33

235 11 5
                                    

Biantara Abraham?

Mata Kia menyipit saat mendengar murid baru yang tadi menabraknya memperkenalkan diri didepan jadi benar dia Bian? Kia menelan ludahnya lalu menunduk. Tapi kok bisa dia kenal aku? Sedang aku gak kenal dia? Perasaan mukaku berubah-berubah amat juga.

Kia kembali mendongak saat orang yang ternyata Bian itu duduk tepat dibelakang Kai, maksudnya belakang kursih Mila. "Ada apa Kia?" Tanya Kai yang saat ini duduk ditempat Mila. "Oh, gak papa kok." Kia menggeleng lalu menghembuskan napas dan membuka bukunya untuk memulai pembelajaran.

Sesekali Kia menoleh pada Farhan yang sedang sibuk mencatat Farhan rajin banget sih gerutunya dalam hati. Saat bu Mira menyuruh semua muridnya menaikkan handphon untuk mencari materi, Kia bukannya masuk di aplikasi internet, malah masuk diaplikasi Line.

Kiaa Putri: Han?
Kiaa Putri: Han?
FarhanAN : Apa lo?
Kiaa Putri : Murid baru itu Bian, teman aku yang kuceritain pas SMP dulu. Masih ingat kan?
FarhanAN : Ha? Seriusan lo? Tahu dari mana?
Kiaa Putri : Iya tadi aku sempat ketemu sebelum upacara terus dianya panggil aku, lalu pas upacara dia ngelindungi aku dari matahari. Yang sering ngelakuin hal itu, siapa lagi coba kalau bukan Bian? Masih ingat ceritaku kan? Terus nama lengkapnya tadi BIANTARA ABRAHAM itu emang nama lengkap Bian teman kecil aku.
FarhanAN : Busett!! Panjang bener penjelasannya, iya gue masih ingat cowok yang sering ngelindungin lo dari matahari kalo upacara. Terus lo mau apa?
FarhanAN : Jangan bilang lo mau jadiin dia sarana buat gak terima kak Dito.
Kiaa Putri : Apaan dah sarana?
FarhanAN : maksudnya jangan bilang lo mau tolak kak Dito dengan alasan lo ketemu teman kecil lo.
Kiaa Putri : apaan dah Han? Main nyimpulin segala lagi.
Kiaa Putri : udah ah, aku cuman mau kasi tau itu aja tadi. Malah kamu ngerembet ke kak Dito.
FarhanAN : Eh soal kak Dito gimana?
FarhanAN : gue gak kepo loh yah, tapi ellonya aja yang curhat duluan sama gue tanpa gue minta.

"Farhan, chatingan sama siapa?" Farhan langsung terlonjak dan menoleh kesumber suara. Dilihatnya bu Mira yang sudah berdiri disampingnya, dengan mata melotot. Kia yang juga mendengar suara bu Mira langsung menurunkan hpnya. "Disuruh cari materi, malah buka room chatnya. Chatin ama siapa emang?" Bu Mira menatapnya horror.

"Kia bu," jawab Farhan dengan cengiran lalu melirik Kia yang ikut nyengir, semua mata tertuju pada mereka berdua. "Kia? Kiara?" Bu Mira berjalan mendekat kearah Kia. "Chatingan ama Farhan Ki?" Bisik Kai yang tidak ditanggapi oleh Kia. "Emang bahas apa sih di chatingan Kia? Kenapa gak mesti langsung ketempat Farhan aja? Atau Farhan ketempat Kia?" Tanya bu Mira.

Kia menunduk lalu mendongak dan menyengir. "Hmm gak penting kok bu pembahasannya," jawab Kia takut-takut. "Lah? Kalo gak penting, kenapa juga harus dijam pelajaran bahasnya? Kenapa juga harus pake chating-chatingan?" Balas bu Mira.

"Hmm soalnya penting-penting amat juga sih bu," sahut Farhan. "Ibu mau liat isi chatinnya? Ini bu." Farhan hendak mengulurkan ponselnya saat bu Mira menolak. "Saya bukan orang yang doyang nguntip privasi orang kok," tolaknya. "Ya udah lanjut cari materinya."

Kia dan Farhan menghembuskan napas legah. "Emang bahas apa sih Han? Kok penting gitu sampe chat-chatan?" Bisik Mila yang duduk diseblah Farhan, karena malas menjelaskan Farhan menyodorkan hpnya yang menampilkan obrolannya tadi dengan Kia. "Oh, jadi Murid baru itu teman Kia pas kecil." Mila manggut-manggut sendiri. Mila tidak bertanya soal Dito yang juga dibahasnya, karena kemarin Kia sudah sempat bercerita padanya.

"Jadi kamu tempat curhat Kia juga ternyata yah?" Gumam Mila. Farhan hanya mengedipkan bahu. "Gak juga, tapi emang sih pas SMP dia curhat gitu tentang temannya yang Bian itu," sahut Farhan yang hanya diangguki oleh Mila. Sesaat Mila berbisik lagi, "Kia orangnya tertutup dari SMP yah?"

KAI-KIA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang