segitu penasarannya, "aku juga gak tau, tadi sepupu aku chat aku, dia nyuruh aku pulang sekarang. Dan mami ama papi aku juga tadi nelpon," jelasnya, "aku ngerasain pirasat buruk tau."

KAI-KIA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang