Oni's note :
guys im so sorry for this late update, sumpah maaf ye. Sebenarnya ini part udah rampung dari minggu lalu, cuma saya gak punya banyak kesempatan untuk sempurnain part ini. Ini aja saya sampe gak pulang dari sekolah, nongkrong terus sampe les sore hehehe.
2k+ words ya gengs, panjang. Ati-ati aja bosan. Bonus akibat lama update jadi saya panjangin hehe.
Thanks!
============
BELLA menghela napasnya pelan sambil menatap sebuah bangunan yang sudah dua minggu lebih tidak dilihatnya ini. Rumah. Ya, rumah Bella. Rumah tempat dia tinggal bersama keluarganya dulu, bukan kos Sean. Saat ini, Bella berada di halaman depan rumahnya, menatap bangunan itu dengan tatapan tak terbaca.
Bella menggerakkan tongkat untuk melangkahkan kakinya yang sudah mulai baikan untuk berjalan ke arah teras rumah. Hati Bella masih meragu, namun setelah meyakinkan diri kalau semuanya akan baik-baik saja, Bella pun memberanikan dirinya untuk kembali ke rumah.
Semalam saat Bella berada dibus menuju kos Sean saat baru pulang sekolah, sebuah pesan singkat dikirim Andiman kepada Bella. Bella pun terkejut melihat pesan singkat itu, ada apa dengan Ayahnya itu?
Papa
Kak Bella dimana? Pulang kak. Papa rindu
Hanya itu isi pesan singkat yang dikirimkan Andiman kepada Bella, namun mampu membuat perasaan Bella tidak karuan.
Sepanjang perjalanan di bus, Bella berpikir keras, apa yang membuat Ayahnya mengatakan hal seperti itu? Ayahnya juga memakai panggilan 'kakak', panggilan yang sudah sangat lama tidak didengarnya dari Andiman. Akhirnya, Bella tidak bisa tidur sepanjang malam karena memikirkan Ayahnya.
Bella menarik napasnya berat, menguatkan diri untuk berani berhadapan dengan Ayahnya nanti. Bella pun mengulurkan tangannya dengan ragu-ragu ke arah pintu, ingin mengetok pintu. Namun disaat tangan Bella hampir saja menyentuh permukaan pintu, pintu itu tiba-tiba terbuka lebar dengan cepat, dan menampakkan sosok yang memenuhi pikiran Bella dari semalam, Andiman.
Andiman yang membuka pintu, tadinya tidak menyadari kehadiran Bella, kini menegang di tegaknya karena melihat siapa yang berada dihadapannya. Bella yang melihat Ayahnya juga begitu, tersenyum tipis dengan canggung, tidak tau apa yang harus dilakukannya.
Namun disaat Bella sedang berpikir apa yang harus dikatakannya kepada Andiman, tiba-tiba tubuh Bella dilingkupi oleh kehangatan yang sangat dirindukannya dari dulu, membuat tubuh gadis itu membeku di tempat, tidak bisa melakukan pergerakan apapun. Terdengar isakan kecil dari sosok yang memeluk tubuhnya itu, memohon kepada Bella.
"Kak, maafin Papa, Kak...."
Bella semakin membeku mendengar isakan penuh penyesalan dari Andiman yang sedang memeluknya dengan erat itu. Lidah Bella terasa keluh, tak mampu mengeluarkan kata-kata yang berputar dengan kacau dipikirannya. Yang mampu Bella lakukan hanya diam, bahkan otot tangannya terasa lumpuh untuk membalas pelukan Ayahnya itu.
"Papa nyesal, Kak.. Papa tau, Papa itu orangtua paling gagal yang ada di dunia ini, Papa nyesal udah mukulin kamu, Papa nyesal udah ngebentak kamu, Papa nyesal untuk gak merawat kamu seperti semestinya. Papa gagal Kak, Papa orangtua yang jahat..."
Airmata sudah menggumpal penuh di kelopak mata Bella. Bella menggigit bibirnya kuat, menahan getaran yang ada. Dadanya terasa sesak, penuh rasa sedih dan bahagia yang bercampur. Sekujur tubuhnya semakin terasa membeku, otaknya tidak mampu membalas ucapan Ayahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/127332630-288-k419528.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbreakable
Teen Fiction[ON REVISION] WARNING, TOO MUCH HARSH WORDS. Everyone deserve better. But not for her. Dia terlalu keras, dia tak tertebak. Dia sulit ditaklukan. Tak terhancurkan. Semenjak ditinggal pergi sang Ibu, hidup Bella berubah drastis. Tidak ada lagi kasih...