37

244 10 3
                                    

"Kia, Kia, Kia, tunggu!"

Kia menghentikan langkahnya saat seseorang memanggilnya dengan cepat. Dilihatnya Shinta yang berlari-lari kecil kearahnya. "Ada apa Shin?" Tanya Kia saat Shinta sampai didekatnya. "Tadi gue dari ruang musik, kata anak-anak minggu depan harla-nya sekolah ya? Dan kita disuruh kak Dito buat nyiapin penampilan," jelas Shinta.

"Minggu depan?" Kia tanpak berpikir. "Oh iya, minggu depan emang udah tanggal 23."

"Terus kak Dito bilang konsepnya didiskusiin aja nanti, soalnya dia ada urusan dibasket," jelas Shinta lagi sambil berjalan bersisian. "Oke. Diskusiinnya kapan? Maksudnya jam istirahat atau sepulang sekolah?" Tanya Kia. "Kalo boleh sih jam istirahat soalnya sepulang sekolah gue ada urusan," jawab Shinta.

"Oke. Kamu kabarin yang lain aja," pinta Kia dibalas anggukan Shinta. "Gue mampir ke kelas gue." Shinta langsung berbelok kearah kelasnya.

"Pagi Kia," sapa Mila yang sudah duduk kembali ditempatnya - sebelah Kia. "Lama amat baru balik," ujar Kia tanpa menyahut sapaan Mila. "Abis kamunya sama Kai lengket bener," balas Mila yang berhasil membuat Kia memberinya toyoran pelan. "Apasih La?"

"Btw, itu hubungan kamu sama kak Dito?" Tanya Mila penasaran. "Baik," jawab Kia seadanya sambil mengeluarkan novelnya. "Maksudnya setelah kamu tolak gitu, dia gimana?" Kejar Mila. Kia tanpak berpikir lalu menceritakan semuanya. "Buset, kak Dito baik bangett deh," ucap Mila. "Seandainya aku belum ada Afi_"

"Siapa?" Tanya Kia cepat saat Mila menutup mulutnya. "Gak. Bukan siapa-siapa," jawab Mila salah tingkah. "Mila nyembunyiin sesuatu deh sama aku." Kia menyipit melihat Mila seperti mengintrogasi. "Ntar aku ceritain oke?" Kata Mila.

"Kok ntar sih? Sekarang napa?"

"Oke-oke." Melihat Kia merajuk, membuat Mila pasrah. "Jadi aku akhir-akhir ini dekat sama kak Afidar."

"Kak Afidar? Siapa? Kok aku gak tau?" Kia mengerut.

"Yang kelas 12 ips 1 itu," jawab Mila dibalas anggukan Kia. "Terus kamu pacaran?" Kia menaikkan keningnya kepo.

"Deket aja sih, gak sampe pacaran."

Kia menoleh dipintu bersamaan seseorang berdiri disana. "Hei Kia," sapa Bian sambil berjalan kearahnya, seperti biasa Kia membalas sapaan orang dengan senyuman. "Kia doang nih yang disapa?" Celetuk Mila disampingnya.

"Eh pagi Mi_" Bian menjeda kalimatnya. "Mila kan?"

Mila mengangguk. "Yup Mila," jawabnya.

**

"Kok Kai gak masuk yah?" Tanya Mila entah pada siapa saat mereka sedang makan di kantin. "Tau." Kia mengedikkan bahunya menyahut. "Itu Kai artis?" Tanya Bian yang ikut makan bersama mereka. Mila mengangguk menjawab.

"Deket sama Kia yah?" Tanyanya lagi, Mila melirik Kia sekilas yang acuh lalu kembali mengangguk. "Lumayang lah."

"Eh, aku tinggal yah? Ada urusan di ruang musik," kata Kia sambil menaruh hp-nya disaku switernya. "Makanan kamu?" Mila menunjuk makanan Kia yang masih setengah ia habiskan. "Kalo mau habisin, gak papa," sahut Kia sambil berdiri. "Aku duluan yah Bian," pamitnya lalu ngacir keluar Kantin dengan novel ditangannya meninggalkan Bian dengan Mila.

"Kamu deket sama Kia?" Tanya Mila setelah Kia sudah tidak terlihat lagi. "Hmm deket gitu deh pas kecil," jawabnya. "Sering bareng?" Lanjut Mila. "Gak juga sih, paling kalo liburan bersama orang tuanya sama orang tua aku. Kita ikutan deh," jelas Bian dibalas anggukan mengerti Mila.

"Kamu ada rasa sama Kia?" Tanya Mila tiba-tiba. Bian tanpak berpikir mencerna pertanyaan Mila sebelum ia tertawa sedikit keras. "Rasa apa sih?" Tanyanya dengan sisa tawa. "Yah rasa sayang ada lah, ingin lindungi dia selalu. Biar bagaimana pun, kami deket pas kecil," tutur Bian. "Maksud aku, kamu cinta sama Kia?" Cicit Mila kepo. Bian lagi-lagi berpikir sambil menggaruk dagunya yang tidak gatal. "Dibilang sampe kerasa itu sih nggak juga yah? Tapi_" Bian menjeda kalimatnya. "Kamu kok kepo banget?"

KAI-KIA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang