26

294 13 0
                                    

Kai duduk didepan Cecil yang entah sejak kapan ia datang. Saat sadar akan kehadiran Kai, Cecil langsung menoleh. "Kirain gak mau datang," ujarnya. "Kenapa? Kok minta ketemuan malam-malam gini?" Tanya Kai masih terlihat santai.

Mendengar pertanyaan Kai membuat Cecil tertawa hambar. "Haha pake bertanya lagi. Justru gue yang harus bertanya lo dari mana? Gue telpon berkali-kali gak lo jawab terus gue datang kerumah lo, lo gak ada. Dan mama lo bilang lo nganter temen cewek lo? Hati cewek mana yang gak sakit kalo denger pacarnya nganter cewek lain?" Cecil membuang muka.

"Lo? Lo nuduh gue? Denger yah Cil, gue gak maksud apa-apa. Gue cuman nganter itupun mama gue yang minta." Kai memperbaiki duduknya nampak emosi. "Plis jangan memperkeruh keadaan Cil. Gue juga antarnya gak satu mobil."

"Siapa yang memperkeruh? Justru lo emang yang udah terlihat jengah ama hubungan kita, lo sibuk dengan sekolah lo sampe-sampe lo gak nerima sinetron yang projeknya bareng gue."

"Lah? Kan gue udah minta persetujuan lo dan lo fine-fine aja. Kenapa sekarang malah ngungkit?"

"Gue bukannya ngungkit, tapi gue baru sadar. Ada sesuatu yang buat lo ngelakuin hal itu."

Kai lagi-lagi menghela napasnya. "Lo_ lo mau apa sih Cil? Iya kalo memang lo bilang gue salah, yah gue terima. Tapi pliss lo gak usah marah yah." Kai mengalah, ia sangat tidak suka marahan dengan seseorang.

"Inti dari gue ajak lo ketemuan, gue mau kita putus."

Kai tercengan mendengarnya. "Cil? Lo jangan gegabah gitu dong ambil keputusan." Kai berusaha menggapai tangan Cecil yang sudah berdiri.

Kai berdecak saat Cecil tidak kunjung menoleh lagi. "Ini akhir dari semuanya?" Kai tertawa miris lalu bangkit dan melangkah meninggalkan kafe bernuangsa modern itu.

***

Kia mengucek matanya saar mendengar teriakan Diya yang lagi menonton disebran ranjang Kia. "Kak Diya ngapain sih pagi-pagi pake teriak segala?" Omelnya.

"Biarin, kamu juga belum shalat udah jam enam nih," sahut Diya. "Aku gak shalat, lagi dapet." Kia memperbaiki posisi tidurnya. "Tapi kamu harus tahu, gosip pagi ini." Diya lompat disamping Kia dan menarik selimutnya. "Kak Diya ih, nyebelin banget sih. Orang ini juga hari minggu, aku mau tidur sepuasnya." Kia kembali menarik selimutnya hingga menutupi mukanya.

"Digosipkan Kai putus ama Cecil." Kia membuka matanya saat mendengar bisikan Diya namun tidak menurunkan selimutnya dimukanya. "Terus?" Tanya Kia berusaha sedatar mungkin. "Yah, aku tanya kamu aja sih. Belum tentu, so kata ratu gosip masih fifti-fifti, masih diliat dari instagram Cecil yang langsung ngapus semua foto Kai," jelas Diya.

"Terus? Apa hubungannya ama aku?" Kai mengintip dari balik selimutnya. "Gak ada sih." Diya nyengir lalu turun dari ranjang Kia. "Ckk kalo mau nonton di bawah aja kak, gak usah di kamar aku. Aku masih mau tidur nih." Tegur Kia.

Diya menyibakkan selimutnya. "Bangun! Nanti mami sama papi kamu datang." Mendengar ucapan Diya membuat Kia membuka matanya. "Mami? Papi?"

"Iya nanti mereka mau datang," jawab Diya geram. Kia bangkit dari tidurnya. "Kok mereka gak beritahu aku?" Tanyanya entah pada siapa. Diya mengedikkan bahunya lalu melangkah keluar setelah mematikan tv di kamar Kia.

**

Usai mandi Kia langsung menghampiri Diya yang sedang sarapan. "Kak Dio mana?" Tanyanya sambil duduk didepan Diya. "Udah berangkat," jawab Diya sambil mengolesi selai dirotinya. "Kak Diya siapa yang beritahu kalo mami ama papi aku mau datang?" Tanya Kia sambil mengambil roti.

"Mama aku," jawab Diya. "Ck." Kia berdecak. "Kenapa? Bukannya bahagia mami ama papinya datang," tegur Diya yang tidak dihiraukan Kia.

"Ki," panggil Diya yang dibalas gumaman oleh Kia. "Jam 10 nanti aku ada jadwal liburan ama Kai, mau nemenin gak?" Diya menaikkan keningnya. "Ckk malas," sahut Kia.

KAI-KIA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang