54

175 10 1
                                    

Saat mendengar kabar bahwa Kia tidak masuk sekolah karena sakit, Kai tidak sabar menunggu bel pulang berbunyi dan setelah yang ditunggu-tunggu tiba Kai langsung membawa mobilnya ke rumah Kia dan di sinilah Kai membuka perlahan pintu kamar Kia, dilihatnya cewek yang mengganggu pikirannya selema ini sedang tertidur pulas dengan damainya.

"Kai, pintu kamar jangan ditutup!" Teriakan itu berasal dari bawah, suara Dio. "Iya kak," sahut Kai lalu ia melangkah perlahan mendekati Kia. Ia mengambil tempat untuk duduk di sisi ranjang Kia. Lama, ia memandangi wajah cewek itu. "Kia," panggilnya berat. "Aku gak tahu_ tenggorokannya seolah tercekik. "Gak tahu caranya mencintai kamu dengan benar, bisa kamu ajari?"

Kai tertawa hambar mendengar pertanyaannya, bagaimana bisa ia mendapat jawaban sedangkan yang ditanya sedang berada di alam bawah sadar. Kai masih setia memandangi wajah pucat Kia yang damai, perlahan ia kembali berucap, "Kia asal kamu tahu, aku bisa ngelakuin apa aja buat kamu. Termasuk ninggalin dunia aku buat hidup di dunia kamu."

"Segitu hebatnya yah kamu Ki, bisa buat aku kek gini." Kai kembali tertawa hambar lalu ia iseng menarik salah satu laci nakas di dekat ranjang Kia, ia menemukan kertas terlipat rapi di sana. Dengan rasa penasaran ia mengambil kertas itu dan membukanya.

Dear,
kenapa aku harus mencintai seorang yang hanya kukenal hanya sebatas nama dan mukanya saja... aghhh! Bukan! Bukan! Bukan cinta...! ini bukan cinta...! tahu apa aku tentang kata itu??? Aku tak tahu cinta itu apa... orang bilang cinta itu buta... ada juga yang bilang cinta itu tuli... bahkan ada sebagian yang mendefinisikan kalau cinta itu tuli dan buta bahkan bisu... aku tak tahu yang mana benar diantaranya... karna definisiku dari nove-novel yang menceritakan tentang cinta adalah cinta itu indah... sungguh! Aku benar-benar dibuat bingung dengan yang orang sebut cinta... ada yang bisa memperkenalkanku dengan cinta??? Karna cinta itu indah hanya definisiku dari novel... tapi kutak tahu arti dari cinta yang sebenarnya...

                                                   Kia

Kai tersenyum miring membacanya. "Apa yang dimaksud Kia dalam tulisannya ini aku?" Tanya Kai dengan geernya. "Ah siapapun Kia, orang yang kamu maksud hanya mengenal nama dan mukanya saja, yang penting di sini aku yang akan berusaha mengenalkan kamu apa itu cinta." Kai kembali tersenyum hangat lalu ia membalik kertas itu.

Bukan kejayaan atau pun kekayaan
bisakah semesta tidak bercanda denganku sekali saja???
Bisakah semesta memberiku kesempatan untuk bersama mereka dimasa mudaku ini???
Ah! Tidak! Kenapa ku bertanya padamu??? Kenapa kumenyalahkan semesta???
Bukan kau atau pun semesta yang berhak menjawab semua ini...
Tapi waktu...
Kuharap waktu bakal menjawabnya dengan kebahagiaan yang kuimpikan...
Kuharap waktu bisa meyakinkan mereka akan kebersamaan, bukan meyakinkan kejayaan atau pun kekayaan...

                                                  Kia

Kai menghela napas, lalu kembali melipat kertas itu dan menyimpan di tempat semula. "Maaf, lagi-lagi aku melanggar privasi kamu," ucapnya menatap Kia sekali lagi dengan dalam lalu ia beranjak keluar dari kamar Kia.

"Lama amat," sindir Dio saat Kai turun. "Selanjutnya gue bisa jenguk Kia lagi kan kak?" Tanya Kai tanpa memperdulikan sindiran Dio. "Tergantung Kianya," jawab Dio acuh. Kai menghela napas. "Gue pamit, makasih kak," ucapnya hendak melangkah saat Dio memanggilnya. "Harusnya gue yang bilang makasih, lo udah mencintai adik gue separah itu," kata Dio tertawa ringan sambil menepuk pelan bahu Kai.

Kai sendiri tersenyum mendengar itu. "Gue pamit kak," ucapnya.

***

Di lain tempat, Kia terduduk sambil terisak, sedari Kai masuk ia hanya pura-pura tidur dan semua yang dikatakan Kai ia dengar. "Kai, berhenti nyakitin diri kamu sendiri," lirihnya. Pintu kamarnya terbuka dan menampakkan Dio di sana, lelaki itu menatap Kia dengan bingun. "Kamu nangis?" Tanyanya mendekat.

KAI-KIA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang