60

200 10 1
                                    

Kai sulit mengimbangi kecepatan Kia dalam membawa mobil, baru kali ini ia melihat cewek itu begitu gila mengendarai kendaraannya dan satu yang baru ia tahu, ternyata Kia ada bakat dalam menyelip-nyelipkan mobilnya di antara padatnya jalanan raya ibu kota. Kai masih fokus, ia terus saja berusaha mengejar laju mobil Kia hingga jalanan yang mobil itu tempuh terlihat begitu lenggang membuat cewek itu makin leluasa dalam mengencangkan laju mobilnya.

Hingga.... brukkkk!

Di tikungan tajam sebuah mobil truk melaju dengan kecepatan yang juga cukup kencang dengan arah yang berlawanan dengan mobil yang Kia kendarai dan Kai hanya bisa menginjak rem mobilnya mendadak  saat kejadian nahas di depan matanya terjadi dengan sekejap kilat.

Matanya nanar, mulutnya menganga tidak percaya dengan pemandangan di depan sana, mobil Kia terlempar beberapa meter sementara mobil truk itu sudah ambruk di tempat yang tidak cukup jauh dari tikungan yang ia hendak lalui. Kai masih mengap-mengapkan mulutnya, hingga detik berikutnya ia tersadar dan langsung mengacak rambutnya. "Kia!" Teriaknya sambil matanya berkedip membuat beberapa tetes bening terjatuh tanpa disadarinya.

Dengan tangan bergetar, Kai langsung turun dan menghampiri mobil Kia yang sudah terbalik, dilihatnya cewek itu dengan keadaan terbalik pula tidak sadarkan diri dan dipenuhi dengan darah segar yang mengalir di kepala dan entah di bagian mana lagi. Dengan setengah sadar Kai melangkah mundur dengan napas ter-engah-engah, dia tidak tahu harus berbuat apa. Jalan di sini sepi tak ada seseorang di sekitarnya, dengan tangan bergetarnya ia mencoba menghubungi Diya dan setelah terhubung ia langsung memberi tahu keadaan yang sebenarnya.

Sepuluh menit Kai menunggu, beberapa mobil polisi berdatangan dan juga mobil ambulans yang hendak membawa Kia dan supir truk tadi disusul dengan mobil orang tua Kia juga Eward serta orang tuanya.

"Kiaa!" Teriak Arin berlari ke arah mobil Kia disusul dengan suaminya dan Diya, namun beberapa petugas mencegatnya. Akhirnya mereka beralih pada Kai. "Bagaimana bisa terjadi?" Tanya Arin penuh penyesalan. "Kia ugal-ugalan bawa mobilnya tante," jawab Kai serak. "Ini semua salah saya! Salah saya pi!" Teriak Arin memukul-mukul dirinya. "Tante, tenangkan diri tante," bujuk Diya berusaha menenangkan, namun dirinya sendiri pun juga ikut terluka.

"Iya Rin, tenangkan dirimu. Berdoa untuk keselamatan Kiara," ucap Ajeng juga berusaha menenangkan. "Tapi ini semua salah tante Diy, tante yang ninggalin Kia dan tante yang datang buat jodohin dia dan akhirnya Kia mengalami kecelakaan ini! Ini salah tante! Kiaa maafin mami!" Arin belum bisa mengendalikan dirinya, suaminya langsung memeluk istrinya. Mata lelaki itu memerah, istrinya menyesal, dia pun sama. Dibalik kebisuannya, ia mengutuk dirinya telah menjadi ayah yang tidak bertanggung jawab pada anaknya.

"Kiara akan dibawa ke rumah sakit, sebaiknya kita juga segera ke sana," ujar Lewis membenahi mereka. "Kai, kamu sama Diya ikut temanin Kiara di ambulans, biar saya yang bawa mobil kamu," ujar Eward menepuk bahu Kai yang sangat terpukul. "Ayo Kai." Diya langsung menarik Kai menuju ambulans yang siap mengantar Kia menuju rumah sakit.

Sementara Arin dan suaminya ikut di mobil Lewis dan mobil mereka ia tinggal di sana, nanti biar ajudannya yang akan ia suruh untuk mengambilkannya.

Diya terisak melihat sepupunya bersimpah darah di depannya, sementara Kai menggenggam tangan Kia dengan erat. Denyut nadi cewek itu sangat lemah, berbagai peralatan tertempel di tubuh mungilnya itu.

Diya baru sadar, belum mengabari Dio. Ia langsung mengeluarkan ponselnya dan menelpon kakaknya itu. Tanpa mengucapkan salam, ia langsung ke intinya. "Kak, Kia_ Kia kecelakaan," ucapnya serak.

"..."

"Barusan, kita masih di perjalanan  menuju rumah sakit Abadi."

"..."

KAI-KIA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang