Please Stop and Back Off!
"HATI-HATI ya kak Sean! Dadah Kak Bella!"
Bella mengangguk pada Ellie yang sudah turun dari mobil dan membalas lambaian dari tangan kecil adiknya itu. Senyum tipis terbit pada wajah gadis itu karena melihat ekspresi ceria adiknya.
"Ayo Kak."
Sean yang berada di bangku supir mengangguk kecil lalu mengganti kopling mobil untuk kembali melajukan. Pagi ini, Bella dan Ellie diantar oleh Sean karena lelaki itu sedang tidak memiliki jadwal kuliah untuk hari ini.
Dengan mobil panther keluaran lama milik mereka ini Sean mengantarkan kedua adiknya.
"Dek, coba ambilin tas hitam di bangku belakang.."
Bella mengangguk, lalu bergerak ke bangku belakang untuk mencari tas yang dikatakan oleh Sean.
"Ini kak?", Sean melirik sekilas dan mengangguk.
"Di dalamnya ada uang, setengah gaji kakak dari kerja lepas di studio. Kamu pakai aja dulu untuk bayar uang sekolah kamu sama Ellie. Sisanya cukup kok untuk biaya kakak",
Bella mengalihkan pandangannya ke arah Sean dengan tatapan khawatir. Sean yang merasa dirinya dipandangi oleh adiknya itu, melirik sekilas ke arah adiknya itu.
"Kenapa dek?"
"Nanti kakak bayar uang kuliahnya gimana?"
"Lha kamu pikun, Dek? Kakak kan pake beasiswa. Tenang aja deh, lagian gaji kakak kerja lepas aja udah cukup besar kok. Kakak gak bakalan kena busung lapar."
Bella hanya diam, tidak tau harus menanggapi candaan Sean seperti apa. Akhirnya Bella pun mengangguk dan memasukkan uang itu ke dalam tasnya. Benar kata Sean, Bella dan Ellie harus membayar uang sekolah.
Kalau minta dari Ayahnya lagi, yang ada rahang Bella akan nyeri lagi.
Tidak ada lagi pembicaraan yang terjadi di dalam mobil. Sean sibuk memfokuskan diri karena mengendarai mobil dan Bella sibuk berdiam diri karena tidak tau ingin membahas apa lagi dengan kakaknya itu.
Tiba-tiba pergerakan mobil terasa berhenti, membuat Bella yang sibuk menerawang mengalihkan pandangannya ke kaca. Ternyata mereka telah sampai di sekolah Bella.
"Makasih ya, Kak. Aku pergi dulu", Sean mengangguk. Bella mengambil tangan Sean, lalu menyalamnya. Sean mengusap lembut rambut adiknya itu.
"Iya, semangat belajarnya ya.."
Bella mengangguk sambil tersenyum tipis, kemudian keluar dari mobil. Bella pun melangkah memasuki gerbang sekolah dan berjalan menuju kelasnya.
Saat Bella baru memasuki kelasnya, tiba-tiba bahu Bella dirampas keras, membuat Bella terhuyung dan tubuh yang menjadi berbalik arah. Bella menahan tubuhnya agar tidak terjatuh, lalu menatap geram ke arah sang pelaku yang membuatnya hampir terjatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbreakable
Roman pour Adolescents[ON REVISION] WARNING, TOO MUCH HARSH WORDS. Everyone deserve better. But not for her. Dia terlalu keras, dia tak tertebak. Dia sulit ditaklukan. Tak terhancurkan. Semenjak ditinggal pergi sang Ibu, hidup Bella berubah drastis. Tidak ada lagi kasih...