Duapuluh Enam

1.1K 94 1
                                        

Bella menghela napasnya pelan, banyak pemikiran yang memenuhi otaknya saat ini. Terutama pencampuran antara rasa gelisah dan takut bercampur sedikit perasaan lega, dominan mengisi rongga dadanya.

Bella pun menatap kakinya yang sedang berselojor sambil digerak-gerakkannya itu, kemudian menghela napas pelan sekali lagi.

Tiba-tiba, sebuah sentuhan pelan terasa di bahu gadis itu, membuat Bella langsung mengalihkan pandangannya ke pemilik tangan yang menyentuhnya itu. Dan langsung saja pandangan Bella menangkap ekspresi Ethan yang sedang memandangi gadis itu dengan tatapan bertanya. Dan karenanya, Bella pun menghela napasnya pelan, lagi.

Ethan pun mengerutkan keningnya, "lo kenapa, Bel? Kok lemas amat?"

Bella memalingkan wajahnya dan menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong, tidak berniat menjawab pertanyaan lelaki yang duduk disampingnya itu. Melihat itu, Ethan mendecakkan lidahnya pelan dan mencolek lengan milik Bella.

"Hei, hei. Lo kenapa? Stres karena ujian matematik tadi? Santai aja kali, toh itu ujian terakhir untuk nutup semester ini!"

Bella memutarkan bolanya malas mendengar ocehan-ocehan berisik Ethan yang duduk disampingnya. Bella pun hanya diam, lidahnya malas untuk menjawab ucapan-ucapan Ethan yang menurutnya tak terlalu penting itu. Gadis itu hanya diam dan mendengar sekilas saja.

Sadar dirinya dikacangi sedari tadi, Ethan pun menggeram pelan. Gemas melihat ketidak pedulian gadis yang duduk disampingnya itu. Dengan gemas, Ethan pun mencubit keras pipi Bella, membuat gadis itu langsung terperanjat dan sedikit menjerit.

"A—aah! A-aah, lo ngapain bego?!!"

Ethan mendecakkan lidahnya, semakin menarik pipi Bella dengan gemas, "ck! Lo daritadi ngacangin gue kan? Daritadi gue ngomong, lo diam aja. Sakit hati gue, rasain nih!"

Ethan semakin mencubit kedua pipi Bella, membuat Bella semakin menjerit karena merasa pipinya akan robek. Bella pun dengan refleks memukuli kedua tangan Ethan dengan keras, membuat Ethan langsung berhenti dalam aktivitasnya dan beralih mengusap-usap tangannya yang berdenyut.

"A—adaw! Sakit banget, tenaga kuli lo jangan dikeluarin, Bel!"

Bella yang sudah terlepas dari jeratan Ethan, mengusap-usap pipinya yang masih terasa nyeri sambil meringis. Kemudian, Bella menatap tajam ke arah Ethan yang juga sibuk mengusap lengannya. Kesal, Bella melayangkan kepalan tangannya ke kepala Ethan.

Pletak!

"Aduh!"

Belum lagi rasa sakit di lengannya menghilang, denyutan keras kini sudah terasa di kepala Ethan. Ethan pun langsung mengusap-usap kepalanya yang baru saja di jitak Bella, kemudian menatap gadis itu dengan tak percaya.

"Heh kuli! Bisa benjol gue!"

Bella kembali memutar pandangannya karena ucapan Ethan yang sedang kesakitan. Bella pun mendengus keras sambil melirik sekilas ke arah Ethan lagi, kemudian bangkit dari duduknya. Membuat Ethan yang melihat pergerakan gadis itu, ikutan berdiri dengan refleks.

"Eh, lo mau kemana, Bel?"

Bella melirik malas ke arah Ethan, "pulanglah".

Ethan menggeleng pelan dengan tegas, tidak memperbolehkan Bella pulang. Ethan pun melingkarkan telapak tangannya di pergelangan gadis itu, membuat Bella sedikit terkejut karena sentuhan Ethan yang mendadak itu.

"Lo mau ngapain?! Megang-megang lagi, lepasin!"

Ethan menggeleng lagi dan semakin mengeratkan pegangannya, "no. Lo harus nemanin gue nyari kado".

UnbreakableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang