50

196 7 0
                                    

Tiga hari masa libur Kia hanya dihabiskan di rumah, dan sekarang ia kembali memasuki sekolah lagi dengan suasana sekolah yang belum cukup ramai. Masih tersisa bau-bau menegankan jejak UNBK kemarin.

"Kia!" Kia sontak kaget saat seseorang dari belakang menepuk punggungnya. "Kai! Ngagetin aja," jeritnya yang dibalas cengiran tanpa dosa cowok itu. "Oh ya, gimana liburnya tanpa aku?" Tanya Kai menyejajarkan langkahnya dengan Kia yang langsung menoleh sambil mengerut. "Gak ada kamu gak ngaruh gimana-gimana tuh," ucap Kia. "Yakin?" Goda Kai yang tidak dihiraukan oleh Kia.

"Syuting aku udah selesai, tapi besok harus izin lagi, so buat lanjut syuting film selanjutnya," jelas Kai tanpa diminta. "Oh, yang sama Cecil itu?" Tanya Kia tanpa menoleh. "Bukan Cecil sih, pemeran utamanya Ella," sahut Kai. "Tapi ada Cecil juga," balas Kia. "Emang kenapa kalau ada Cecil? Cemburu yah?" Goda Kai membuat Kia menoleh sekilas dan berucap, "Bodoh."

"Kentara amat cemburunya," ledek Kai. "Kalau iya kenapa?" Sahut Kia santai. "Tuh kan ngaku sendiri," ujar Kai dengan cengengesan. "Kok nyebelin sih Kai?" Tanya Kia meliriknya sinis. "Nyebelin gini, tapi naksir kan?" Balas Kai dengan senyum jahilnya. "Ke geeran," ucap Kia lalu lari meninggalkan Kai yang langsung mengejarnya. "Sok jaim situ gak baik loh," ujarnya saat langkahnya sudah menjangkau Kia. "Ntar aku tambah naksir lagi," bisiknya lalu mempercepat langkahnya memasuki kelas.

***

Bel pulang berdenting begitu merdu di telinga para murid, Kia sontak membereskan buku-bukunya yang berserakan juga alat tulisnya yang lain. Di depannya sudah ada Kai siap dengan tasnya. "Yuk Ki," ajaknya. "Duluan aja Kai, besok piket aku. Aku mau nyapu dulu," sahut Kia sambil selesai dari kegiatannya. "Aku tungguin deh, sekalian bantuin," kata Kai sambil meletakkan tasnya di atas meja Kia.

"Gak usah Kai, ada Farhan juga kok, Bian juga piketnya besok," ujar Kia sambil berjalan mengambil sapu di sudut ruangan. "Iya Kai, lo pulang duluan aja, ada gue kok yang jagain Kia," kata Bian mendekat sambil menedipkan matanya jahil. "Gak yakin gue," sahut Kai. "Lo kira Kia apa, pake dijaga segala." Farhan yang sudah memulai kegiatan menyapunya ikut nimbrung. "Iya tuh Kai, lebay amat lo." Bian membenarkan sambil ikut mengambil sapu.

"Yah, yang mau jagain tadi siapa? Lo kan?" Kai tidak mau kalah. "Lo tuh yang gak mau pulang karena mau jagain," balas Bian. "Udah deh, kok malah debatin aku sih? Siapa juga yang mau di jaga?" Kia menatap mereka bergantian. "Eh nggak gitu kok Kia, aku tunggu di depan yah?" Kai langsung menyahut.

**

Selesai menyapu di kelas Kia langsung menyambar tasnya menuju parkiran, di mobilnya terlihat Kai sedang bersandar di depan mobil berwarna merah itu, Kia langsung menghampirinya. "Kamu kok belum pulang Kai?" Tanya Kia membuat yang ditanya langsung menoleh.

"Eh iya nih, kan nungguin kamu. Udah selesai?" Tanya Kai sambil menegakkan badannya. Kia mengangguk. "Ya udah, pulang yuk." Perempuan itu menyerahkan kunci mobilnya yang langsung di sambut oleh Kai. "Kamu gak bawa mobil emang?" Tanya Kai saat mereka sudah berada di dalam mobil.

"Tadi diantar sama supir," jawab Kai mengganti gigih mobil. "Mampir makan dulu yah?" Ajak Kai pada Kia yang larut dalam bacaannya. "Yah Ki?" Ulang Kai membuat cewek itu menoleh. "Makan? Iya boleh," jawab Kia datar lalu kembali lagi ke bacaannya.

Kai memilih restoran yang tidak terlalu ramai dan memilih tempat duduk di teras lantai dua. "Adem yah suasananya," komentar Kia sambil menikmati udara yang berembus. "Seadem kamu hehe," kekeh Kai membuat Kia melotot.

Selanjutnya tidak ada lagi percakapan di antara mereka, mereka sibuk dengan hp masing-masing. Selang beberapa menit pelayan datang membawakan pesanan mereka yang memang sudah dipesannya tadi sebelum memilih temlat duduk.

KAI-KIA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang