"JANGAN ngebut, bego! Kita bisa tabrakan!"
Bella mencubit keras pinggang Ethan yang sedang sibuk mengendarai motor itu. Ethan pun mengerang kesakitan karena cubitan maut dari gadis yang diboncengnta itu.
"Udah mendung, nanti kita bisa kehujanan, Bel!"
Bella akhirnya hanya bisa mendecakan lidahnya, tidak ingin memperpanjang perdebatan mereka yang dapat mengurangi konsentrasi Ethan dalam berkendara. Bella pun kembali diam, kemudian memejamkan matanya. Menikmati desiran angin yang menampar lembut pipinya.
Tadi siang setelah Ethan berhasil membuat Bella kelimpungan sendiri, lelaki itu malah dengan santainya tanpa merasa canggung meminta Bella menemani dirinya membeli konsol game baru untuk game fifa miliknya.
Dan akhirnya Bella menyetujui permintaan lelaki itu karena gadis itu belum sadar sepenuhnya dari debaran jantungnya karena ucapan Ethan tadi siang.
Tak lama kemudian, Ethan pun meminggirkan motornya dari jalan raya dan memasuki area parkiran sebuah toko elektronik. Setelah memberhentikan motornya, Ethan pun melepaskan helmnya dan sedikit merapikan anak rambutnya yang naik. Begitu juga dengan Bella yang sigap turun dari boncengan motor dan memperbaiki seragamnya yang sedikit kusut.
Ethan pun turun dari motornya dan memandang Bella, "Lo gak ikut masuk? Gue gak lama sih memang."
Bella diam sejenak, menimbang-nimbang sebentar lalu membuka suara, "Lo aja deh kalo cuma sebentar. Gue tunggu aja disini."
Ethan pun mengangguk, kemudian melangkah dengan cepat ke dalam toko elektronik itu. Bella yang sendirian pun memperhatikan sekitar untuk mencari tempat duduk. Dan akhirnya pandangan Bella pun menangkap sebuah bangku panjang di depan toko elektronik itu. Bella pun berjalan ke bangku itu dan mendudukkan dirinya disana.
Bella pun mengambil napasnya pelan. Sebentar lagi liburan akan tiba. Dan pastinya, Bella tidak memiliki rencana apapun untuk menghabiskan liburannya seperti biasa. Paling, dia dan Ellie hanya memasak makanan yang enak di rumah.
Mencoba resep kue untuk kudapan tahun baru. Dan juga menonton film bersama dari laptop di kamar Bella. Ya, paling seperti itu. Sama seperti tahun-tahun yang lalu. Mau bagaimana lagi?
Bella tidak memiliki cukup uang untuk mengajak Ellie berlibur, terlebih lagi saat itu Ayah mereka masih kasar. Alhasil mereka hanya bisa tinggal di rumah dan menghabiskan libur tanpa kegiatan yang wah.
Bella pun membuang napasnya pendek sambil menggendikkan bahunya singkat. Ya mungkin tahun ini sama seperti tahun yang kemarin-kemarin. Bella dan keluarganya hanya menghabiskan liburan di rumah saja.
Lagipula Ayah mereka sudah tidak kasar seperti dulu. Mungkin Bella dan Ellie bisa merencanakan kegiatan menarik yang bisa mereka habiskan dirumah bersama Andiman nanti. Itu saja sudah cukup bagi Bella. Bella tidak memerlukan liburan yang luar biasa, kok.
Oh ya, Bella juga suka membaca sewaktu liburan. Biasanya Bella membeli beberapa novel untuk dibaca di rumah saat libur. Stok bacaan Bella sudah kosong saat ini, dan Bella baru saja teringat akan hal itu. Ah, mungkin Bella akan meminta tolong kepada Ethan setelah ini untuk pergi ke toko buku. Bella butuh novel untuk mengurangi rasa bosannya saat liburan nanti.
Di saat Bella sedang bersiul santai sambil memperhatikan orang yang berlalu lalang, sebuah langkah kaki dan pergerakan bangku membuat perhatian Bella teralihkan. Tampak di samping Bella telah duduk Ethan yang sedang memperhatikan box berisi konsol game yang telah di belinya.
Mata Bella pun ikut memperhatikan box di tangan Ethan itu, "Lo cuma mau beli itu aja kan?"
Ethan menoleh ke arah Bella, "Iya. Lo gak mau beli apa dari sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbreakable
Teen Fiction[ON REVISION] WARNING, TOO MUCH HARSH WORDS. Everyone deserve better. But not for her. Dia terlalu keras, dia tak tertebak. Dia sulit ditaklukan. Tak terhancurkan. Semenjak ditinggal pergi sang Ibu, hidup Bella berubah drastis. Tidak ada lagi kasih...