38

217 9 5
                                    

"Kaii! Kirain lo lupa sama gue!" Seru Tristan saat membuka pintu rumahnya dan mendapati Kai dibalik pintu. "Yakali gue lupa sama ello." Kai melangkah masuk ke rumah Tristan terlebih dahulu disusul oleh siempunya rumah menuju kamarnya.

"Hubungan lo gimana sama si Kia itu?" Tanya Tristan saat mereka sudah berada didalam kamar. "Yahh gitu deh, Kia susah ditebak orangnya," ujar Kai melempar tubuhnya di tempat tidur Tristan. "Btw Kia sepupuan sama Diya loh," tambahnya membuat Tristan membenarkan duduknya menghadap kearahnya. "Jadi bener, sepupu Diya yang ditemenin Dave waktu itu Kia yang di sekolahan kamu itu?"

"Iya, emang pacar Diya namanya Dave," ucap Kai. "Kok bisa kebetulan gitu yah?" Tristan tanpak berpikir. "Sifat Diya sama Kia sama gak?" Tanya Tristan. "Bedanya pake banget," sahut Kai. "Eh gue kemarin abis tanda tangan dua kontrak lagi loh," ucapan Kai membuat Tristan kaget. "Loh? Bukannya lo udah mau ngurangin kontrak lo? Bukannya lo mau fokus sama sekolah lo?"

"Yah mau coba lagi, lagian waktu syutinnya gak ganggu waktu belajar gue. Cuman nanti kontrak yang satunya keknya gue izin satu minggu deh buat syutin, soalnya diluar negri."

"Lah? Katanya gak ngeganggu, itumah sudah ngenganggu banget." Tristan melemparkannya bantal sofa.

"Gue udah tanyain terlebih dahulu kewali kelas gue, dia sih iya-iya aja," ujar Kai bangkit dari tidurnya. "Eh cabut yuk, jalan-jalan gitu," ajaknya. "Kemana?" Sahut Tristan malas. "Yah ngopi-ngopi gitu, lama deh gak ke kafe bareng lo." Dengan pasrah Tristan bangkit menyambar jaket kulitnya lalu mereka keluar dari kamar dan menuju kafe tempat biasa mereka nongkrong menggunakan mobil Kai.

"Lo bolos?" Tanya Tristan yang mengemudi mobil Kai. "Nggak. Gue izin, soalnya ada sedikit pembahasan tadi sama pak produser," jawab Kai yang hanya dibalas anggukan mengerti oleh Tristan.

"Itu kontrak lo sama si Diya lagi?" Kembali Tristan bertanya saat mereka sudah tiba di tempat tujuan. "Yoi, love story 2," sahut Kai setelah menyesap kopi panasnya. "Terus yang satunya lo sama siapa?" Tanya Tristan menaikkan keningnya. "Gak tau, belum dapat pemerang ceweknya yang cocok sih katanya," ujar Kai.

"Kirain sama Diya lagi."

"Iya sih, ada Diya juga kalau dianya nerima kontrak, soalnya belum ditemuin sama produser, tapi pemerang pendukung doang. Bukan pemerang utama," jelas Kai.

***

Kia yang baru ditinggal Diya dan Bian memilih ke taman belakang untuk menamatkan novelnya, namun baru beberapa menit ia duduk di kursi ayungnya bel rumahnya berbunyi. Ia langsung menaruh novelnya dimeja bundar dekatnya dan tanpa melepas kacamatanya ia berjalan keluar untuk membukakan pintu seseorang yang tadi memencet bel.

"Waalaikummussalam," sahutnya seraya membuka pintu saat orang diluar mengucapkan salam. Kia melihat dari bawah keatas, seorang bapak-bapak umur 45 tahunan sedang berdiri didepannya. "Benar ini rumahnya Diya?" Tanya orang itu memecah lamunan Kia.

Kia mengangguk. "Iya, saya sepupunya. Anda siapa?" Tanya Kia formal. "Saya produser film, ingin menawarkan kontrak kepada Diya," jawab orang itu. "Oh kak Diya-nya baru saja keluar," ujar Kia. "Baiklah, kalau begitu tolong kasi ke Diya amplop ini." Orang itu menyodorkan amplop putih panjang kepada Kia, dengan ragu Kia meraih amplop itu. "Iya pak," ucapnya lalu orang itu pamit untuk pulang.

Setelahnya Kia menutup pintunya lalu kembali ke taman belakang melanjutkan bacaannya.

**

"Assalamu alaikum."

Kia menoleh saat Diya memasuki kamarnya sambil membalas salamnya. "Kia, kamu udah baca novel love story 2 gak?" Tanya Diya mendekat. "Udah." Kia mengangguk.

KAI-KIA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang