multimedia- backsound for this chapter, trust me is good.
bts - miss right.
next chap bakal di panjangin, janji.
-
A day with Ethan (1)
"Lo udah lama?"
Suara sapaan dan tepukan pelan dari Bella pada punggung Ethan, membuat empunya memberhentikan percakapan dengan laki-laki paruh baya di sampingnya, Andiman. Kedua lelaki itu pun membalikkan badan dan menatap Bella dari bawah hingga atas menilai.
Ethan menyerngitkan keningnya ketika melihat tampilan Bella, "Lo mau ke mana? Pasar?"
Bella balas mengerutkan kening bingung, "Lho, kenapa? Apa yang salah?"
Bella menundukkan kepalanya untuk memperhatikan pakaian yang ia kenakan. Rasanya dia biasa saja, tidak terlalu mencolok. Hanya sebuah kaus putih polos kedodoran dengan celana jeans biru langit. Itu tidak aneh kan?
Andiman terkekeh pelan ketika melihat Ethan yang sudah menghela napas. Putrinya itu benar-benar tidak tau apa-apa tentang kencan ternyata.
Ya, kencan. Ethan mengatakan kalau dia dan Bella akan kencan hari ini.
Dan Andiman cukup salut akan keberanian dan ketransparanan Ethan pada Ayah dari gadis yang akan di kencaninya. Membuat Andiman sedikit lega untuk memberikan kepercayaan lebih pada lelaki muda itu.
Ethan mendecakkan lidahnya, membuat atensi Bella beralih pada lelaki yang sudah mengerutkan wajahnya sebal itu.
"Udah, udah. Gitu aja gapapa, toh tetap sama doang. Ayo pergi, kami pergi dulu ya Om!"
Andiman menganggukan kepalanya cepat sambil tersenyum lebar merespon ucapan izin Ethan. Ethan menyalam tangan lelaki itu, kemudian berjalan ke arah luar teras rumah ini. Perhatian Andiman pun beralih pada putrinya yang sedang memasang sendal jepit hitamnya itu.
Setelah selesai, Bella mendekat dan menyalam tangan Ayahnya, "Pergi dulu ya, Pa.."
Andiman mengangguk kecil sambil tersenyum seraya menepuk pelan kepala putrinya itu, "Iya, Bel. Hati-hati ya.."
Bella tersenyum kecil, "Iya, Pa."
Bella akhirnya beranjak menjauh dari Ayahnya. Namun baru dua langkah berjalan, sebuah tarikan di lengannya membuat tubuh Bella refleks berbalik. Menatap Ayahnya yang sudah memandanginya.
Bella mengerutkan keningnya pelan, "Kenapa Pa?"
Andiman terdiam beberapa detik sambil tetap memandangi wajah cantik putrinya ini. Putrinya sudah besar tanpa dia sadari sekarang. Dan Andiman akui, putrinya itu sangat cantik. Benar-benar cantik dan mirip dengan mantan istrinya itu.
Ah, putrinya sudah dewasa.
Andiman menghela napasnya pelan lalu menerbitkan senyum tipis di wajahnya. Matanya pun menatap teduh putrinya itu, "Eng-- Papa cuma mau bilang.."
Bella semakin menatap serius pada Ayahnya yang menggantungkan kalimatnya itu, "Apaan Pa?"
Tatapan teduh Andiman pun tiba-tiba berubah menjadi tatapan genit. Sebuah senyuman jahil terukir di wajah lelaki itu, matanya pun mengerling menggoda pada putrinya, "Kalau sampe di tembak Ethan, jangan ada ciuman ya!"
Ekspresi Bella sontak berubah 100% karena ucapan Ayahnya itu. Rasa panas dengan cepat memenuhi wajahnya. Astaga telinga Bella bahkan terasa akan berasap karena ucapan Ayahnya itu.
Bella memalingkan wajahnya cepat sambil mendumel kesal, "Ishh Papa, apaan sih ah!"
Kemudian gadis itu membalikkan tubuhnya dan berjalan cepat beranjak dari Ayahnya itu. Membiarkan Andiman yang sudah tertawa lepas karena respon putrinya yang benar-benar lucu itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unbreakable
Teen Fiction[ON REVISION] WARNING, TOO MUCH HARSH WORDS. Everyone deserve better. But not for her. Dia terlalu keras, dia tak tertebak. Dia sulit ditaklukan. Tak terhancurkan. Semenjak ditinggal pergi sang Ibu, hidup Bella berubah drastis. Tidak ada lagi kasih...