Duapuluh Lima [Ethan's POV]

1K 102 2
                                    


Entah kenapa hati gue bisa terjebak disini.

Ya, disini.

Disaat bumi memiliki 7 benua, diisi 192 negara dan 7 miliar lebih manusia, hati gue malah tertambat sama cewek langka yang lagi duduk dengan santainya didepan gue sambil ngunyah ayam cepat saji dan makan nasinya pake tangan tanpa jaga image di depan gue. 

Dan sialnya, daritadi dia cuma ngelirik gue sekilas dengan cuek, itu juga cuma satu kali.

Disaat banyak cewek yang udah gue tolak diam-diam tanpa sepengetahuan dia selama ini, dianya malah santai aja dan gak peduli sama gue seenak jidat. Disaat adek-adek kelas cewek gue yang berebutan ngajak gue jalan, dia malah ogah-ogahan nanggapin gue. Disaat cewek lain berusaha makan dengan anggun di depan gue, dia anggap gue gak ada.

Dan disaat diluar sana jumlah cewek cantik membludak, gue malah bisa-bisanya jatuh hati sama cewek yang benar-benar batu kayak Bella ini. 

Okay, lo semua bisa bilang kalau gue itu kacangan banget. Memang terkesan jijik, tapi gue udah bisa pastiin kalau gue udah cinta sama cewek yang tipenya langka ini.

Memang awalnya, gue hanya sekedar penasaran ngelihat Bella. Cuma sekedar penasaran ngelihat dia yang benar-benar gak peduli dengan kehadiran gue dihari pertama gue pindah. Disaat cewek-cewek sekelas gue sibuk memperkenalkan diri dan nyalamin gue, dia malah cuekin gue dan nolak gue yang ngajak dia ngobrol.

Jadinya, gue penasaran. Gue penasaran liat dia yang selalu diam. Gue penasaran kenapa dia gak pernah peduli dengan sekitarnya. Gue penasaran dengan ekspresi dinginnya. Gue penasaran kenapa dia selalu bertengkar dengan cewek garang itu, lupa gue namanya. Gue jadi penasaran, penasaran, penasaran. Alhasil, gue selalu mau tau dan cari tau apapun tentang dia yang bisa gue dapat.

Dan setelahnya...

Gue jadi tau kenapa dia kayak gini. Tentang keluarganya yang berantakan. Tentang dia yang selalu jadi sasaran putus ada Bokapnya. Tentang dia yang sekuat tenaga berusaha jadi tameng untuk adiknya. Tentang Nyokapnya yang lebih milih cerai dari Bokapnya demi cinta masa lalunya. 

Gue jadi tau. Gue jadi paham tentang perasaannya. 

Dan jadinya, ada perasaan lain yang timbul di hati gue.

Perasaan ingin menjaga. Perasaan ingin melindungi. Dan perasaan untuk bersama. Di hati gue sekarang ini, tumbuh tekad yang selama ini gak pernah gue pikirkan untuk siapapun, kecuali Mama gue. Ini aneh, awalnya.

Tapi, gue benar-benar suka liat senyumannya. Gue benar-benar senang dengar suaranya kalau ketawa. Gue benar-benar bisa gila ngelihat matanya yang menyipit kalau lagi ketawa. Jantung gue gak sehat, gak bisa normal kalau dekat dia. 

Untuk mandang matanya aja, jantung gue olahraga dua kali lipat daripada lari sprint. Gue juga gak bisa marah walaupun dengar suaranya yang ngomelin gue dengan kejam. Yang ada, gue malah kelimpungan sendiri ngatur jantung gue waktu liat ekspesi manis ida kalau marah. 

Semakin lama gue mendekati dia, gue jadi semakin paham tentang dia. Gue jadi bisa ngebaca apa yang ada di otak kecilnya itu, terkadang.

Dia itu keras di luar, rapuh di dalam.

Gue salut , salut benar dengan semua pertahanan dia selama ini. Dia gak pernah nyerah dengan keadaannya. Disaat dia udah babak belur dipukuli sama Bokapnya sendiri, dia tetap bisa bertahan. Disaat keadaan keluarganya yang udah benar-benar hancur kayak gini, dia masih berjuang sendiri untuk jadi tameng adiknya. Disaat dia sebenarnya benar-benar hancur ketika tau Nyokapnya udah hamil dari suami barunya, dia berusaha kuat untuk berakting baik-baik aja.

UnbreakableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang